JAKARTA – Para investor dan pegiat pasar emas hari ini, Kamis, 25 September 2025, kembali menyaksikan pergerakan harga yang menarik. Harga emas batangan bersertifikat Antam yang dikeluarkan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melalui divisi Logam Mulia, tercatat kembali melemah.
Berdasarkan data resmi yang dirilis dari situs Logam Mulia, harga emas Antam untuk pecahan 1 gram terpantau berada di level Rp 2.171.000. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar Rp 3.000 jika dibandingkan dengan harga pada hari sebelumnya, Rabu (24/9/2025), yang kala itu masih bertengger di Rp 2.174.000 per gram.
Tak hanya harga jual, harga buyback emas Antam—yakni harga yang akan diterima konsumen saat menjual kembali emas mereka ke Logam Mulia—juga mengalami pelemahan serupa. Tercatat, harga buyback turun Rp 3.000, dari semula Rp 2.021.000 per gram menjadi Rp 2.018.000 per gram pada hari ini. Penurunan ini tentu menjadi perhatian bagi para pemegang emas Antam yang mungkin berencana untuk melakukan transaksi jual beli.
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini (25/9/2025)
-
0,5 gram: Rp 1.135.500
-
1 gram: Rp 2.171.000
-
5 gram: Rp 10.630.000
-
10 gram: Rp 21.205.000
-
25 gram: Rp 52.887.000
-
50 gram: Rp 105.695.000
-
100 gram: Rp 211.312.000
-
250 gram: Rp 528.015.000
-
500 gram: Rp 1.055.820.000
-
1.000 gram (1 kg): Rp 2.111.600.000
Catatan Penting
Logam Mulia Antam secara konsisten menawarkan beragam pilihan ukuran emas batangan, mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram. Penting untuk diketahui bahwa harga per gram emas batangan dengan ukuran yang lebih kecil, seperti 0,5 gram atau 1 gram, umumnya cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan emas batangan berukuran besar. Fenomena ini disebabkan oleh adanya alokasi biaya tambahan untuk proses pencetakan dan sertifikasi yang berlaku per unit.
Oleh karena itu, harga emas batangan dengan ukuran yang lebih besar, khususnya varian 1 kilogram, seringkali dijadikan sebagai patokan atau referensi utama oleh para pelaku bisnis emas maupun investor besar. Ukuran ini dianggap mencerminkan nilai intrinsik emas dengan biaya produksi per gram yang lebih efisien.