Scoot.co.id, JAKARTA — Harga emas kembali mencetak sejarah! Menembus level US$3.500 per troy ounce, komoditas mulia ini mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Lonjakan harga emas ini langsung berdampak positif pada saham-saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi I perdagangan Selasa, 2 September 2025. Melansir Bloomberg, harga emas untuk pengiriman segera sempat melesat 0,9% hingga mencapai US$3.508,73 per troy ounce di perdagangan Asia, melampaui rekor sebelumnya di bulan April lalu. Kenaikan signifikan ini juga menjadikan emas sebagai salah satu komoditas berkinerja terbaik tahun ini, dengan lonjakan lebih dari 30% sejak awal tahun.
Dampak positif ini terlihat jelas pada pergerakan saham beberapa emiten tambang emas di BEI. Berdasarkan data RTI Business, PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) memimpin penguatan dengan kenaikan fantastis 11,84%, menutup perdagangan di level Rp850 per saham. Transaksi ARCI terbilang aktif dengan volume 227,8 juta saham, frekuensi 17.485 kali, dan nilai transaksi mencapai Rp186 miliar.
PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) juga ikut menikmati kenaikan harga emas, mengalami pertumbuhan sebesar 9,24% dan ditutup pada harga Rp520 per saham. BRMS mencatatkan volume transaksi yang sangat tinggi, mencapai 1,2 miliar saham dengan nilai transaksi Rp594,4 miliar dan frekuensi 31.403 kali. Kenaikan signifikan juga dialami PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), melonjak 6,88% ke level Rp3.420 per saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp971,3 miliar. Emiten anggota holding BUMN pertambangan MIND ID ini membukukan volume transaksi sebesar 287,8 juta saham.
PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) turut menunjukan kinerja positif dengan kenaikan 4,29% ke level Rp730 per saham, nilai transaksinya mencapai Rp44,3 miliar. Sementara itu, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) masing-masing mengalami kenaikan 4,02% dan 3,36%.
Joni Teves, Ahli Strategis UBS Group AG, menjelaskan bahwa peningkatan alokasi investasi pada emas didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. “Skenario dasar kami adalah emas terus mencetak rekor baru dalam beberapa kuartal mendatang. Suku bunga rendah, data ekonomi yang melunak, ketidakpastian makro, serta risiko geopolitik membuat emas penting sebagai diversifikasi portofolio,” ujarnya.
Laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat pekan ini diperkirakan menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja, sehingga semakin memperkuat peluang The Fed untuk menurunkan suku bunga. Prospek ini secara langsung meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven yang tidak memberikan imbal hasil bunga. Sentimen positif terhadap emas juga dipicu oleh ketegangan politik di AS, terutama terkait serangan Presiden AS Donald Trump terhadap independensi The Fed dan upaya hukum untuk memberhentikan Gubernur Lisa Cook, serta keputusan pengadilan banding federal yang menyatakan tarif global Trump ilegal.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, menembus US$3.500 per troy ounce, didorong ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan ketidakpastian geopolitik. Kenaikan ini berdampak positif pada saham emiten tambang emas di BEI, seperti ARCI (naik 11,84%), BRMS (9,24%), dan ANTM (6,88%), dengan volume transaksi yang signifikan.
Peningkatan investasi pada emas disebabkan oleh suku bunga rendah, data ekonomi yang melemah, dan risiko geopolitik. Laporan ketenagakerjaan AS yang akan datang diperkirakan menunjukkan pelemahan pasar kerja, semakin memperkuat kemungkinan penurunan suku bunga The Fed dan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Ketegangan politik di AS juga turut meningkatkan sentimen positif terhadap emas.