Rupiah Berpotensi Lanjutkan Pelemahan, Ini Sentimen Penggeraknya Kamis (25/9)

Scoot.co.id JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih di bawah tekanan, melanjutkan tren pelemahan yang dipicu oleh penguatan tajam dolar Amerika Serikat (AS) menyusul pidato Ketua The Fed Jerome Powell. Situasi ini diperkirakan akan terus membayangi pergerakan mata uang Garuda pada perdagangan Kamis, 25 September 2025.

Meskipun demikian, terdapat sedikit perbedaan data penutupan perdagangan Rabu, 24 September 2025. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot berhasil menguat tipis 0,02% menjadi Rp 16.685 per dolar AS. Namun, indikator dari kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menunjukkan pelemahan yang lebih signifikan, di mana rupiah ditutup melemah 0,26% ke level Rp 16.680 per dolar AS. Pelemahan Jisdor ini bahkan mencatat tren negatif selama enam hari beruntun hingga Rabu lalu, mengindikasikan tekanan berkelanjutan terhadap mata uang domestik.

Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa penguatan dolar AS yang memengaruhi rupiah ini didorong oleh pernyataan Jerome Powell. Ketua The Fed tersebut menekankan adanya tantangan besar dalam upaya menyeimbangkan target inflasi dengan risiko ketenagakerjaan, sebuah tugas yang Powell gambarkan sebagai “tidak adanya jalur bebas risiko” dalam menavigasi inflasi yang persisten.

Lebih lanjut, pasar keuangan global saat ini memperkirakan The Fed akan melakukan dua kali penurunan suku bunga lagi pada tahun ini, sejalan dengan proyeksi bank sentral AS tersebut. Namun, keengganan Powell untuk memberikan sinyal yang jelas mengenai waktu pasti penurunan suku bunga berikutnya telah menciptakan ketidakpastian di pasar, membuat investor ragu tentang arah kebijakan The Fed di masa mendatang.

Menilik perdagangan Kamis, 25 September 2025, Ibrahim mencermati beberapa faktor domestik yang dapat memengaruhi rupiah. Ia menilai pelonggaran kebijakan moneter yang memberi ruang lebih pada aktivitas ekonomi, serta investasi publik yang kuat dalam menopang pembangunan infrastruktur, akan menjadi penyeimbang. Selain itu, konsumsi domestik yang tangguh tetap menjadi motor penggerak utama perekonomian Indonesia.

Dengan mempertimbangkan dinamika global dan domestik tersebut, Ibrahim Assuaibi memprediksi mata uang Garuda akan bergerak di zona pelemahan. Ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan ditutup pada rentang Rp 16.680 hingga Rp 16.730 per dolar AS untuk perdagangan hari Kamis, 25 September 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *