Scoot.co.id JAKARTA. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), emiten investasi infrastruktur terkemuka milik konglomerat Prajogo Pangestu, telah mengukuhkan kinerja yang impresif pada semester I-2025. Perusahaan yang baru dua bulan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 74,4 juta.
Angka laba bersih tersebut menunjukkan lonjakan signifikan lebih dari 347% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana CDIA mencatat laba bersih sebesar US$ 16,6 juta. Pencapaian gemilang ini, menurut Direktur CDIA, Jonathan Kandinata, tidak hanya merefleksikan ketahanan bisnis yang solid, tetapi juga disiplin strategi pertumbuhan perseroan yang efektif.
Jonathan menambahkan, “Kami juga memiliki posisi likuiditas yang sangat kuat, mencapai US$ 527,6 juta. Ini semakin memperkuat model bisnis berkelanjutan kami dan portofolio infrastruktur yang terdiversifikasi dengan baik.” Fondasi keuangan yang kokoh ini menjadi pendorong utama di balik keberhasilan CDIA.
Sejumlah Bank Kecil Berhasil Cetak Kenaikan Laba Signifikan pada Semester I-2025
Kinerja positif ini tak lepas dari penguatan basis modal yang diwujudkan melalui strategi pendanaan yang terdiversifikasi. CDIA telah menerima suntikan modal substansial, termasuk Rp 2 triliun dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, penyertaan modal sebesar US$ 185 juta dari Chandra Asri Group dan EGCO Group, serta perolehan dana segar senilai Rp 2,4 triliun dari hasil penawaran umum perdana saham (IPO) yang sukses pada Juli 2025.
IPO CDIA sendiri menjadi sorotan utama di pasar modal, mencatat oversubscription yang luar biasa hingga 563,6 kali dari harga penawaran Rp 190 per saham. Sebagian besar dana segar dari IPO ini dialokasikan untuk ekspansi agresif di sektor logistik, dengan Rp 900 miliar diperuntukkan bagi penambahan armada kapal dan Rp 1,5 triliun untuk pengembangan tank farm, pembangunan pipa etilen, serta peningkatan fasilitas pelabuhan.
CDIA Chart by TradingView
Sebagai bagian dari inisiatif strategis ini, perseroan juga tengah membangun dua kapal kimia canggih berkapasitas 9.000 DWT di Jepang, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada semester I-2026. CDIA juga memperkuat lini bisnis logistiknya melalui akuisisi PT Barito Investa Prima (yang kini dikenal sebagai PT Chandra Investa Prima) dan telah mengoperasikan dua kapal pengangkut gas etilen.
Bos BRI Optimistis Dividen Interim Tetap Tinggi Meski Laba Merosot di Semester I-2025
Kapal-kapal ini memiliki peran krusial dalam mendukung distribusi bahan baku antara kompleks Chandra Asri di Cilegon dan Aster Chemicals & Energy Pte. Ltd. di Singapura. “Inisiatif ini secara signifikan memperkuat posisi CDIA sebagai Mitra Pertumbuhan industri petrokimia di Asia Tenggara,” tegas Jonathan Kandinata.
Pada semester I-2025, CDIA juga mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar US$ 66,9 juta, naik 41,9% secara year on year. Kontribusi dari segmen logistik melonjak tajam menjadi US$ 15 juta, dibandingkan hanya US$ 0,1 juta pada periode yang sama tahun lalu, menandai keberhasilan strategi diversifikasi dan ekspansi perusahaan.
Pendapatan dan Laba Bersih Cinema XXI (CNMA) Turun di Semester I-2025
Dengan fondasi modal yang kuat dan strategi ekspansi logistik yang agresif, Jonathan Kandinata menegaskan bahwa CDIA siap memperkuat perannya sebagai penyedia utama solusi konektivitas regional sekaligus mitra pertumbuhan yang vital bagi industri petrokimia di Asia Tenggara.
Ringkasan
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), perusahaan investasi infrastruktur milik Prajogo Pangestu, mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 347% menjadi US$ 74,4 juta pada semester I-2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh strategi pertumbuhan yang efektif dan posisi likuiditas yang kuat mencapai US$ 527,6 juta, yang memperkuat model bisnis berkelanjutan dan portofolio infrastruktur yang terdiversifikasi.
Kinerja positif ini juga didukung oleh pendanaan yang terdiversifikasi, termasuk suntikan modal dari Bank Danamon, Chandra Asri Group, EGCO Group, dan dana segar dari IPO yang sukses. Dana IPO dialokasikan untuk ekspansi di sektor logistik, seperti penambahan armada kapal dan pengembangan tank farm, yang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan bersih, terutama dari segmen logistik.