BFI Finance (BFIN) Rilis Saham Baru Untuk Karyawan Sebanyak 230 Juta Saham

JAKARTA – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) merencanakan aksi korporasi strategis dengan menerbitkan saham baru. Perseroan akan mengeluarkan maksimal 230 juta saham, setara dengan 1,53% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Penerbitan saham baru ini, yang akan dilakukan melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau dikenal sebagai program Management and Employee Stock Option Program (MESOP), bertujuan untuk memberikan insentif kepada jajaran direksi dan karyawan senior.

Rencana penting ini akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Independen yang dijadwalkan pada tanggal 15 September 2025. Dana yang berhasil dihimpun dari pelaksanaan program MESOP ini akan dialokasikan untuk memperkuat modal kerja perseroan. Ini mencakup perluasan kegiatan pembiayaan investasi, modal kerja, serta pembiayaan multiguna, yang semuanya mendukung pertumbuhan bisnis BFI Finance ke depan.

Terkait dengan jadwal, periode pendistribusian hak opsi dijadwalkan paling lambat 90 hari setelah mendapatkan restu dari RUPS Independen, dengan waktu tercepat 14 hari setelah rapat tersebut. Hak opsi dari program MESOP ini akan berlaku hingga tanggal 15 September 2030. Penting untuk dicatat, jika hak opsi tidak dilaksanakan hingga batas waktu tersebut, maka akan gugur secara otomatis dan tidak dapat digunakan untuk membeli saham baru dalam program MESOP ini.

Penetapan harga pelaksanaan opsi ini akan dilakukan dengan cermat, yakni sekurang-kurangnya 90% dari rata-rata harga penutupan saham BFIN selama 25 hari berturut-turut di pasar reguler. Manajemen BFI Finance menjelaskan, “Bilamana perhitungan harga tersebut kurang dari Rp 1.000 per saham, maka sesuai persyaratan BFI Finance untuk program MESOP harga pelaksanaan ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar Rp 1.000 per saham.” Langkah ini menegaskan komitmen perusahaan terhadap nilai wajar dalam program insentifnya.

Apabila seluruh 230 juta saham MESOP berhasil diterbitkan dengan nominal saham sebesar Rp 25, modal saham BFI Finance diperkirakan akan meningkat signifikan menjadi Rp 381,73 miliar. Lebih lanjut, dengan penetapan harga pelaksanaan, akuisisi tambahan modal disetor akan melonjak sebesar Rp 224,25 miliar, yang merupakan selisih antara harga pelaksanaan dan harga nominal dikalikan dengan jumlah saham baru yang diterbitkan. Dari sisi neraca keuangan, pelaksanaan program MESOP ini juga diperkirakan akan meningkatkan kas perseroan.

Per Kamis (11/9), harga saham BFIN ditutup menguat 1,33% dari hari sebelumnya, mencapai level Rp 760 per saham. Sementara itu, periode pelaksanaan program MESOP akan dibagi menjadi dua periode dalam satu tahun tanpa adanya batasan di setiap periode. Untuk tahun 2026, periode pelaksanaan Tahap I dijadwalkan pada 1 Mei hingga 11 Juni, dan Tahap II pada 15 Oktober hingga 12 November. Jumlah opsi yang dapat dilaksanakan pada setiap periode adalah sebesar 46 juta saham.

Skema pelaksanaan yang serupa akan berlanjut di tahun-tahun berikutnya, yaitu pada bulan dan tanggal yang sama hingga tahun 2030. Pelaksanaan opsi dapat dilakukan atas sisa opsi yang belum dilaksanakan pada tahap-tahap sebelumnya, memberikan fleksibilitas bagi para penerima insentif.

Setelah pelaksanaan PMTHMETD ini, struktur kepemilikan saham BFIN akan mengalami perubahan. Saat ini, saham mayoritas BFIN sebesar 51,12% dipegang oleh Trinugraha Capital & Co SCA, yang setelah program ini akan berkurang menjadi 50,35%. Sebaliknya, kepemilikan saham oleh komisaris, direksi, dan karyawan akan meningkat dari 2,61% menjadi 3,42%. Sementara itu, porsi saham masyarakat di bawah 5% akan menurun dari 46,72% menjadi 42,3%.

Di antara jajaran dewan komisaris dan direksi, Francis Lay Sioe Ho yang menjabat sebagai Presiden Komisaris, merupakan pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 343,91 juta saham, setara dengan 2,29% dari total saham BFIN.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *