Rukun Raharja Isyaratkan Dividen Stabil untuk Tahun Buku 2025

JAKARTA — PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), emiten sektor energi yang berada di bawah kendali pengusaha Happy Hapsoro, memberikan sinyal positif terkait arah kebijakan dividen untuk tahun buku 2025. Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, menegaskan komitmen perseroan untuk berupaya menjaga rasio pembagian dividen kepada para pemegang saham agar tetap konsisten seperti tahun-tahun sebelumnya.

Djauhar Maulidi menjelaskan dalam Paparan Publik Insidentil di Jakarta, Senin (27/10/2025), bahwa perseroan secara cermat akan menyeimbangkan antara pembagian dividen dan kebutuhan pertumbuhan usaha. “Perseroan akan mencermati secara keseluruhan bahwa pembagian dividen dan pertumbuhan perusahaan harus berjalan beriringan,” ujarnya, menekankan pentingnya harmoni antara keduanya.

Ia melanjutkan, keseimbangan ini krusial untuk memastikan keberlanjutan bisnis dan nilai bagi pemegang saham. “Jangan sampai dividen terlalu besar hingga kekurangan dana untuk ekspansi. Sebaliknya, kalau terlalu banyak untuk ekspansi, dividen juga tidak diberikan secara optimal kepada para pemegang saham,” jelas Djauhar, menyoroti risiko jika salah satu aspek diabaikan. Untuk tahun buku 2024, RAJA telah membagikan dividen tunai sebesar Rp253,62 miliar, setara dengan Rp60 per saham, kepada para pemegang sahamnya.

RAJA, melalui kebijakan dividen yang konsisten, bertekad untuk senantiasa memperhatikan kepentingan para investor. “Seperti yang kami sampaikan, ada tiga hal penting: stable value, liquidity, dan market equilibrium melalui regular dividend payment,” tegasnya, menjamin komitmen perseroan terhadap penciptaan nilai jangka panjang.

Sementara itu, seiring dengan sinyal kebijakan dividen, harga saham RAJA juga menjadi perhatian pasar. VP Finance and Investor Relation RAJA, Aldila, memaparkan bahwa fluktuasi harga saham perseroan sepanjang 2025 dipengaruhi oleh berbagai faktor. “Pergerakan harga saham RAJA menunjukkan fluktuasi, yang dipengaruhi oleh sentimen investor, dinamika sektor energi, serta persepsi pasar terhadap perkembangan bisnis perseroan,” kata Aldila.

Secara lebih spesifik, ia merinci pergerakan harga saham RAJA yang sempat melonjak signifikan pada periode 21–22 Januari 2025, mencapai level tertinggi Rp4.230 per saham, sebelum akhirnya mengalami koreksi bertahap sesuai mekanisme pasar. Lonjakan kembali terjadi pada awal Oktober 2025, di mana saham RAJA menyentuh level tertinggi Rp5.675, sebelum terkoreksi ke posisi Rp3.860 pada perdagangan Senin (27/10/2025).

Secara year to date (ytd) hingga 27 Oktober 2025, harga saham RAJA tercatat mengalami volatilitas yang menarik, dengan kenaikan mencapai 1.140 poin atau 41,91 persen dari posisi awal tahun menjadi Rp3.860. Aldila kembali menegaskan bahwa pergerakan harga saham ini adalah bagian tak terpisahkan dari dinamika perdagangan di pasar saham Indonesia.

Aldila juga memastikan bahwa hingga saat ini, perseroan telah menjalankan kewajibannya dengan menyampaikan seluruh informasi material secara lengkap dan tepat waktu kepada publik, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, menegaskan bahwa jajaran manajemen tidak memiliki kapasitas untuk mengintervensi pergerakan harga saham RAJA di pasar saham.

“Jadi, yang bisa kami lakukan dalam jajaran manajemen adalah memberikan kontribusi dalam memberikan capaian usaha yang terbaik, dan apa yang kami paparkan akan kami sampaikan untuk bisa dicapai dengan baik, itu menjadi KPI kami,” pungkas Djauhar, menandaskan fokus manajemen pada kinerja perusahaan dan strategi ekspansi sebagai kunci utama peningkatan nilai bagi pemegang saham.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *