Pemandangan yang tidak terduga menghampiri pasar aset kripto. Harapan yang membumbung tinggi akan fenomena “Uptober”—periode reli kripto di bulan Oktober—justru mulai goyah setelah Bitcoin (BTC) anjlok signifikan. Pada Senin (22/9/2025), harga BTC merosot ke level terendah dalam 12 hari terakhir, sempat menyentuh kisaran US$114.270. Menurut data Coinmarketcap pukul 15.36 WIB, harga Bitcoin berada di US$112.780, mencatatkan penurunan sebesar 2,50% dalam 24 jam. Senada, Ether (ETH) turut melemah lebih dari 4%, menembus di bawah US$4.300 dan mencapai titik terendah dalam dua pekan. Akibatnya, kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan menyusut sekitar US$80 miliar hanya dalam hitungan jam.
Sejarah mencatat bahwa Oktober memang seringkali menjadi “bulan hijau” bagi Bitcoin. Melansir Cointelegraph, data dari CoinGlass menunjukkan bahwa sejak tahun 2013, Bitcoin telah mencatatkan reli di bulan Oktober sebanyak 10 kali dari 12 tahun terakhir—sebuah tren yang melahirkan sebutan “Uptober” di kalangan komunitas kripto. Kerugian terakhir yang dialami Bitcoin di bulan Oktober terjadi pada tahun 2018, dengan penurunan 3,8%. Namun, pada puncak bull market tahun 2017 dan 2021, BTC justru melesat masing-masing 48% dan 40%. Jika pola historis ini terulang tahun ini, Bitcoin berpotensi melonjak hingga kisaran US$165.000 dari level saat ini.
Meskipun sentimen pasar sedang diragukan, sejumlah analis masih mempertahankan optimisme mereka. Bitcoiner Kyle Chassé menyoroti peluang pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan yang mencapai 92% berdasarkan data CME futures. Menurutnya, siklus pelonggaran moneter yang akan datang ini akan menjadi pendorong utama bagi reli Bitcoin yang diantisipasi.
Optimisme serupa juga datang dari analis dengan nama samaran Sykodelic, yang berpendapat bahwa pasar mungkin akan mengalami pelemahan lebih lanjut sebelum akhirnya melonjak tajam di bulan Oktober. Ia memproyeksikan BTC akan bangkit kuat setelah mencapai kisaran US$112.500, yang kemudian akan memicu fase euforia. Tak ketinggalan, Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMEX, menambahkan bahwa kripto akan memasuki fase “up only mode” segera setelah Departemen Keuangan AS menyelesaikan target pengisian Treasury General Account (TGA), yang sempat melampaui US$850 miliar di awal bulan ini.
Namun demikian, para ahli juga menyerukan kehati-hatian agar pasar tidak terlena dalam euforia yang berlebihan. Augustine Fan, Head of Insights di SignalPlus, memperingatkan bahwa potensi reli BTC kali ini diperkirakan akan lebih terbatas. Hal ini disebabkan oleh rendahnya volatilitas tersirat, momentum aliran dana yang melemah, serta kemungkinan aksi ambil untung dari para investor yang ingin mengamankan keuntungan mereka.
Senada, Jeff Mei, COO BTSE Exchange, menilai bahwa tren “Uptober” yang kuat tahun ini kecil kemungkinannya untuk terulang. Ia merujuk pada ketidakpastian makroekonomi global yang masih membayangi, serta fakta bahwa September 2025 tidak mengalami penurunan besar seperti yang sering terjadi pada bulan tersebut. Meski begitu, peluang reli yang signifikan bisa kembali terbuka jika The Fed memutuskan untuk mengambil langkah stimulus yang lebih agresif.
Ringkasan
Pasar aset kripto mengalami penurunan harga menjelang bulan Oktober, membuyarkan harapan akan terjadinya reli “Uptober”. Bitcoin (BTC) anjlok dan Ether (ETH) melemah, menyebabkan kapitalisasi pasar kripto menyusut signifikan. Meskipun Oktober secara historis menjadi bulan yang positif bagi Bitcoin, beberapa analis memperingatkan potensi reli yang terbatas karena volatilitas rendah dan potensi aksi ambil untung.
Optimisme tetap ada di kalangan analis yang mengharapkan pemangkasan suku bunga The Fed dan penyelesaian pengisian Treasury General Account (TGA) dapat mendorong reli Bitcoin. Namun, kehati-hatian tetap disarankan mengingat ketidakpastian makroekonomi global. Peluang reli signifikan bisa terbuka jika The Fed mengambil langkah stimulus yang lebih agresif.