Scoot.co.id – JAKARTA. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SPHR) yang dirilis Bank Indonesia (BI), sektor properti hunian di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cenderung terbatas pada kuartal II-2025. Properti residensial, yang merujuk pada properti yang dirancang khusus untuk tempat tinggal atau hunian, mengalami perlambatan kenaikan harga dibandingkan periode sebelumnya.
Indikator utama perlambatan ini terlihat jelas dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) di pasar primer yang pada kuartal II-2025 tercatat tumbuh sebesar 0,90% secara tahunan (Year-on-Year/YoY). Angka pertumbuhan ini lebih melambat dibandingkan capaian pada kuartal sebelumnya yang mampu mencapai 1,08% secara tahunan, menunjukkan adanya tren perlambatan kenaikan harga di sektor ini.
Analisis lebih lanjut dari survei BI mengungkapkan bahwa perlambatan pertumbuhan harga properti residensial ini utamanya didorong oleh menurunnya laju kenaikan harga pada rumah tipe kecil dan besar. Secara rinci, harga rumah tipe kecil hanya tumbuh 1,04% YoY, sementara rumah tipe besar mencatat pertumbuhan 0,70% YoY. Angka-angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, di mana harga rumah tipe kecil tumbuh 1,39% dan tipe besar tumbuh 0,97% secara tahunan.
Namun, di tengah perlambatan tersebut, harga rumah tipe menengah justru menunjukkan kinerja yang lebih baik. Pada periode ini, pertumbuhan harga rumah tipe menengah mencapai 1,25%, meningkat dari 1,14% yang tercatat pada kuartal sebelumnya, menandakan segmen ini relatif lebih resilien di tengah dinamika pasar properti.
BSD City Luncurkan Rumah Harga Rp 13,2 Miliar Hingga Rp 19 Miliar, Bisa Pakai KPR
Tren perlambatan pertumbuhan IHPR juga tersebar di berbagai wilayah, dengan 14 dari 18 kota yang disurvei oleh BI mencatat penurunan laju kenaikan harga. Perlambatan paling signifikan terjadi di Kota Pekanbaru, di mana pertumbuhannya anjlok menjadi hanya 1,67% dari sebelumnya 2,69%. Kondisi serupa juga disusul oleh Kota Surabaya yang mencatat perlambatan terbesar kedua, dengan pertumbuhan hanya 0,44% dari 1,05% pada kuartal sebelumnya.
Modernland Rilis Rumah Tipe Baru di Kota Modern Tangerang, Harga Mulai Rp 1,3 Miliar
Di sisi lain, beberapa kota justru menunjukkan akselerasi pertumbuhan harga properti residensial. Kota Banjarmasin menjadi yang terdepan dengan peningkatan laju pertumbuhan harga properti residensial menjadi 2,25% dari 2,18% pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, Kota Semarang menempati urutan kedua dengan pertumbuhan 0,96%, naik dari 0,85% yang tercatat di kuartal sebelumnya, memberikan sedikit angin segar di tengah perlambatan umum.
Secara kuartalan (Quarter-on-Quarter/QoQ), Indeks Harga Properti Residensial di pasar primer pada kuartal II-2025 juga mencerminkan pola perlambatan serupa. Pertumbuhan tercatat sebesar 0,18% QoQ, lebih rendah dibandingkan 0,25% pada kuartal sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan harga rumah tipe kecil dan besar secara kuartalan, yang masing-masing tercatat menjadi 0,10% dan 0,08% QoQ, menurun dari 0,21% dan 0,27% QoQ pada kuartal sebelumnya, mengindikasikan tekanan harga yang berlanjut.
Avana Living Development Luncurkan Rumah Harga Rp 350 Jutaan di Karawang
Ringkasan
Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan pertumbuhan harga properti residensial di Indonesia melambat pada kuartal II-2025. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tumbuh 0,90% secara tahunan, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 1,08%. Perlambatan ini terutama dipengaruhi oleh penurunan laju kenaikan harga rumah tipe kecil dan besar.
Meskipun demikian, harga rumah tipe menengah justru menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik. Sebagian besar kota yang disurvei mengalami perlambatan kenaikan harga, namun ada beberapa kota seperti Banjarmasin dan Semarang yang mencatat akselerasi pertumbuhan harga properti residensial. Secara kuartalan, IHPR juga menunjukkan pola perlambatan serupa.