Scoot.co.id JAKARTA – Di tengah penghentian sementara perdagangan sahamnya oleh Bursa Efek Indonesia, saham PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) justru mencatatkan aktivitas transaksi yang signifikan di pasar nego pada Jumat (10/10/2025). Peristiwa ini menarik perhatian investor, terutama mengingat kabar rencana akuisisi perusahaan yang tengah bergulir.
Pada hari tersebut, terpantau terjadi transaksi jumbo atas saham PIPA melalui perantara PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM). Sebanyak 976,41 juta saham PIPA berpindah tangan dengan total nilai transaksi mencapai Rp 8,6 miliar. Transaksi ini dieksekusi pada harga rata-rata Rp 8 per saham, menunjukkan volume yang luar biasa di tengah status suspensi.
Tak hanya itu, aktivitas lain juga terlihat melalui broker Stockbit Sekuritas Digital, yang memfasilitasi transaksi nego sebanyak 15.500 saham PIPA. Saham-saham ini diperdagangkan dengan harga rata-rata Rp 642 per saham, menghasilkan nilai transaksi sekitar Rp 9,9 juta. Dua transaksi ini menunjukkan dinamika pasar yang masih aktif meski saham PIPA tidak diperdagangkan di pasar reguler.
Aktivitas di pasar nego ini tidak lepas dari proses akuisisi yang sedang berjalan. Diketahui, Morris Capital Indonesia tengah dalam tahap finalisasi untuk mengambil alih mayoritas saham PIPA dari para pemegang saham pengendali, yakni Junaedi, Nanang Saputra, dan Hendrik Saputra. Informasi terkait pengambilalihan ini menjadi sorotan utama di kalangan pelaku pasar.
Menariknya, Morris Capital Indonesia, Junaedi, dan Hendrik Saputra tercatat menyimpan kepemilikan saham PIPA mereka di Trimegah Sekuritas, broker yang juga terlibat dalam transaksi nego terbesar. Berdasarkan keterbukaan informasi yang diterbitkan pada 6 Oktober 2025, proses finalisasi pengambilalihan saham PIPA ini dijadwalkan rampung pada 10 Oktober 2025, bersamaan dengan tanggal transaksi nego yang terjadi.
Pengamat Pasar Modal, Indrawijaya Rangkuti, mengomentari potensi dampak akuisisi ini. Menurutnya, pergantian pemegang saham pengendali PIPA kepada Morris Capital Indonesia dapat memicu transformasi besar dalam struktur bisnis dan arah pertumbuhan perusahaan. “Ini bisa menjadi titik balik fundamental bagi PIPA, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai produsen pipa PVC, menjadi pemain baru di sektor utilitas dan infrastruktur, khususnya minyak dan gas,” jelas Indrawijaya, Jumat (10/10/2025).
Secara teknikal, Indrawijaya Rangkuti juga mencermati pergerakan harga saham PIPA. Ia menilai level support PIPA berada di Rp 510 dan Rp 358. Apabila penguatan saham PIPA dapat terus berlanjut pasca-suspensi, PIPA berpotensi melaju menuju level resistance di Rp 755 hingga menyentuh level psikologis Rp 1.000.
Sebagai informasi tambahan, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah resmi menghentikan sementara perdagangan saham PIPA sejak sesi pertama perdagangan 7 Oktober 2025. Suspensi ini akan berlaku hingga pengumuman lebih lanjut dari BEI, menunggu kejelasan terkait aksi korporasi yang sedang berlangsung.
Sebelum suspensi diberlakukan, saham PIPA menunjukkan kinerja yang sangat impresif. Pada penutupan perdagangan Senin (6/10/2025), PIPA melonjak 25% dan ditutup di level Rp 625. Bahkan, jika ditarik lebih jauh, saham PIPA telah melejit fantastis sebesar 5.581,82% secara year to date hingga 6 Oktober 2025, menjadikannya salah satu saham dengan kenaikan paling mencolok di bursa.
Ringkasan
Saham PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) mencatatkan transaksi signifikan di pasar nego sebesar Rp 8,6 miliar melalui Trimegah Sekuritas dan Rp 9,9 juta melalui Stockbit Sekuritas Digital pada Jumat, 10 Oktober 2025, meski sedang dalam masa suspensi oleh BEI. Transaksi ini terjadi seiring dengan proses finalisasi akuisisi mayoritas saham PIPA oleh Morris Capital Indonesia dari pemegang saham pengendali sebelumnya.
Akuisisi ini diprediksi pengamat pasar modal dapat membawa perubahan fundamental bagi PIPA, berpotensi mengubah fokus bisnisnya dari produsen pipa PVC menjadi pemain di sektor utilitas dan infrastruktur, khususnya minyak dan gas. BEI menghentikan sementara perdagangan saham PIPA sejak 7 Oktober 2025, setelah sebelumnya saham ini mencatat kenaikan signifikan sepanjang tahun.