JAKARTA, 18 September 2025 – Rupiah kembali menunjukkan pelemahan signifikan di pasar spot, ditutup pada level Rp 16.527 per dolar Amerika Serikat (AS). Penurunan ini mencapai 0,54% dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp 16.437 per dolar AS, menandakan tren negatif yang cukup tajam.
Pelemahan rupiah ini sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang Asia yang juga mengalami depresiasi. Won Korea Selatan mencatat penurunan terdalam di kawasan Asia, anjlok hingga 0,68%. Posisi ini diikuti oleh rupee India yang melemah 0,35%.
Beberapa mata uang Asia lainnya juga mengalami tekanan. Peso Filipina terdepresiasi 0,29%, ringgit Malaysia terkoreksi 0,2%, sementara dolar Singapura dan yen Jepang sama-sama melemah 0,1%. Dolar Taiwan juga ditutup turun 0,1%, diikuti baht Thailand yang turun 0,06% dan yuan China yang melemah 0,05%.
Menariknya, di tengah tren pelemahan regional, dolar Hongkong justru menjadi satu-satunya mata uang Asia yang menguat, naik 0,03% terhadap dolar AS. Pergerakan ini menunjukkan dinamika yang beragam di pasar mata uang Asia, dengan rupiah mengalami tekanan yang cukup signifikan.
Rupiah Melemah ke Rp 16.521 per Dolar AS pada Kamis (18/9/2025) Siang
Ringkasan
Pada 18 September 2025, rupiah mengalami pelemahan signifikan dan ditutup pada Rp 16.527 per dolar AS, turun 0,54% dibandingkan hari sebelumnya. Pelemahan ini sejalan dengan tren depresiasi mayoritas mata uang Asia, dengan won Korea Selatan mengalami penurunan terdalam.
Selain won Korea Selatan, mata uang seperti rupee India, peso Filipina, ringgit Malaysia, dolar Singapura, yen Jepang, dolar Taiwan, baht Thailand, dan yuan China juga mengalami pelemahan. Dolar Hongkong menjadi satu-satunya mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS.