Scoot.co.id NEW YORK. Harga emas menunjukkan kenaikan signifikan pada Jumat (22/8), didorong oleh ekspektasi yang meningkat akan potensi penurunan suku bunga The Fed pada bulan September 2025. Pergeseran sentimen pasar ini muncul menyusul komentar dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam simposium Jackson Hole yang membuka peluang untuk penyesuaian suku bunga, meskipun ia belum memberikan komitmen pasti.
Pergerakan harga emas yang menguat tercatat dalam data pasar. Mengutip Trading Economics, harga emas ditutup naik 0,95% mencapai level US$337,1 per ons troi pada Jumat (22/8). Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa emas berjangka AS juga menunjukkan penguatan, ditutup melonjak 1,1% ke US$3.418,50 per ons troi, menandakan optimisme investor terhadap logam mulia ini.
Faktor pendukung lain di balik kenaikan harga emas adalah pelemahan mata uang dolar AS. Dengan nilai dolar yang merosot 1%, emas menjadi lebih terjangkau bagi para pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan daya tarik dan permintaan akan komoditas ini di pasar global.
Dalam pidatonya yang sangat dinanti di Jackson Hole, Powell menyampaikan bahwa pergeseran keseimbangan risiko mungkin menuntut penyesuaian sikap kebijakan The Fed. Meskipun demikian, ia berhati-hati untuk tidak secara eksplisit berkomitmen pada penurunan suku bunga. Pernyataan Powell ini secara cermat menyeimbangkan kekhawatiran, mengakui peningkatan risiko terhadap pasar tenaga kerja, namun pada saat yang sama memperingatkan bahwa tekanan inflasi masih tetap menjadi perhatian.
“Dalam pidato Jackson Hole kedelapan dan terakhirnya, Powell berhasil mengejutkan pasar yang sebelumnya cemas, membuka jalan bagi penurunan suku bunga The Fed pada bulan September, yang segera mendorong kenaikan pada setiap aset, termasuk emas,” ungkap Tai Wong, seorang pedagang logam independen, seperti dikutip Reuters. Wong menambahkan bahwa saat ini, penting untuk memantau apakah harga emas dapat menembus dan bertahan di atas level US$3.400 dalam beberapa hari mendatang, yang akan menjadi indikator kunci kekuatan momentum kenaikan.
Respon pasar terhadap pernyataan Powell sangat jelas. Data dari alat FedWatch CME menunjukkan bahwa para trader kini menilai ada peluang 85% untuk pemotongan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada bulan September, sebuah peningkatan signifikan dari 75% sebelum pidato tersebut disampaikan. Powell sendiri menekankan pentingnya data ketenagakerjaan dan inflasi yang akan datang, yang akan dipublikasikan sebelum pertemuan kebijakan The Fed pada 16-17 September.
Secara historis, emas cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah. Ini karena emas tidak menawarkan imbal hasil, sehingga ketika suku bunga obligasi atau deposito menurun, daya tarik emas sebagai aset investasi yang tidak berbunga meningkat, menjadikannya pilihan yang lebih menarik dibandingkan aset yang menghasilkan pendapatan bunga.
Di sisi lain, dinamika politik AS juga mewarnai sentimen pasar. Presiden AS Donald Trump pada hari yang sama mengancam akan memecat Gubernur The Fed Lisa Cook jika ia tidak mengundurkan diri. Pernyataan ini semakin mengintensifkan upaya Trump untuk mendapatkan pengaruh lebih besar atas bank sentral AS, menambah lapisan kompleksitas pada lanskap ekonomi dan politik.