Scoot.co.id , JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham BBCA, EMAS, dan BBRI menjadi yang paling ramai diperdagangkan di lantai bursa yang tecermin dari nilai transaksi terbesar dibanding saham-saham lainnya.
Berdasarkan data BEI, nilai transaksi saham sepanjang 22—26 September 2025 mencapai Rp140,87 triliun atau setara dengan US$8,44 miliar. Nilai itu sedikit lebih rendah dibanding pekan sebelumnya Rp142,73 triliun.
Sepanjang pekan ini, BEI juga mencatat jumlah transaksi saham 235,38 miliar saham, dan frekuensi sebanyak 12,28 juta kali.
Di antara 955 emiten yang tercatat di BEI, tiga saham tercatat menghimpun total nilai transaksi perdagangan lebih dari Rp11 triliun pada pekan ini.
Mereka adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di posisi teratas dengan nilai transaksi pekan ini Rp11,93 triliun, PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) senilai Rp11,89 triliun, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sebesar Rp11,46 triliun.
Dua saham lainnya yang masuk ke dalam jajaran top value pekan ini ialah saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) sebesar Rp7,14 triliun dan PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) Rp6,28 triliun.
: IHSG Sepekan Naik Tipis 0,6%, Investor Asing Net Buy Rp5 Triliun
Bisnis mencatat lonjakan nilai transaksi harian BBCA, EMAS, dan BBRI juga terkait dengan nilai transaksi jumbo di pasar non-reguler atau pasar negosiasi.
Transaksi saham jumbo emiten baru Merdeka Gold terjadi pada 23 September 2025 atau hari perdana saham EMAS debut di pasar modal. Data BEI menunjukkan terjadi transaksi saham EMAS di pasar non-reguler sebesar Rp7,14 triliun.
Sementara itu, transaksi nego saham BBCA dan BBRI terlaksana pada Rabu (24/9/2025). Kala itu, nilai transaksi non-reguler BBCA sebesar Rp6,64 triliun dan BBRI senilai Rp5,85 triliun.
Meski demikian, Bursa Efek Indonesia memaparkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pekan ini turun 1,25% menjadi Rp28,19 triliun dari Rp28,55 triliun pada pekan sebelumnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.