Scoot.co.id , JAKARTA – Emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) berencana meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk melakukan pengalihan sebanyak 38 aset milik perseroan. Nilai total rencana pengalihan aset tersebut adalah Rp2,15 triliun.
Melansir keterbukaan informasi, rencana pengalihan aset tersebut seiring dengan kebutuhan Kimia Farma untuk melakukan restrukturisasi perusahaan. Hal itu merupakan salah satu upaya KAEF dalam rangka menjaga kelangsungan bisnis mereka di masa mendatang.
Pasalnya, manajemen menerangkan, saat ini Kimia Farma tengah menghadapi tantangan berupa pengelolaan modal kerja guna menjaga keseimbangan antara likuiditas dan profitabilitas.
: Kimia Farma (KAEF) Catatkan Rugi Susut di Semester I/2025
“Dengan rencana ini, maka diharapkan perseroan akan memperoleh dana kas untuk dapat mendukung kegiatan operasional dan pengembangan usaha Perseroan,” kata manajemen dalam keterbukaan informasi, Kamis (25/9/2025).
Adapun objek aset Kimia Farma yang akan dilepas merupakan aset yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sebagian besar aset Kimia Farma yang akan dilepas merupakan rumah tinggal. Diperinci, dari 38 aset yang akan dilepas KAEF, sebanyak 19 merupakan aset rumah tinggal, 4 aset industrial, 1 aset pertanian, dan 14 lainnya merupakan aset komersial.
: : RUPST Kimia Farma (KAEF) Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian KAEF per 30 Juni 2025, Kimia Farma membukukan kekayaan bersih senilai Rp3,29 triliun. Rencana melepas 38 aset milik perseroan berarti melepas sebesar 65,35% dari total kekayaan bersih perseroan.
“Objek dari rencana pengalihan aset adalah 38 aset dengan total nilai Rp2,152 triliun, yang terdiri dari tanah dan bangunan yang tidak mempengaruhi operasional bisnis perseroan,” katanya.
: : Ini Alasan BEI Buka Gembok Suspensi Kimia Farma (KAEF)
Sebab berencana melepas lebih dari 50% aset, Kimia Farma bakal meminta persetujuan RUPSLB terlebih dahulu. Nantinya, RUPSLB Kimia Farma bakal digelar pada 3 November 2025, dengan agenda utama meminta persetujuan pemegang saham atas rencana pengalihan aset.
Jika disetujui, pengalihan aset tersebut akan dilakukan Kimia Farma melalui satu di antara beberapa metode, seperti lelang, penawaran terbatas, atau penunjukkan langsung.
Adapun berdasarkan laporan keuangan perseroan, KAEF membukukan penjualan senilai Rp4,36 triliun pada periode Januari–Juni 2025. Total penjualan Kimia Farma susut 16,31% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama 2024 sebesar Rp5,21 triliun.
KAEF juga hanya mampu memperkecil kerugian pada periode ini. Rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada KAEF tercatat senilai Rp95,01 miliar, turun dari Rp226,78 miliar pada periode yang sama 2024.
Sementara itu, dari sisi neraca keuangan, KAEF membukukan jumlah aset senilai Rp14,97 triliun per Juni 2025. Jumlah aset KAEF mampu naik tipis sebesar 0,06% YtD dari Rp14,96 triliun per Desember 2024.
Peningkatan aset KAEF terutama terjadi setelah perseroan mampu membukukan kenaikan aset lancar menjadi Rp4,09 triliun dari Rp3,93 triliun pada Desember 2024. Sebaliknya, aset tidak lancar KAEF justru susut menjadi Rp10,88 triliun pada Juni 2025 dari Rp11,03 triliun per akhir tahun lalu.
Dari sisi liabilitas, KAEF mencatatkan total liabilitas senilai Rp11,68 triliun pada Juni 2025, naik dari Rp11,53 triliun pada Desember 2024. Meskipun mampu menekan liabilitas jangka pendek, KAEF tidak mampu menahan lonjakan liabilitas jangka panjang, sehingga tercatat senilai Rp4,78 triliun pada Juni 2025.
Di tengah membengkaknya liabilitas perseroan, Kimia Farma turut mencatatkan ekuitas yang susut menjadi Rp3,29 triliun dari Rp3,42 triliun pada Desember 2024.
Kimia Farma Tbk. – TradingView ______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.