Cerita NOBF dan Java Criollo Dibina Pertamina, Raup Cuan di Pasar Internasional

Senyum semringah tak dapat disembunyikan oleh Melani Septina, pendiri CV Mitraindo Shoes Pratama, produsen alas kaki asal Mojokerto dengan merek NOBF (No Bare Foot). Ia berbagi cerita inspiratif mengenai pengalaman perdananya di ajang bergengsi Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, pada 15-19 Oktober 2025. “Ini yang aku dambakan dari dulu. Akhirnya bisa ikut TEI. Alhamdulillah difasilitasi Pertamina,” tuturnya kepada Katadata pada Sabtu (19/10), mengungkap asa yang kini menjadi nyata.

Stan NOBF menjadi salah satu magnet di Paviliun UMKM binaan Pertamina, di mana sejumlah negosiasi vital dengan para pembeli internasional berlangsung, berujung pada kesepakatan kerja sama bisnis yang menjanjikan. Melani mengisahkan, perjalanan NOBF yang lahir pada tahun 2024 dimulai dari niat tulus di tengah keterbatasan, tanpa sedikit pun latar belakang di dunia bisnis. “Aku benar-benar enggak tahu apa-apa tentang bisnis. Tapi dari pelatihan Pertamina, aku belajar banyak hal. Mulai dari manajemen, pemasaran, sampai cara tampil di pameran,” kenangnya, menunjukkan betapa besar peran bimbingan Pertamina dalam membentuk kemampuannya.

Sejak resmi bergabung sebagai binaan Rumah BUMN Pertamina Mojokerto, Melani aktif mengikuti beragam program pendampingan, mulai dari pelatihan intensif, kurasi produk, hingga business matching. Berbagai ajang penting seperti Inacraft dan Bangga Buatan Indonesia (BBI) telah ia ikuti sebelumnya, menjadi tangga awal menuju panggung yang lebih besar. Tak hanya itu, melalui program UMK Pertamina Academy, Melani juga mendapatkan dukungan modal berupa hibah alat produksi, yang menjadi pendorong utama usahanya. “Aku pakai untuk beli mesin press. Awalnya untuk sepatu sport, tapi ke depan aku pengen juga bikin kaos yang fleksibel,” jelasnya, memperlihatkan visi pengembangan produk NOBF.

Dukungan holistik dari Pertamina ini menjadi titik balik penting yang mengantarkan NOBF menembus pasar internasional. Puncaknya, mereka berhasil melakukan ekspor perdana ke Korea Selatan dengan nilai fantastis mencapai US$37.060, atau setara dengan sekitar Rp600 juta. Melani menekankan, “Ekspor itu penuh perjuangan, tidak semudah yang dibayangkan. Tapi Pertamina bantu banget, terutama soal dokumen dan cara urus perizinan. Dari pelatihan mereka, aku belajar hal-hal baru,” ujar Melani, menggarisbawahi peran krusial Pertamina dalam memfasilitasi kompleksitas birokrasi ekspor.

Kini, NOBF bangga dengan kapasitas produksi mencapai 2.500 pasang sepatu setiap bulan, didukung oleh lebih dari 100 perajin terampil di Jawa Timur. Rangkaian produknya meliputi alas kaki untuk bayi, anak-anak, hingga dewasa, baik untuk kebutuhan indoor maupun outdoor. Pada ekspor perdana yang sukses itu, NOBF mengirimkan beragam jenis sepatu seperti sepatu hiking, sepatu indoor, dan sepatu golf ke Negeri Ginseng. Lebih dari sekadar produk berkualitas, Melani menambahkan, “NOBF bukan hanya soal produk, tapi juga misi sosial membuka lapangan kerja dan berbagi kepada sesama,” sebuah visi mulia yang menjadikan usahanya lebih bermakna.

Cokelat Premium Gunungkidul: Kisah Manis Java Criollo di TEI 2025

Tak hanya NOBF, kisah sukses yang tak kalah manis datang dari PT Java Criollo Cokelat Indonesia, sebuah pelaku usaha asal Gunungkidul, Yogyakarta, yang juga merupakan mitra binaan Pertamina. Mewakili Java Criollo, Asmiasri dan Ria Sari secara lugas memaparkan betapa vitalnya peran Pertamina dalam pengembangan kapabilitas pemasaran dan pembinaan UMKM mereka. Ria mengungkapkan, “Dampak-nya besar sekali ya, Pertamina membina kita. Ada akademi atau semacam course untuk kita lebih maju lagi. Untuk tembus ekspor dan ketika kita butuh arahan, Pertamina kerap membantu,” menggambarkan dukungan menyeluruh yang mereka terima.

Dedikasi Java Criollo dalam mengolah cokelat premium dari hulu ke hilir ini berbuah hasil yang sangat menggembirakan. Pada hari pertama TEI 2025, Java Criollo berhasil menorehkan sejarah dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ekspor bersama Being Co. Ltd, perusahaan terkemuka dari Jepang. Nilai kesepakatan ini sungguh fantastis, mencapai US$5,26 juta, atau setara dengan sekitar Rp87 miliar, sebuah pencapaian yang menegaskan kualitas produk cokelat premium Gunungkidul di kancah global.

Di balik kesuksesan tersebut, Java Criollo adalah entitas yang juga memiliki misi pemberdayaan, dengan menggandeng lebih dari 1.000 petani di Gunungkidul. Kualitas kakao premium yang dihasilkan oleh para petani lokal inilah yang memukau dan menarik perhatian pihak Jepang. Proses menuju kesepakatan ekspor monumental ini bukanlah jalan pintas, melainkan melalui serangkaian upaya selama sekitar lima bulan, dimulai dari kunjungan atase perdagangan Jepang hingga akhirnya terjalin perjanjian kerja sama yang kuat. “Pertamina banyak bantu kami, mulai dari pelatihan ekspor, digital marketing, hingga manajemen UMKM. Dampaknya besar sekali,” tambah Ria, menyoroti kontribusi nyata Pertamina dalam setiap tahapan.

Java Criollo dikenal luas sebagai produsen cokelat berbahan alami, yang dengan bangga menggunakan bubuk kakao murni, gula sorgum, dan non-dairy creamer. Melalui bimbingan dan arahan dari Dewan Kakao Indonesia (DEKAINDO), perusahaan ini secara konsisten berkomitmen untuk menciptakan produk cokelat yang tidak hanya sehat dan lezat, tetapi juga mengusung prinsip keberlanjutan. Komitmen ini sekaligus memperkuat posisi vital para petani lokal dalam rantai pasok global, mengangkat harkat dan kesejahteraan mereka.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyambut gembira keberhasilan Java Criollo, menyebutnya sebagai bukti nyata daya saing dan kualitas global UMKM Indonesia. “Java Criollo menunjukkan bahwa produk UMKM Indonesia memiliki standar dan kualitas kelas dunia. Pertamina bangga menjadi bagian dari perjalanan mereka menuju pasar internasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, menegaskan komitmen Pertamina dalam mengantarkan produk lokal mendunia.

Fadjar lebih lanjut menjelaskan, dukungan aktif Pertamina terhadap UMKM tidak terlepas dari keselarasan dengan Asta Cita Pemerintah. Secara spesifik, program ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat kewirausahaan, dan mendorong pengembangan industri kreatif nasional. “Pertamina akan terus berkomitmen menghadirkan dampak ekonomi yang nyata melalui penguatan ekosistem UMKM dan industri kreatif di tanah air,” tegasnya, menyoroti visi jangka panjang Pertamina.

Melalui program-program unggulan seperti Corporate Social Responsibility (CSR) dan Small Medium Enterprise Partnership Program (SMEPP), Pertamina secara konsisten menunjukkan perannya sebagai motor penggerak bagi UMKM agar mampu “naik kelas”. Pendampingan yang diberikan bersifat menyeluruh dan terintegrasi, mencakup pelatihan manajemen bisnis yang solid, pengembangan strategi promosi yang efektif, hingga persiapan matang untuk menghadapi para pembeli atau buyer global.

Fety, Manager SMEPP Pertamina, memaparkan bahwa model pembinaan yang mereka terapkan sangat praktis dan aplikatif. “Kami tidak hanya memberikan teori, tetapi juga pelatihan praktik seperti simulasi pitching, business matching, dan display produk. Tujuannya agar para pelaku UMKM siap dari sisi produk, promosi, hingga negosiasi internasional,” jelas Fety, memastikan kesiapan holistik para pelaku usaha dalam berkompetisi di pasar global.

Kehadiran Pertamina di ajang TEI 2025 sangat dominan, dengan menampilkan 45 UMKM binaan di Hall 7. Potensi besar produk lokal ini terbukti nyata, di mana pada hari pertama saja, total transaksi yang berhasil dicatatkan mencapai lebih dari Rp96 miliar. Angka fantastis ini tidak hanya sekadar transaksi, tetapi juga menegaskan besarnya potensi dan daya tarik produk-produk unggulan Indonesia di kancah global.

Kisah-kisah inspiratif UMKM naik kelas ini adalah bukti sahih bahwa dukungan berkelanjutan dan edukasi yang tepat memiliki kekuatan transformatif. Ia mampu mengubah para pelaku UMKM dari sekadar pembelajar menjadi pemain global yang disegani. Pertamina tidak hanya membuka akses ke pasar ekspor, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemandirian dan keberlanjutan dalam setiap langkah perjalanan mereka. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa Asta Cita bukan hanya sebuah rencana di atas kertas, melainkan semangat nyata yang hidup dan terwujud dalam setiap perjalanan UMKM Indonesia menuju panggung dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *