Wall Street Melemah, Reli Rekor Terhenti Jelang Musim Laporan Keuangan

Scoot.co.id  NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, akhirnya mengakhiri rentetan reli panjangnya yang telah mengantarkan indeks ke level rekor tertinggi. Pada Kamis (9/10/2025) waktu setempat, Wall Street ditutup melemah karena investor memilih menahan diri dalam antisipasi dimulainya musim laporan keuangan kuartal III. Koreksi tipis ini menandakan fase kehati-hatian yang mulai menyelimuti pasar modal AS.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq, yang sebelumnya mencetak rekor sehari sebelumnya, kini sedikit terkoreksi. S&P 500 turun 0,28% ke 6.735,11, sedangkan Nasdaq melemah 0,08% ke 23.024,63. Sementara itu, Dow Jones mencatat penurunan yang lebih signifikan, terkoreksi 243,36 poin atau 0,52% hingga bertengger di level 46.358,42. Ini menjadi sinyal kuat bahwa euforia pasar mulai mereda.

Matthew Keator, Managing Partner di Keator Group, menggarisbawahi bahwa langkah investor yang lebih berhati-hati ini adalah hal yang wajar dan bisa dimaklumi. “Ada sikap menunggu dan melihat, apakah pertumbuhan laba bisa sekuat dua kuartal sebelumnya,” jelasnya. Ia menambahkan, minimnya data ekonomi dari Washington ditambah dengan arah kebijakan The Fed yang masih belum jelas, telah mendorong pasar untuk mengambil jeda dan mengevaluasi kembali posisinya.

Wall Street Melemah, Saham Teknologi Tertekan Jelang Simposium The Fed

Reli besar yang mendorong Wall Street selama tiga tahun terakhir sebagian besar ditopang oleh kinerja gemilang saham teknologi dan perkembangan pesat di sektor kecerdasan buatan (AI). Sejak mencapai titik terendahnya pada Oktober 2022, S&P 500 memang telah melesat hampir 90%, sebuah pencapaian yang luar biasa. Namun, di tengah lonjakan ini, kekhawatiran mengenai potensi “gelembung harga” di pasar saham mulai membayangi, memicu pertanyaan tentang keberlanjutan valuasi saat ini.

Kondisi politik di AS juga turut menambah lapisan ketidakpastian. Pemerintah AS telah memasuki hari kesembilan penutupan (shutdown), yang berdampak pada pasar karena kehilangan akses terhadap data ekonomi penting yang biasanya menjadi panduan bagi investor. Kondisi ini memperkeruh pandangan terhadap prospek ekonomi jangka pendek.

Kini, seluruh perhatian investor tertuju pada komentar para pejabat The Fed terkait prospek pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun. Ini adalah faktor krusial yang dapat membentuk arah pasar. John Williams, Presiden The Fed New York, dalam wawancara dengan New York Times, telah mengisyaratkan dukungan terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut, terutama mengingat pelemahan yang terjadi di pasar tenaga kerja.

Alat pemantau CME FedWatch semakin memperkuat ekspektasi ini, menunjukkan probabilitas sebesar 94,6% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan yang dijadwalkan pada 28–29 Oktober mendatang. Angka ini mencerminkan keyakinan pasar yang tinggi akan adanya pelonggaran kebijakan moneter.

Wall Street Melemah, Investor Hati-Hati Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Dari sisi sektoral, performa 11 sektor utama S&P 500 bergerak beragam, mencerminkan sentimen pasar yang campur aduk. Sektor material mencatat pelemahan terbesar, mengindikasikan kekhawatiran terhadap permintaan global. Sebaliknya, sektor consumer staples menjadi satu-satunya penguat, menunjukkan bahwa investor mencari perlindungan di aset-aset yang lebih defensif. Saham di sektor perumahan dan konstruksi juga tertekan lebih dari 2%, dipicu oleh kekhawatiran terhadap margin keuntungan dan prospek permintaan di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Meskipun mayoritas saham melemah, beberapa emiten berhasil mencuri perhatian dengan kinerja yang positif. Delta Air Lines melonjak 4,3% setelah membukukan laba kuartal III di atas ekspektasi dan memberikan proyeksi optimistis untuk periode mendatang. Kenaikan ini turut mendorong indeks maskapai S&P 1500 naik 1,9%. Costco Wholesale juga terangkat 3,1% usai merilis data penjualan September yang solid. Tak ketinggalan, Albemarle menguat 5,3% setelah target harga sahamnya dinaikkan oleh TD Cowen di tengah kabar bahwa China memperketat ekspor mineral tanah jarang, yang berpotensi menguntungkan produsen lain.

Wall Street Terkoreksi, Reli Saham Pasca Gencatan Perang Dagang AS-China Memudar

Sepekan ke depan, fokus utama pasar akan beralih sepenuhnya ke musim laporan laba kuartal III yang akan dimulai secara resmi. Perhatian khusus akan tertuju pada laporan keuangan dari bank-bank besar seperti JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Citigroup, dan Wells Fargo, yang secara tradisional menjadi indikator awal kesehatan korporasi. Berdasarkan proyeksi LSEG, pertumbuhan laba S&P 500 untuk periode Juli–September diperkirakan sebesar 8,8% secara tahunan. Angka ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal II yang mencapai 13,8%, menunjukkan adanya sedikit perlambatan dalam laju pertumbuhan korporasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *