Cek Rekomendasi Saham dan Proyeksi XLSmart (EXCL) di Sisa Tahun 2025

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) optimistis dapat membukukan kinerja keuangan yang jauh lebih positif pada paruh kedua tahun 2025. Harapan ini muncul setelah perusahaan mengalami periode yang kurang menggembirakan di semester I-2025, di mana EXCL mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,22 triliun. Meskipun demikian, perusahaan berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan bersih yang solid, mencapai Rp 19,09 triliun per Juni 2025. Angka ini meningkat 11,98% secara tahunan (YoY) dibandingkan dengan Rp 17,05 triliun pada periode yang sama sebelumnya, menunjukkan kekuatan fundamental di balik tantangan yang ada.

Menanggapi dinamika tersebut, Head External Communications XL Axiata, Henry Wijayanto, menegaskan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah pada proses integrasi. Integrasi ini menjadi krusial pasca rampungnya merger antara XL Axiata dan Smartfren yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Di tengah proses besar ini, perusahaan tetap beroperasi secara normal, menjalankan lini bisnisnya melalui berbagai produk unggulan seperti XL, Smartfren, dan Axis. Menurut Henry, penyelesaian integrasi dan peningkatan pengalaman pelanggan adalah prioritas utama yang harus diselesaikan.

Henry menambahkan, peningkatan pengalaman pelanggan akan menjadi kunci vital dalam menjaga loyalitas. “Jika pengalaman pelanggan meningkat, pelanggan akan bertahan. Ketika pelanggan bertahan, penggunaan layanan pun akan turut bertambah,” jelas Henry saat ditemui Kontan di Jakarta, Rabu (17/9/2025). Meskipun demikian, ia belum dapat memaparkan target kinerja fundamental perusahaan secara spesifik untuk tahun 2025. Henry hanya menyatakan harapan besar bahwa performa perusahaan di sisa tahun 2025 akan menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan dengan paruh pertama.

Secara terpisah, Equity Research Analyst MNC Sekuritas, Christian Sitorus, memberikan pandangannya. Menurut Christian, pasca merger menjadi XLSmart, fokus utama perusahaan kini tertuju pada upaya mendorong sinergi yang maksimal. Untuk mendukung pertumbuhan ini, perusahaan telah mengalokasikan belanja modal (capex) yang substansial, diperkirakan mencapai Rp 20 triliun hingga Rp 25 triliun untuk tahun 2025. Lebih lanjut, Christian menjelaskan bahwa program dismental atau pembongkaran sekitar 17.000 menara yang direncanakan hingga tahun 2026 diharapkan dapat menekan biaya operasional secara signifikan, sehingga secara langsung akan mendukung peningkatan laba perusahaan. “Dari integrasi ini, efisiensi sekitar Rp 300 juta – Rp 400 juta dapat dicapai,” ujar Christian kepada Kontan pada Rabu (17/9/2025).

Sejalan dengan strategi sinergi dan efisiensi ini, XLSmart juga membidik pertumbuhan pendapatan dua digit pada tahun 2025. Target ambisius ini didorong oleh peningkatan signifikan pada aset dan jumlah pelanggan yang merupakan hasil langsung dari proses merger. Christian Sitorus menyoroti bahwa perluasan cakupan jaringan yang tercipta dari merger akan secara otomatis meningkatkan basis pelanggan XLSmart. Selain itu, strategi penentuan posisi merek XL, Smartfren, dan Axis yang dilakukan perusahaan saat ini diharapkan mampu mengerek pangsa pasar di industri telekomunikasi.

Berdasarkan analisisnya, Christian memproyeksikan Pendapatan Rata-Rata Per Pengguna (ARPU) gabungan untuk XLSmart bisa mencapai Rp 44.000 pada tahun 2025. Senada dengan itu, ia juga memperkirakan jumlah pelanggan XLSmart akan menyentuh angka 83,6 juta pelanggan di tahun yang sama. Dengan potensi pertumbuhan yang menjanjikan ini, Christian Sitorus merekomendasikan “beli” untuk saham EXCL, dengan target harga sebesar Rp 2.850 per saham.

Melirik Arah Bisnis Smartfren Usai Merger dengan EXCL

EXCL Chart by TradingView

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *