PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berhasil menunjukkan performa pemulihan yang signifikan pada separuh pertama tahun ini. Capaian impresif ini tak lepas dari fokus perseroan pada efisiensi operasional yang ketat, menjadikannya salah satu pendorong utama kinerja positif.
Pada semester I-2025, GOTO mencatatkan EBITDA yang disesuaikan (adj. EBITDA) sebesar Rp 820 miliar. Angka ini menandakan bahwa perseroan telah mencapai sekitar 55% dari target EBITDA yang disesuaikan yang diproyeksikan sebesar Rp 1,4–1,6 triliun untuk tahun ini, sebuah indikator kuat akan laju profitabilitas yang menjanjikan.
Analis dari BRI Danareksa Sekuritas, Kafi Ananta dan Erindra Krisnawan, mencermati bahwa pertumbuhan adj. EBITDA sejauh ini didukung oleh ekspansi pinjaman dari GoTo Financial (GTF) serta langkah-langkah efisiensi yang terus digalakkan. Kafi juga menyoroti bahwa disiplin biaya yang diterapkan secara konsisten telah memperkuat profitabilitas perseroan. Hal ini tercermin dari penurunan beban kas sebesar 7,8% secara tahunan (YoY) pada semester I-2025, utamanya dipicu oleh penurunan biaya gaji dan insentif.
Lebih lanjut, Kafi Ananta memperkirakan bahwa potensi efisiensi perseroan dapat meningkat secara substansial dengan rampungnya migrasi ke sistem cloud pada Juni 2025. Manajemen GOTO memproyeksikan bahwa langkah strategis ini mampu memangkas biaya hosting setidaknya sebesar 50%, memberikan dampak positif pada struktur biaya jangka panjang.
Sementara itu, Analis Indo Premier Sekuritas, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan, memaparkan bahwa pertumbuhan adj. EBITDA turut didorong oleh kinerja cemerlang di berbagai segmen. Segmen on-demand service (ODS) mencatat pertumbuhan profitabilitas sebesar 18% secara kuartalan (QoQ), sementara segmen fintech menunjukkan lonjakan yang lebih impresif, mencapai 87% QoQ.
Kinerja keuangan GOTO semakin mengukuhkan posisinya dengan pencapaian arus kas operasi (OCF) yang positif di level Rp 313 miliar pada kuartal II-2025. Ryan Winipta menekankan bahwa hasil ini melampaui ekspektasi pasar, mengingat adanya libur Lebaran di kuartal tersebut yang berpotensi menahan laju pertumbuhan.
Dengan hasil adj. EBITDA yang telah sesuai dengan perkiraan timnya, Ryan melihat kinerja GOTO hingga akhir tahun masih sangat prospektif. Meskipun demikian, Ryan juga mencermati beberapa risiko yang dapat mempengaruhi kinerja perseroan, meliputi kompetisi yang semakin ketat di pasar dan potensi pertumbuhan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) yang lebih rendah dari ekspektasi.
Melihat gambaran menyeluruh ini, Ryan Winipta mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga Rp 110 per saham. Senada, Kafi Ananta juga merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp 100 per saham, menunjukkan keyakinan para analis terhadap prospek pemulihan dan pertumbuhan profitabilitas jangka panjang perseroan.
Ringkasan
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menunjukkan pemulihan kinerja yang signifikan di semester I-2025, didorong oleh fokus pada efisiensi operasional. Perseroan mencatatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 820 miliar, mencapai sekitar 55% dari target tahunan, serta penurunan beban kas sebesar 7,8% YoY. Efisiensi ini juga didukung oleh ekspansi pinjaman dari GoTo Financial (GTF).
Analis merekomendasikan beli saham GOTO, dengan target harga Rp 100-110 per saham, karena melihat potensi pertumbuhan profitabilitas. Kinerja segmen on-demand service dan fintech juga menunjukkan pertumbuhan positif. Meskipun demikian, kompetisi pasar dan potensi pertumbuhan GTV yang lebih rendah tetap menjadi risiko yang perlu diperhatikan.