Scoot.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan Jumat (26/9/2025). Pada pukul 09.13 WIB, indeks tercatat naik 0,16% atau setara 13 poin ke level 8.053,66.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tannar memperkirakan secara teknikal koreksi IHSG masih terus berlanjut. Pada Jumat (26/9/2025), pergerakannya akan berada dalam rentang 7.983 – 8.165.
Pada 25 September 2025, IHSG ditutup di 8,040.66, turun dari tertinggi 8,146.09 dan terendah 8,056.37. Indeks masih bergerak dalam kanal naik dengan critical level 7,983 sebagai penentu arah. Tekanan jual di area resisten membuat indeks rawan koreksi jangka pendek meski tren menengah masih positif. Indikator teknikal menunjukkan MACD tetap positif namun momentum melemah. MFI 64.56 mulai turun, RSI 32.72 menuju netral, W%R -84.71 oversold memberi peluang rebound, sementara CMO -34.56 menandakan tekanan jual masih dominan.
Dari parameter tambahan, tren cukup reliabel dengan periode 122 dan r-squared 0.880, ditopang slope 14.61 yang menunjukkan tren naik menengah masih dominan. Aktivitas pasar kuat, dengan volume 459,400,000 di atas rata-rata 245,595,490. Level penting ada di Resistance 1: 8,123 (+1.03%), Resistance 2: 8,165 (+1.55%), Support 1: 8,032 (-0.11%), dan Support 2: 7,983 (-0.72%). Selama bertahan di atas 7,983, tren menengah tetap terjaga meski potensi koreksi sehat masih terbuka.
Intip Saham yang Banyak Diburu Asing Saat IHSG Merosot Tajam Kemarin, Kamis (25/9)
Selain memberikan rekomendasi teknikal IHSG, Tasrul juga memberikan rekomendasi teknikal untuk beberapa saham. Berikut rinciannya :
1. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)
Pada 25 September 2025, saham SRTG.JK ditutup di 1,765, melemah dari level tertinggi 1,895 dan terendah 1,765. Tekanan jual signifikan membuat harga turun ke bawah trendline menengah dengan cut loss level di 1,730 sebagai batas penting pengendalian risiko. Indikator teknikal memperlihatkan pelemahan. MACD negatif, MFI 7.19 dan RSI 6.54 di area oversold, memberi peluang rebound teknikal. W%R -99.11 dan CMO -86.92 juga menandakan tekanan jual ekstrem. Dari asing, avg foreign buy 1,229,245 masih kalah dibanding avg foreign sell -1,387,038, menunjukkan distribusi asing dominan.
Parameter tambahan mendukung gambaran tren menengah. Periode 117, r-squared 0.703, correlation 0.880, dan beta 1.484 menunjukkan tren moderat dengan volatilitas tinggi. Z-Score 1.04 dan slope 4.19 mengindikasikan tren naik masih ada. Aktivitas cukup tinggi dengan volume 19,145,200 > avg volume 11,099,998. Level teknikal penting ada di Resistance 1: 1,850 (+4.82%), Resistance 2: 1,890 (+7.08%), Support 1: 1,770 (+0.28%), dan Support 2: 1,730 (-1.98%). Selama harga bertahan di atas 1,730, peluang rebound tetap terbuka meski tren jangka pendek melemah.
Pada awal perdagangan Jumat (26/9/2025), saham SRTG dibuka di level Rp 1770 per saham
Support : Rp 1.730 – Rp 1.770
Resistance : Rp 1.850 – Rp 1.890
Rekomendasi : Buy on weakness
SRTG Chart by TradingView
2. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR)
SMDR ditutup di 320 pada 25 September 2025, masih di bawah resistance 1 di 326 dan resistance 2 di 330, dengan support di 314 serta cut loss level kritis di 308. Volume harian hanya 11,457,600, jauh di bawah rata-rata 27,743,432, menunjukkan lemahnya minat beli. Dari sisi transaksi asing, Avg Foreign Buy tercatat 2,623,530 sedangkan Avg Foreign Sell lebih tinggi di 2,733,200, menandakan tekanan jual asing masih dominan. Dalam tren medium term (148 hari), harga melemah setelah gagal bertahan di atas channel tengah. Indikator statistik memperlihatkan r-squared 0,788 dan Correlation 0,867, mencerminkan keterikatan kuat dengan tren. Beta 1,023 mengindikasikan pergerakan searah IHSG dengan volatilitas sedikit lebih tinggi.
Z-Score 1,24 memperlihatkan harga masih bergerak di kisaran normal, sementara Slope 0,91 menegaskan tren kenaikan mulai melandai. Rasio PVR 2,34 dan VVR 5,66 mengindikasikan volatilitas relatif tinggi. Indikator teknikal juga cenderung negatif: MACD mendatar, MFI 0,03 dan RSI 0,03 berada di level sangat rendah (oversold), W%R -79,34 juga mengarah ke jenuh jual, serta CMO -99,95 menegaskan dominasi tekanan jual. Selama belum ada rebound dengan volume besar, risiko penurunan ke 314 bahkan 308 tetap terbuka, sementara peluang teknikal baru muncul jika harga mampu menembus 326–330.
Pada awal perdagangan Jumat (26/9/2025), saham SMDR dibuka di level Rp 230 per saham.
Support : Rp 308 – Rp 314
Resistance : Rp 326 – Rp 330
Rekomendasi : Buy on weakness
SMDR Chart by TradingView
3. PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO)
Pada perdagangan 25 September 2025, saham AGRO ditutup di 234, melemah dari pembukaan 236 dan sempat menyentuh terendah 232. Harga masih di bawah resistance 1 di 240 dan resistance 2 di 244, sedangkan support 1 di 230 dan support 2 di 224 menjadi area pertahanan, dengan 224 sebagai cut loss level. Volume harian 7,937,400 jauh di bawah rata-rata 36,066,087, mencerminkan lemahnya minat beli. Dalam horizon short term (68 hari), harga cenderung melemah setelah gagal bertahan di atas garis tengah channel. Secara statistik, r-squared 0.757 dan Correlation 0.875 menunjukkan keterkaitan harga dengan tren kuat. Beta 2.244 menandakan volatilitas lebih dari dua kali lipat IHSG, sementara Z-Score 1.16 masih di kisaran normal.
Slope 0.79 mengindikasikan tren naik mulai melemah, didukung PVR 3.84 dan VVR 23.82 yang menegaskan volatilitas tinggi. Dari sisi teknikal, Avg Foreign Buy 2,479,198 lebih besar dari Avg Foreign Sell 1,174,705, menunjukkan tekanan asing condong ke beli. MACD mendatar di area negatif, MFI 0.91 lemah, RSI 0.21 oversold, W%R -80.52 dan CMO -99.58 menegaskan dominasi jual. Selama harga belum menembus 240–244 dengan volume signifikan, risiko koreksi ke 230 bahkan 224 tetap besar, sementara rebound berpotensi membuka ruang uji resistensi atas.
Pada awal perdagangan Jumat (26/9/2025), saham AGRO dibuka di level Rp 232 per saham.
Support : Rp 224 – Rp 230
Resistance : Rp 240 – Rp 244
Rekomendasi : Buy on weakness
AGRO Chart by TradingView