BI: Inflasi Tahunan Terkendali Berkat Sinergi Pusat dan Daerah

Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus tetap terkendali dalam kisaran target 2,5 plus minus 1 persen. Pencapaian ini didorong oleh deflasi signifikan pada kelompok volatile food dan administered prices, menunjukkan efektivitas kebijakan moneter yang konsisten dan sinergi erat antara BI dengan Pemerintah Pusat dan Daerah.

Merinci data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), IHK pada Agustus 2025 mencatatkan deflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan (mtm). Kondisi ini berhasil menurunkan inflasi IHK tahunan menjadi 2,13 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, pada Selasa (2/9/2025) menjelaskan, “Inflasi yang terjaga mencerminkan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).”

Meskipun inflasi IHK secara umum terkendali, kelompok inti justru mengalami inflasi. Pada Agustus 2025, inflasi kelompok inti tercatat sebesar 0,06 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,13 persen (mtm).

Kenaikan harga pada komponen inti ini disumbangkan terutama oleh komoditas biaya pendidikan, meliputi uang kuliah akademi/perguruan tinggi dan Sekolah Dasar (SD), serta emas perhiasan. Perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor musiman dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan harga komoditas emas global, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga. Secara tahunan, inflasi inti pada Agustus 2025 tercatat sebesar 2,17 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,32 persen (yoy).

Sebaliknya, kelompok volatile food berhasil mencatatkan deflasi sebesar 0,61 persen (mtm) pada Agustus 2025. Deflasi pada kelompok makanan bergejolak ini utamanya ditopang oleh penurunan harga komoditas tomat, cabai rawit, dan bawang putih. Penurunan harga ini terjadi seiring dengan peningkatan pasokan selama periode panen komoditas hortikultura dan realisasi impor bawang putih yang lancar.

Meskipun demikian, secara tahunan, kelompok volatile food masih mengalami inflasi sebesar 4,47 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,82 persen (yoy). Ke depan, Bank Indonesia optimis bahwa inflasi volatile food akan tetap terkendali, didukung oleh sinergi kuat antara Bank Indonesia, TPIP, dan TPID melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Sementara itu, kelompok administered prices juga mengalami deflasi yang signifikan pada Agustus 2025, tercatat sebesar 0,08 persen (mtm). Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya yang masih mengalami inflasi sebesar 0,09 persen (mtm). Deflasi pada kelompok harga yang diatur pemerintah ini terutama disumbang oleh penurunan tarif angkutan udara dan harga bensin.

Perkembangan positif ini didorong oleh implementasi diskon harga tiket pesawat dalam rangka peringatan HUT RI 2025 dan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Secara tahunan, kelompok administered prices mencatatkan inflasi sebesar 1,00 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,32 persen (yoy).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *