Kembali menjadi sorotan publik, Yudo Sadewa, putra Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, lagi-lagi membuat geger jagat maya. Setelah sebelumnya viral karena mengkritisi eks Menkeu Sri Mulyani dengan sebutan “Agen CIA”, kini Yudo kembali “berulah” dengan menyenggol sang ayah. Tampaknya teguran sang ayah tak menyurutkan niatnya, setelah akun media sosialnya sempat dikunci pasca ramai diserbu, kini Yudo kembali aktif dengan postingan kontroversial.
Terbaru, sebuah akun TikTok yang diduga miliknya kembali aktif, membagikan sebuah artikel berita yang menyoroti momen rapat ayahnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Artikel tersebut menggambarkan insiden ketika Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa diberhentikan oleh anggota DPR saat sedang memaparkan isu dana pemerintah yang mengendap di Bank Indonesia (BI). Artikel yang dibagikan Yudo Sadewa menyebutkan, “Menteri keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mendadak diberhentikan oleh DPR RI Komisi XI dalam rapat dengar pendapat (RDP) pada Rabu (10/9/2025). Saat itu DPR mengatakan bahwa rapat dengan Kementerian Keuangan sudah terlalu lama.”
Menanggapi kejadian tersebut, Yudo Sadewa melontarkan komentar satir, menyiratkan alasan mengapa ayahnya kini “tidak disukai” oleh banyak pihak, termasuk DPR. Ia bahkan menantang para “buzzer” yang sebelumnya menghujat ayahnya, menuliskan, “Tau kan kenapa orang-orang pada tidak suka,” dan “Mana nih buzzer yang kemarin hujat?” Melalui grup pribadinya di Telegram, Yudo secara eksplisit menyebut bahwa ayahnya berniat membongkar praktik korupsi di Kementerian Keuangan dan DPR, mulai dari “dana yang ngendap ratusan triliun di BI” hingga dugaan penghentian rapat secara sepihak.
Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi XI DPR RI dengan Kementerian Keuangan pada Rabu (10/9/2025) memang sempat menjadi sorotan. Penghentian pemaparan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terjadi ketika ia menjelaskan soal dana pemerintah. Ketua Komisi XI DPR RI, Misbakhun, berdalih bahwa rapat sudah melebihi durasi yang ditetapkan, dan meminta Purbaya untuk mengakhiri penjelasannya. Misbakhun juga menambahkan bahwa detail pertanyaan akan dibahas lebih lanjut pada rapat berikutnya dengan satuan kerja (satker) kementerian terkait, sekaligus menanggapi kritik Purbaya sebelumnya mengenai kurangnya pertanyaan fundamental dalam rapat-rapat bersama Menteri Keuangan sebelumnya.
Kontroversi ini sejatinya bukanlah yang pertama bagi keluarga Sadewa. Purbaya Yudhi Sadewa sendiri baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan pada Senin (8/9/2025), menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang sebelumnya menjabat. Di hari-hari awal ayahnya menjabat, Yudo Sadewa sempat memicu kehebohan dengan tudingan satir “Agen CIA” yang menyasar Sri Mulyani, yang ia sebut “berhasil dilengserkan ayahnya.”
Menanggapi kehebohan sebelumnya, Yudo Sadewa juga telah menyampaikan permintaan maaf dan klarifikasi melalui akun TikToknya pada Selasa (9/9/2025). Ia mengaku tidak menyangka postingannya akan viral, dan menegaskan bahwa tudingan “Agen CIA” terhadap Sri Mulyani hanyalah candaan internal antara dirinya dengan teman-temannya, yang ia duga sengaja “digoreng” oleh pihak tertentu. “Yang bilang itu sebenernya gak beneran ya, bu Sri Mulyani bukan agen CIA atau AMF ya,” katanya sambil tersenyum. “Itu gw hanya becanda sama temen gw di Insta Story. Tapi enggak tahu ada yang goreng kayanya ya, jadi viral,” tambahnya. Yudo pun mengklarifikasi bahwa itu hanya “jokes yang diberikan kepada teman-teman aku, terhadap ternak Mulyono lah,” seraya menambahkan, “Aku bilang agen CIA ya ternak Mulyono.” Meski merasa ada pihak yang sengaja “menggoreng” postingannya, ia tetap menyampaikan permohonan maaf dan menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar sama sekali.
Terlepas dari berbagai kontroversi yang menyelimuti, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa langsung tancap gas dengan kebijakan strategis. Ia mengumumkan penarikan dana sebesar Rp 200 triliun dari rekening pemerintah di Bank Indonesia. Dana tersebut dipindahkan ke perbankan milik pemerintah atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN, dengan tujuan utama untuk meningkatkan pemberian kredit kepada masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian. Purbaya menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen, melihat penyaluran kredit ke sektor swasta sebagai “jalan tol” untuk mencapai nilai tambah ekonomi. Langkah ambisius ini telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto.
Sebelumnya, Purbaya juga mendatangi Istana Kepresidenan pada Rabu (10/9/2025) petang untuk melaporkan hasil rapat Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dengan Komisi XI DPR RI kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia menyatakan bahwa pasti ada perubahan anggaran yang akan diajukan, namun besaran dan pos-pos yang diubah belum dapat dibocorkan karena masih didiskusikan dengan Presiden. Purbaya langsung bekerja keras sejak dilantik, menghadiri rapat kerja (raker) perdana dengan Komisi XI DPR RI di hari yang sama.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan