Bitcoin Kehilangan Momentum, Target US$125.000 di 2025 Dinilai Terlalu Tinggi

Scoot.co.id  Harga Bitcoin (BTC) tampaknya mulai kehilangan momentum, menandakan bahwa proyeksi optimistis sejumlah analis untuk akhir tahun 2025 mungkin tidak akan terwujud.

Pada awal Oktober, dua tokoh kripto ternama Tom Lee dari BitMine dan Arthur Hayes dari BitMEX masih yakin Bitcoin bisa menembus US$250.000 sebelum akhir tahun.

Namun kini, analis menilai bahkan separuh target itu tampak sulit dicapai.

Intip Rekomendasi Saham ACES, CPIN, EXCL dan MAPA untuk Perdagangan Rabu (5/11)

“Kami tidak memperkirakan harga kripto akan menembus di atas US$125.000 pada 2025,” ujar Houston Morgan, analis ShapeShift, dikutip oleh Cointelegraph.

Angka itu hanya sedikit di bawah rekor tertinggi Bitcoin US$126.000 yang dicapai pada 4 Oktober lalu.

Morgan menambahkan, reli besar Bitcoin baru bisa terjadi jika aset tersebut mampu melepaskan diri dari korelasinya dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang kerap mengguncang pasar.

Tekanan Jual dan Tanda Kelelahan Pasar

Penjualan besar-besaran terjadi pada Selasa (4/11/2025), ketika Bitcoin anjlok ke posisi terendah empat bulan di US$100.800.

Sebagai informasi, mengacu data Coinmarketcap Rabu (5/11/2025) pukul 8.57 WIB, harga Bitcoin di US$100.658 atau turun 5,93% dalam 24 jam terakhir.

IHSG Diproyeksi Lanjutkan Koreksi, Cermati Saham Pilihan BNI Sekuritas, Rabu (5/11)

Menurut analis Bitfinex, tekanan jual dari pemegang jangka panjang menjadi penyebab utama melemahnya pasar.

“Arus keluar yang terus berlanjut ini mencerminkan tanda-tanda kelelahan pasar yang lebih luas, dengan investor lama terus melepas aset di tengah permintaan yang menurun,” tulis laporan Bitfinex.

Mereka memperingatkan, jika Bitcoin tidak segera rebound ke atas US$116.000, harga bisa terus melemah hingga akhir tahun.

“Tanpa pemulihan yang kuat di kisaran itu, waktu akan menjadi musuh bagi para bull. Stagnasi berkepanjangan biasanya menggerus sentimen dan meningkatkan risiko distribusi paksa,” kata laporan tersebut.

Indeks Crypto Fear & Greed, yang mengukur sentimen pasar kripto, anjlok separuh menjadi 21 dari 100 poin, menandakan kondisi pasar dalam fase ‘ketakutan ekstrem’ (Extreme Fear).

Harga Emas dan Perak Terkoreksi, Waktunya untuk Koleksi? Ini Saran Analis

Prediksi Beragam untuk 2026

Kelemahan harga saat ini kontras dengan pandangan bullish yang sempat mengemuka bulan lalu. Dalam podcast Bankless awal Oktober, Tom Lee dan Arthur Hayes bahkan menegaskan kembali keyakinan mereka bahwa Bitcoin bisa menembus US$200.000–US$250.000 tahun ini.

Namun, CEO Galaxy Digital Mike Novogratz menilai target tersebut terlalu ambisius, bahkan menyebut “planet harus sejajar sempurna” agar bisa terjadi.

Prediksi untuk 2026 pun masih terbelah. CIO Bitwise Matt Hougan memperkirakan 2026 akan menjadi tahun bullish bagi Bitcoin.

Sebaliknya, analis keuangan Andrew Lokenauth menulis di platform X bahwa 2026 kemungkinan menjadi pasar bearish, serupa dengan tren koreksi di tahun-tahun tengah siklus sebelumnya.

IHSG Turun 0,40% ke 8.241, Intip Saham Net Sell Terbesar Asing, Selasa (4/11)

Sementara itu, trader veteran Peter Brandt baru-baru ini memperingatkan bahwa Bitcoin bisa kembali ke level US$60.000 jika tekanan jual berlanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *