Wall Street Ditutup Melemah, Saham Sektor Keuangan Tertekan

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah pada penutupan perdagangan Kamis (16/10) waktu setempat, terseret oleh penurunan tajam di sektor keuangan.

Mengutip Reuters pada Jumat (17/10), tiga indeks utama Wall Street sama-sama berbalik arah dari penguatan pada awal sesi dan berakhir di zona merah. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 301,07 poin atau 0,65 persen ke level 45.952,24. Indeks S&P 500 merosot 41,98 poin atau 0,63 persen menjadi 6.629,08, sementara Nasdaq Composite melemah 107,54 poin atau 0,47 persen ke 22.562,54.

Tekanan utama datang dari saham-saham perbankan. Kinerja mengecewakan dari Travelers (TRV.N) serta pengumuman Zions Bancorp (ZION.O) yang mencatatkan kerugian USD 50 juta pada kuartal ketiga membuat indeks keuangan (.SPXBK) anjlok 2,75 persen.

“Jika tidak ada data, bank akan menyediakan pengganti data tersebut. Dolar cukup lemah hari ini, dan kripto juga ikut terpuruk,” ujar CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana, Chuck Carlson.

Sementara itu, tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja AS dinilai semakin memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve. Gubernur The Fed Christopher Waller bilang, berdasarkan semua data yang dimiliki, The Fed harus menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin lagi.

Dari sisi eksternal, investor masih memantau ketegangan dagang AS-Tiongkok. Washington mengecam kebijakan Beijing yang memperluas kontrol ekspor atas logam tanah jarang (rare earths), sementara Tiongkok menuding AS telah menciptakan kepanikan global soal rantai pasok.

Ketegangan tersebut mendorong investor beralih ke aset lindung nilai. Harga emas spot melonjak 2,4 persen ke level USD 4.308,51 per troy ounce, sementara emas berjangka AS naik 2,95 persen menjadi USD 4.300 per troy ounce atau menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Menurut Chief Investment Strategist di CFRA Research, Sam Stovall, pembelian emas oleh bank sentral dunia semakin meningkat di tengah ketidakpastian global.

“Karena ketegangan perdagangan, banyak bank sentral, bank sentral global membeli emas dan hal itu dibantu oleh suku bunga yang lebih rendah serta melemahnya dolar AS,” jelasnya.

Dari pasar uang, dolar AS melemah terhadap euro dan yen. Indeks dolar turun 0,33 persen ke posisi 98,35, sementara euro menguat 0,36 persen ke USD 1,1688.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga ikut menurun, mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap risiko ekonomi. Yield obligasi tenor 10 tahun turun 6,9 basis poin ke 3,976 persen, sedangkan yield obligasi 2 tahun yang sensitif terhadap kebijakan suku bunga turun 8,4 basis poin menjadi 3,422 persen, level terendah dalam lebih dari tiga tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *