JAKARTA – Lembaga pemeringkat terkemuka, Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), secara resmi telah menetapkan peringkat idA+ untuk Obligasi III Tahun 2025 milik PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Obligasi ini memiliki nilai maksimum mencapai Rp 1,4 triliun, menegaskan kepercayaan Pefindo terhadap kinerja dan prospek perusahaan.
Pada saat yang bersamaan, Pefindo juga kembali menegaskan peringkat idA+ untuk korporasi PT Bukit Makmur Mandiri Utama, serta Obligasi I dan Obligasi II yang masih beredar. Peringkat idA+(sy) juga ditegaskan kembali untuk Sukuk Ijarah I perusahaan yang saat ini masih beredar. Pefindo mempertahankan prospek peringkat korporasi tersebut pada posisi stabil, mengindikasikan pandangan yang konsisten terhadap kondisi keuangan dan operasional BUMA ke depan.
Peringkat tinggi ini, sebagaimana dijelaskan oleh Pefindo, mencerminkan fondasi bisnis perseroan yang kuat dan teruji di sektor pertambangan, ditunjang oleh manajemen operasional yang solid dan terstruktur. Selain itu, fleksibilitas keuangan BUMA juga dinilai baik, memberikan ruang gerak yang memadai dalam mengelola arus kas dan investasi. Namun demikian, peringkat tersebut juga dibatasi oleh struktur permodalan yang moderat, adanya paparan terhadap fluktuasi harga komoditas global yang volatil, serta risiko-risiko yang terkait dengan lingkungan dan keberlanjutan.
Pefindo Beri Peringkat idA- untuk MTN PT Sinergi Properti Pratama Rp 300 Miliar
Kresna Wiryawan dan Adib Yasa, analis Pefindo, menjelaskan bahwa potensi kenaikan peringkat dapat terwujud apabila perseroan berhasil memperbesar skala usahanya secara signifikan. Hal ini dapat dicapai melalui diversifikasi bisnis yang strategis, sekaligus memperbaiki struktur permodalan secara berkelanjutan, menunjukkan komitmen terhadap pertumbuhan dan penguatan fundamental perusahaan.
Sebaliknya, Pefindo juga menggarisbawahi beberapa faktor yang dapat memicu penurunan peringkat. Peringkat PT Bukit Makmur Mandiri Utama dapat diturunkan jika perseroan mengambil utang eksternal dalam jumlah besar di luar proyeksi yang telah ditetapkan, tanpa diimbangi oleh peningkatan pendapatan dan EBITDA yang proporsional. Kondisi ini berpotensi memperburuk profil keuangan perusahaan secara berkelanjutan. Selain itu, penurunan signifikan pada volume produksi dari pelanggan utama dalam jangka waktu panjang juga menjadi perhatian serius yang dapat memengaruhi peringkat.
Pasar Obligasi Tanah Air Menikmati Reli pada Tahun 2025, Begini Prospeknya ke Depan
Sebagai informasi tambahan, PT Bukit Makmur Mandiri Utama adalah perusahaan kontraktor tambang batubara terkemuka. BUMA menyediakan beragam jasa esensial, mulai dari pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal), pengambilan batubara (coal getting), hingga pengangkutan batubara (coal hauling). Tidak hanya itu, perseroan juga merupakan pemilik tambang antrasit dengan kadar ultra-tinggi. Saat ini, BUMA aktif beroperasi di tujuh lokasi tambang di Indonesia, empat lokasi tambang di Australia, serta memiliki kepemilikan pada empat tambang antrasit yang beroperasi di Amerika Serikat, menegaskan jangkauan operasionalnya yang luas dan global.
Ringkasan
Pefindo memberikan peringkat idA+ untuk Obligasi III Tahun 2025 PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) senilai Rp 1,4 triliun, serta menegaskan kembali peringkat idA+ untuk korporasi BUMA dan obligasi lainnya yang beredar, termasuk Sukuk Ijarah I dengan peringkat idA+(sy). Peringkat ini mencerminkan fondasi bisnis yang kuat di sektor pertambangan, manajemen operasional yang solid, dan fleksibilitas keuangan yang baik, namun dibatasi oleh struktur permodalan yang moderat dan fluktuasi harga komoditas.
Potensi kenaikan peringkat dapat terjadi jika BUMA berhasil memperbesar skala usaha melalui diversifikasi bisnis dan memperbaiki struktur permodalan. Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika BUMA mengambil utang eksternal dalam jumlah besar tanpa peningkatan pendapatan yang sepadan, atau jika terjadi penurunan signifikan pada volume produksi dari pelanggan utama. BUMA adalah kontraktor tambang batubara terkemuka yang beroperasi di Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat.