Shutdown AS dan Ketidakpastian The Fed Picu Pelemahan Wall Street

Scoot.co.id , JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (9/10/2025) seiring dengan ketidakpastian arah kebijakan The Fed dan ketiadaan data ekonomi akibat berlanjutnya penutupan (shutdown) pemerintah AS.

Berdasarkan data Reuters pada Jumat (10/10/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 243,36 poin atau 0,52% ke level 46.358,42. Indeks S&P 500 turun 18,61 poin atau 0,28% menjadi 6.735,11, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi 18,75 poin atau 0,08% ke posisi 23.024,63.

Dari 11 sektor utama S&P 500, sektor material mencatatkan pelemahan terdalam, sementara consumer staples menjadi satu-satunya sektor yang mencatatkan penguatan. Sektor perumahan dan konstruksi hunian juga melemah lebih dari 2% akibat kekhawatiran terkait margin dan permintaan.

: Efek Berantai Shutdown Amerika Serikat: Harga Emas Naik, PHK Merebak

Di bursa Nasdaq, jumlah saham yang turun (2.966) melampaui saham yang menguat (1.694) dengan rasio 1,75 banding 1. S&P 500 membukukan 20 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu dan 11 terendah, sementara Nasdaq mencatat 133 tertinggi baru dan 66 terendah. 

Volume transaksi di bursa AS mencapai 20,44 miliar saham, lebih tinggi dibanding rata-rata 19,75 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

: : Shutdown Pemerintah AS Tak Halangi Reli, Wall Street Ditutup Menguat

S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi tipis dari rekor penutupan tertinggi pada Rabu, sementara Dow Jones mencatatkan penurunan persentase terdalam.

“Pasar tengah menunggu kepastian apakah pertumbuhan laba pada kuartal ini dapat sekuat dua kuartal sebelumnya,” ujar Matthew Keator, Managing Partner Keator Group.

Di sisi lain, dia mengatakan ketiadaan data ekonomi dari Washington serta bagaimana The Fed menyikapinya juga membuat pasar wajar mengalami penarikan.

Koreksi di bursa AS terjadi setelah reli tajam yang banyak digerakkan oleh sentimen kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Reli tersebut memunculkan kekhawatiran potensi terbentuknya gelembung pasar dan ancaman koreksi di depan mata.

Akhir pekan ini juga menandai tiga tahun usia bull market saat ini. S&P 500 sempat menyentuh titik terendah siklus pasar pada 12 Oktober 2022 pasca-pengetatan moneter The Fed, sebelum reli hampir 90% didorong saham teknologi dan emiten raksasa terkait. Sejumlah analis menilai bull market masih memiliki ruang untuk berlanjut.

Pasar juga dibayangi ketidakpastian politik AS. Penutupan sebagian pemerintahan federal (government shutdown) memasuki hari kesembilan tanpa tanda kemajuan, membuat pelaku pasar kesulitan mengakses data ekonomi penting.

Dengan musim laporan keuangan kuartal III tinggal beberapa hari, perhatian investor kini tertuju pada pernyataan pejabat moneter untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga.

Presiden The Fed New York John Williams menyatakan masih mendukung pemangkasan suku bunga lebih lanjut tahun ini mengingat risiko pelemahan pasar tenaga kerja.

Mengacu pada CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan probabilitas sebesar 94,6% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin dalam rapat 28—29 Oktober mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *