Scoot.co.id, JAKARTA – Sebuah langkah strategis di ranah bisnis digital terungkap, di mana perusahaan milik Hashim Djojohadikusumo telah mengakuisisi 45% saham PT Investasi Sukses Bersama (ISB), entitas yang merupakan pemegang saham pengendali PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI).
1. Mengungkap Peran Hashim Djojohadikusumo dalam Pengendalian Surge: Akuisisi Bernilai Puluhan Miliar Rupiah
Nama Hashim Sujono Djojohadikusumo, yang dikenal luas sebagai adik kandung Presiden Prabowo Subianto, kini semakin erat dikaitkan dengan PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), atau yang lebih dikenal dengan nama Surge. Keterikatan ini bermula sejak Januari 2025, ketika PT Arsari Sentra Data, perusahaan di bawah naungan Hashim, secara resmi mengakuisisi 45% kepemilikan saham di PT Investasi Sukses Bersama (ISB). Akuisisi ini signifikan mengingat ISB adalah pemegang saham pengendali utama WIFI. Dengan transaksi yang dilaporkan mencapai Rp86,67 miliar untuk memborong saham WIFI, jejak Hashim Djojohadikusumo dalam peta emiten infrastruktur digital ini menjadi semakin kokoh dan tak terpisahkan.
2. JP Morgan Ungkap Proyeksi Berbeda: Perbandingan Kinerja SMGR dan INTP di Semester I/2025
Perbedaan signifikan dalam laporan kinerja semester I tahun 2025 antara dua emiten raksasa semen, PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) dan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), menarik perhatian pasar. Kondisi disparitas ini secara langsung merefleksikan proyeksi yang dikeluarkan oleh JP Morgan, mengindikasikan adanya nasib yang berbeda bagi kedua perusahaan tersebut dalam jangka pendek.
3. Suksesi Mulus Grup Djarum: Studi Kasus Keberlanjutan Bisnis Keluarga Konglomerat
Proses suksesi dalam bisnis keluarga konglomerat merupakan tahapan fundamental yang menentukan kelangsungan dan keberlanjutan operasional lintas generasi. Dalam konteks Indonesia, transisi kepemimpinan yang terjadi di Grup Djarum menonjol sebagai salah satu model suksesi bisnis keluarga yang berhasil dan relatif mulus, mengukuhkan posisinya sebagai studi kasus inspiratif.
4. PTBA di Persimpangan: Tekanan Kinerja Semester I dan Potensi Pemulihan Saham Batu Bara
Prospek saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), emiten batu bara terkemuka, menghadapi peninjauan ulang yang signifikan oleh para analis. Hal ini menyusul pelemahan kinerja keuangan perusahaan pada semester I tahun 2025 yang menekan valuasi. Namun demikian, di tengah tekanan tersebut, harapan akan adanya pemulihan substansial pada paruh kedua tahun ini terus membangkitkan optimisme dan memantik minat sebagian investor untuk tetap mencermati pergerakan saham PTBA.
5. SSIA Menuju Kinerja Impresif: Proyeksi Laba Dobel Digit Hingga 2027 dan Potensi Pendapatan Triliunan
Konsensus para analis menunjukkan optimisme yang kuat terhadap prospek saham PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA), dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih mencapai angka dobel digit secara tahunan untuk periode 2025 hingga 2027. Berdasarkan data Bloomberg yang dirilis Senin, 11 Agustus 2025, kinerja emiten yang bergerak di sektor pengembangan kawasan industri, properti, jasa konstruksi, dan perhotelan ini diperkirakan akan cemerlang. Secara spesifik, pendapatan perusahaan diproyeksikan akan mengumpulkan Rp6,47 triliun sepanjang tahun 2025, merepresentasikan pertumbuhan signifikan sebesar 3,55% secara tahunan (year-on-year/YoY).