Scoot.co.id – JAKARTA. Kinerja PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) diproyeksikan akan terus menunjukkan tren pertumbuhan yang solid hingga tahun 2025. Prospek cerah ini didorong oleh fundamental perusahaan yang kuat dan kondisi pasar kelapa sawit yang mendukung.
Sebagai gambaran, DSNG berhasil mencatatkan penguatan signifikan pada penjualan dan laba bersihnya di paruh pertama tahun 2025. Pendapatan perseroan melesat 29,28% secara tahunan (YoY) dari Rp 4,7 triliun di semester I-2024 menjadi Rp 6,08 triliun pada semester I-2025.
Kenaikan pendapatan yang impresif ini turut mendorong lonjakan laba bersih DSNG hingga 80% YoY, mencapai Rp 915 miliar di periode Januari-Juni 2025. Peningkatan laba bersih ini utamanya ditopang oleh volume penjualan dan harga jual rata-rata minyak sawit mentah (CPO) yang sama-sama menguat.
Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, sebelumnya mengungkapkan bahwa pertumbuhan volume penjualan CPO selaras dengan peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) perseroan. Produksi TBS tumbuh 3,9% YoY menjadi 1,1 juta ton di semester I-2025. Senada dengan itu, harga jual rata-rata (ASP) CPO juga meningkat signifikan 19,3% YoY menjadi Rp 14.575 per kilogram pada periode yang sama.
Laba Bersih Dharma Satya (DSNG) Melonjak 80% di Semester I-2025, Ditopang Kinerja CPO
Menanggapi performa positif ini, Equity Analyst Phillip Sekuritas, Marvin Lievincent, menilai pertumbuhan kinerja DSNG membuktikan ketahanan perseroan dalam menghadapi fluktuasi di sektor CPO. “Ini didukung oleh eksekusi yang solid dan aliran pendapatan yang terdiversifikasi,” ujarnya kepada Kontan pada Kamis (28/8/2025).
Ke depan, Marvin memproyeksikan industri kelapa sawit akan mendapatkan stimulus dari perbaikan permintaan, didorong oleh mandat biodiesel di Indonesia dan peningkatan konsumsi di berbagai sektor, baik makanan maupun non-makanan. Meskipun tetap ada risiko dari faktor cuaca ekstrem, regulasi, dan persaingan dari minyak nabati lain, DSNG dinilai berada pada posisi yang sangat menarik dengan fundamental yang kokoh serta potensi kenaikan nilai yang menjanjikan.
Berdasarkan analisisnya, Marvin memperkirakan pendapatan DSNG bisa mencapai Rp 11,38 triliun dengan laba bersih menyentuh Rp 1,95 triliun pada akhir tahun 2025.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Research Analyst MNC Sekuritas, Raka Junico. Ia melihat minyak sawit akan tetap menjadi pilihan favorit secara global, berkat skala produksinya yang besar dan fungsinya yang multifaset di berbagai industri. Bahkan, Raka mencermati adanya pertumbuhan permintaan CPO dari industri perawatan kulit dan kosmetik.
Lebih lanjut, program B40 pemerintah Indonesia diprediksi akan menyerap sekitar 1,2 juta hingga 1,7 juta ton CPO, yang secara otomatis akan mengurangi pasokan untuk tujuan ekspor. “Ditambah dengan bea ekspor yang lebih tinggi dan subsidi, kebijakan ini kemungkinan akan memperketat pasokan global dan mempertahankan momentum kenaikan harga CPO,” jelas Raka dalam risetnya tanggal 13 Agustus 2025.
Menurut Raka, produksi TBS DSNG berpotensi mencapai 2,23 juta ton sepanjang tahun 2025, yang akan menghasilkan penjualan CPO sebanyak 664 ribu ton di akhir tahun ini. Ia juga memproyeksikan harga CPO akan terus menunjukkan tren penguatan hingga akhir 2025, didorong oleh permintaan domestik dan global yang kuat serta dampak dari fenomena La Nina di sepanjang tahun 2025-2026.
Oleh karena itu, Raka memproyeksikan pendapatan DSNG di akhir tahun 2025 bisa mencapai Rp 11,8 triliun dan laba bersih menembus Rp 2 triliun. Angka ini menyiratkan pertumbuhan pendapatan sekitar 16,5% YoY dan lonjakan laba bersih sekitar 72,6% YoY.
Kinerja Emiten CPO Membaik, Cermati Saham Pilihan Analis
Rekomendasi Saham
Kinerja fundamental yang cemerlang ini diiringi dengan apresiasi signifikan pada harga saham DSNG. Melansir data RTI, saham DSNG telah melonjak 73,68% sejak awal tahun (year to date/YTD). Saat ini, rasio price to earning (PER) DSNG berada pada 9,55x dan price to book value (PBV) sebesar 1,68x.
Marvin Lievincent memperkirakan PER DSNG bisa berada di level 9,53x dan PBV 1,65x pada akhir tahun 2025. Sementara itu, Raka Junico memproyeksikan PER DSNG akan turun ke level 8x dan PBV 1,4x pada Desember mendatang, menunjukkan potensi valuasi yang lebih menarik.
Meskipun sentimen positif terkait harga CPO dan kenaikan permintaan diperkirakan akan terjaga hingga akhir tahun, kinerja DSNG tidak lantas tanpa tantangan. Sentimen negatif yang perlu diwaspadai meliputi cuaca ekstrem, perubahan kebijakan pemerintah, serta peningkatan suplai dari minyak nabati selain CPO yang dapat mempengaruhi harga pasar.
Melihat prospek dan fundamental yang kuat, baik Marvin maupun Raka sepakat merekomendasikan beli untuk saham DSNG. Marvin menetapkan target harga Rp 1.760 per saham, sementara Raka memberikan target harga yang tidak jauh berbeda, yakni Rp 1.750 per saham.
DSNG Chart by TradingView
Ringkasan
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) diproyeksikan menunjukkan pertumbuhan solid hingga 2025, didorong oleh fundamental perusahaan yang kuat dan kondisi pasar kelapa sawit yang mendukung. Pada semester I-2025, DSNG mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 29,28% YoY menjadi Rp 6,08 triliun dan laba bersih melonjak 80% YoY mencapai Rp 915 miliar, didorong oleh peningkatan volume penjualan dan harga jual rata-rata CPO. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan produksi TBS dan kenaikan harga jual rata-rata CPO.
Analis memproyeksikan industri kelapa sawit akan distimulus oleh perbaikan permintaan dan mandat biodiesel di Indonesia. Proyeksi pendapatan DSNG di akhir 2025 mencapai Rp 11,38 triliun hingga Rp 11,8 triliun, dengan laba bersih antara Rp 1,95 triliun hingga Rp 2 triliun. Dengan fundamental yang kuat, analis merekomendasikan beli saham DSNG dengan target harga antara Rp 1.750 hingga Rp 1.760 per saham.