PT Adhi Karya Tbk (ADHI) semakin memantapkan langkahnya di industri energi nasional setelah resmi ditunjuk sebagai kontraktor proyek liquefied natural gas (LNG) Blok Abadi Masela. Penunjukan ini bukan sekadar berita biasa, melainkan angin segar bagi prospek kinerja perseroan ke depan.
Melalui keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), ADHI mengumumkan telah menerima Surat Penetapan Pemenang (Letter of Award/LOA) untuk kontrak pekerjaan Front-End Engineering Design (FEED) pada proyek “Indonesia INPEX Abadi Onshore LNG Project”. Kontrak bergengsi ini diterima dari INPEX Masela Ltd., anak perusahaan dari raksasa energi Jepang, INPEX, pada Senin (4/8/2025).
Menurut Corporate Secretary ADHI, Rozi Sparta, keberhasilan ini diraih melalui kerja sama Joint Operation (JO) yang solid antara ADHI Karya, KBR, dan Samsung E&A. Kerja sama lintas negara ini menunjukkan kapabilitas dan kepercayaan global terhadap konsorsium tersebut dalam menggarap proyek berskala besar dan strategis.
Proyek LNG Abadi Onshore ini berlokasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Proyek ini dirancang untuk mengolah gas alam dari Lapangan Abadi, dengan target produksi sekitar 9,5 juta ton LNG per tahun dan 35.000 barel kondensat per hari. Keberadaannya tak hanya vital untuk memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia.
Yang membuat proyek ini semakin istimewa adalah integrasinya dengan fasilitas Carbon Capture and Carbon Storage (CCS). Teknologi canggih ini memungkinkan penangkapan emisi karbon yang dihasilkan dalam proses dan menyimpannya di area lepas pantai. “Dengan teknologi ini, proyek akan menghasilkan pasokan energi rendah karbon yang stabil, berkontribusi pada ketahanan energi nasional sekaligus mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi global,” jelas Rozi, menegaskan visi keberlanjutan proyek tersebut.
Perbaiki Kinerja
Bergabungnya ADHI dalam JO Proyek LNG Masela ini dilihat oleh Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, sebagai harapan besar untuk memulihkan dan memperbaiki kinerja perseroan yang sedang tertekan. ADHI sebelumnya mencatatkan penurunan pendapatan usaha yang signifikan. Per semester I 2025, pendapatan usaha ADHI tercatat sebesar Rp 3,81 triliun, anjlok 32,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 5,68 triliun. Laba bersih perseroan juga terkoreksi tajam, menjadi Rp 7,54 miliar di akhir Juni 2025, turun 45,2% secara tahunan dari Rp 13,77 miliar pada akhir Juni 2024.
Status “Indonesia INPEX Abadi Onshore LNG Project” sebagai PSN juga memberikan kepastian keberlanjutan proyek tersebut, menjadikannya investasi yang strategis bagi ADHI. “Proyek LNG biasanya proyek yang masif, sehingga mampu menopang perbaikan raihan nilai kontrak ADHI,” ujar Nafan. Kendati demikian, Nafan mengingatkan bahwa nilai kontrak dari proyek konstruksi juga tak kalah masifnya dan selama ini sudah menjadi bisnis inti ADHI, terutama konstruksi yang berkaitan dengan konektivitas. “Artinya, ADHI masih harus mampu meningkatkan raihan kontrak dari proyek konstruksi agar kinerja di semester II ini bisa membaik,” pungkasnya, sembari merekomendasikan sell on strength untuk saham ADHI.
Di sisi lain, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memberikan pandangan yang sedikit berbeda terkait pergerakan saham ADHI. Ia melihat saham ADHI berada di level support Rp 274 per saham dan resistance Rp 296 per saham. Herditya merekomendasikan trading buy untuk ADHI dengan target harga yang optimistis, yaitu Rp 300 – Rp 310 per saham. Penunjukan ini memang membuka babak baru bagi ADHI, dengan potensi perbaikan kinerja yang signifikan di tengah tantangan ekonomi dan volatilitas pasar.
Ringkasan
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ditunjuk sebagai kontraktor proyek LNG Blok Abadi Masela, melalui kerja sama Joint Operation (JO) dengan KBR dan Samsung E&A. Proyek ini berlokasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, dan dirancang untuk memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun. Proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terintegrasi dengan fasilitas Carbon Capture and Carbon Storage (CCS) untuk menghasilkan energi rendah karbon.
Bergabungnya ADHI dalam proyek ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja perseroan yang sebelumnya mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih. Analis merekomendasikan strategi yang berbeda, dengan beberapa menyarankan sell on strength dan yang lain merekomendasikan trading buy untuk saham ADHI, dengan target harga yang bervariasi. Proyek LNG ini dipandang sebagai peluang strategis bagi ADHI untuk meningkatkan raihan nilai kontrak.