Emas Dekati Rekor Tertinggi Didukung Harapan Pemangkasan Suku Bunga AS

Scoot.co.id  NEW YORK – Harga emas kembali mengukir performa gemilang, bergerak mendekati rekor tertinggi pada Rabu (10/9/2025). Kenaikan signifikan ini dipicu oleh ekspektasi yang semakin kuat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan strategi pemangkasan suku bunga pada pertemuan krusial pekan depan, menyusul rilis data inflasi AS yang menunjukkan sinyal pelonggaran.

Pada pukul 14.18 waktu setempat, harga emas spot tercatat naik 0,6% menjadi US$ 3.647,94 per ons. Angka ini dicapai setelah sebelumnya sempat menyentuh level rekor US$ 3.673,95 pada hari Selasa (9/9). Sementara itu, di pasar berjangka, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup relatif stabil di angka US$ 3.682.

Pendorong utama di balik optimisme pasar ini adalah laporan terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS. Data menunjukkan bahwa harga produsen justru mengalami penurunan pada bulan Agustus, terutama disebabkan oleh penurunan biaya jasa. Kondisi ini memperkuat indikasi bahwa tekanan inflasi di Amerika Serikat mulai mereda, membuka jalan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Dipicu Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Analis pasar terkemuka, Fawad Razaqzada dari City Index dan FOREX.com, memberikan pandangannya terkait prospek ke depan. “Setiap pelemahan lebih lanjut dalam data ekonomi AS seharusnya terus memberikan dukungan bagi emas, dengan kemungkinan lebih dari dua kali pemangkasan suku bunga sebelum akhir tahun,” ujarnya, menyoroti sensitivitas pasar emas terhadap indikator ekonomi.

Perlu diketahui, emas secara tradisional diakui sebagai aset lindung nilai yang efektif terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi, serta ancaman inflasi. Logam mulia ini cenderung menguat signifikan dalam lingkungan suku bunga rendah, karena biaya peluang untuk memegang aset non-penghasil bunga seperti emas menjadi lebih kecil. Fenomena ini tercermin jelas sepanjang tahun ini, di mana harga emas telah melonjak lebih dari 39%.

Saat ini, pasar menilai ada kemungkinan sekitar 90% The Fed akan memangkas suku bunga seperempat poin pada pertemuan yang dijadwalkan pada tanggal 16–17 September mendatang. Meskipun demikian, peluang untuk pemangkasan yang lebih besar masih dinilai tipis, berdasarkan analisis alat CME FedWatch. Keyakinan pasar ini semakin diperkuat setelah laporan tenaga kerja nonpertanian pekan lalu yang menunjukkan angka lebih lembut, mengindikasikan bahwa kondisi pasar tenaga kerja mulai melambat.

Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi Baru, Didorong Spekulasi Pemangkasan Bunga The Fed

Sejalan dengan itu, Departemen Tenaga Kerja AS juga telah merevisi turun estimasi pertumbuhan pekerjaan hingga bulan Maret. Penurunan ini menandakan bahwa perlambatan di pasar tenaga kerja sejatinya sudah mulai terjadi bahkan sebelum pemberlakuan tarif impor agresif oleh Presiden AS Donald Trump.

Di tengah dinamika ekonomi ini, terselip pula perkembangan politik. Seorang hakim federal pada hari Selasa menunda sementara upaya Presiden Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook. Keputusan ini menjadi kemunduran awal bagi Gedung Putih dalam sengketa hukum yang berpotensi mengancam independensi bank sentral, sebuah faktor penting yang selalu diawasi pasar.

Kini, seluruh perhatian para pelaku pasar tertuju pada rilis data indeks harga konsumen (CPI) yang dijadwalkan pada hari Kamis. Data ini sangat diantisipasi karena diperkirakan akan menjadi penentu utama arah kebijakan The Fed selanjutnya, dan tentu saja, pergerakan harga emas.

Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi Baru, Imbas Spekulasi Pemangkasan Bunga The Fed

Ricardo Evangelista, analis senior di ActivTrades, turut memberikan proyeksi untuk logam kuning ini. “Level US$ 3.750 muncul sebagai resistensi penting berikutnya, dan jika emas mampu bertahan di atasnya, logam mulia ini berpotensi mendekati US$ 3.900 menjelang akhir tahun,” jelasnya, memberikan gambaran potensi kenaikan lebih lanjut.

Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga turut merasakan sentimen positif pasar dan bergerak menguat. Perak spot naik 0,8% menjadi US$ 41,21 per ons, sementara platinum melonjak 1,7% ke level US$ 1.391,80. Bahkan, paladium menunjukkan lonjakan yang lebih impresif, naik hampir 3% menjadi US$ 1.180,81, menegaskan tren penguatan di seluruh segmen logam berharga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *