Scoot.co.id JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menunjukkan indikator kuat untuk mencapai profitabilitas. Perusahaan teknologi raksasa ini berhasil mencetak laba yang signifikan, utamanya ditopang oleh kinerja gemilang segmen Gopay (fintech) dan Gojek (On-Demand Services).
Pada kuartal III-2025, GOTO membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp 62 miliar. Angka ini sejalan dengan pencapaian EBITDA Grup yang disesuaikan yang berhasil mencapai rekor tertinggi sebesar Rp 5416 miliar selama periode Juni hingga September 2025.
Melihat tren yang lebih luas, EBITDA Grup yang disesuaikan GOTO telah mencapai Rp 1,3 triliun sepanjang periode Januari hingga September 2025. Seiring dengan performa positif ini, GOTO menaikkan target EBITDA Grup 2025 menjadi Rp 1,8 triliun hingga Rp 1,9 triliun sampai akhir tahun.
Analis saham dari BCA Sekuritas, Ryan Santoso, menjelaskan bahwa peningkatan profitabilitas GOTO menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan teknologi ini selangkah lagi akan mencapai net profit yang positif. Ryan secara khusus menyoroti EBITDA Grup yang disesuaikan, yang menunjukkan bahwa GOTO memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba berbasis kas dari aktivitas operasional inti bisnisnya.
Menurut Ryan, “Profitabilitas GOTO tidak bisa dilepaskan dari kinerja kedua unit bisnis yang semakin untung,” ujarnya dalam keterangan resminya, Senin (3/11/2025). Segmen fintech (Goto Financial) terus menjadi motor penggerak pertumbuhan, baik dari sisi pendapatan (top-line) maupun laba. Sementara itu, On-Demand Services (ODS) atau Gojek berhasil menunjukkan perbaikan marjin laba dan terus berinovasi untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Rinciannya, EBITDA untuk fintech atau yang dikenal sebagai Goto Financial (GTF) mencapai Rp 136 miliar di kuartal III-2025. Dalam periode yang sama, EBITDA yang disesuaikan ODS mencapai Rp 336 miliar, menegaskan kontribusi vital dari kedua pilar bisnis tersebut.
Senada dengan pandangan tersebut, Equity Research Samuel Sekuritas, Fadhlan Banny, turut menilai GOTO berada dalam kondisi keuangan yang semakin baik dan sehat. Hal ini didorong oleh semakin terintegrasi dan menguntungkannya kedua unit bisnis utama mereka.
Fadhlan menyoroti keberhasilan segmen fintech dalam mengeksekusi strategi mass market. Strategi ini secara efektif mendongkrak pertumbuhan bisnis transaksi pembayaran yang pada gilirannya menggenjot bisnis pinjaman.
“Sementara ODS dengan berbagai inovasi produknya masih tetap bisa tumbuh profitable yang menunjukkan semakin tingginya efisiensi,” jelas Fadhlan, menyoroti kemampuan Gojek untuk tetap relevan dan efisien di tengah persaingan pasar yang ketat.
Pada kuartal III-2025, jumlah pengguna bertransaksi bulanan di segmen fintech melonjak 29% secara tahunan (YoY) mencapai 24,2 juta. Dari sisi bisnis pinjaman, nilai buku pinjaman konsumen tumbuh impresif 76% YoY menjadi Rp 7,6 triliun.
Kualitas pertumbuhan bisnis pinjaman ini juga patut diacungi jempol. “Ekspansi bisnis consumer lending yang prudent dibuktikan dengan nilai tunggakan di atas 90 hari yang rendah di bawah 0,6%, turut mendorong pertumbuhan pendapatan dari pinjaman 84% YoY menjadi Rp 1 triliun di kuartal III-2025,” pungkas Fadhlan.
Meskipun kontribusi segmen fintech secara umum masih sekitar sepertiga dari total bisnis GOTO, Fadhlan optimistis bahwa jika fintech mampu menjaga momentum pertumbuhannya, kinerja GOTO akan semakin solid dan menarik bagi investor. Dia memperkirakan kontribusi fintech di masa mendatang akan semakin besar, seiring dengan bisnis ODS yang semakin matang dan efisien. Dengan demikian, motor keuangan GOTO tidak hanya akan semakin berimbang dan terdiversifikasi, tetapi keduanya juga akan dapat saling diintegrasikan secara optimal dalam satu platform ekosistem yang kuat.
Ringkasan
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menunjukkan indikasi kuat mencapai profitabilitas, didukung oleh kinerja gemilang segmen Gopay (fintech) dan Gojek (On-Demand Services). Pada kuartal III-2025, GOTO membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp 62 miliar dan EBITDA Grup yang disesuaikan mencapai rekor tertinggi Rp 5416 miliar. GOTO juga menaikkan target EBITDA Grup 2025 menjadi Rp 1,8 triliun hingga Rp 1,9 triliun.
Analis menilai peningkatan profitabilitas GOTO sebagai sinyal positif menuju net profit. Kinerja segmen fintech terus menjadi motor pertumbuhan, sementara Gojek menunjukkan perbaikan marjin laba. Pada kuartal III-2025, EBITDA untuk fintech mencapai Rp 136 miliar dan EBITDA yang disesuaikan ODS mencapai Rp 336 miliar, didorong oleh pertumbuhan pengguna dan bisnis pinjaman di segmen fintech.