Harga Minyak Melemah Jelang Tengah Hari Ini (29/8), Incar Kenaikan Mingguan

Scoot.co.id SINGAPURA. Fluktuasi harga minyak global terus menjadi sorotan pasar. Meskipun pada hari ini harga minyak menunjukkan pelemahan, komoditas energi vital ini diperkirakan akan mencatat kenaikan mingguan yang signifikan. Pasar saat ini terjebak di tengah tarik-menarik antara ekspektasi penurunan permintaan menjelang berakhirnya musim panas di Amerika Serikat dan ketidakpastian yang berkelanjutan terkait ketersediaan pasokan dari Rusia.

Pada Jumat (29/8/2025) pukul 10.15 WIB, pergerakan harga minyak mentah menunjukkan tren penurunan. Harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2025, yang akan segera berakhir, merosot 53 sen atau 0,8% menjadi US$ 68,09 per barel. Sementara itu, kontrak Brent yang lebih aktif untuk pengiriman November 2025 juga mengalami penurunan 48 sen atau 0,7% ke level US$ 67,5 per barel. Di pasar AS, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2025 terpangkas 51 sen, atau 0,8%, mencapai US$ 64,09 per barel. Kendati demikian, proyeksi mingguan tetap positif, dengan Brent diperkirakan naik 0,6% dan WTI diproyeksikan menguat 0,8%.

Harga Minyak Dunia Turun Jumat (29/8) Pagi: Brent ke US$68,12 & WTI ke US$64,15

Peningkatan harga minyak mentah Brent sebelumnya dipicu oleh serangkaian peristiwa geopolitik. Serangan Ukraina terhadap terminal ekspor minyak Rusia pada awal pekan ini serta pernyataan Kanselir Jerman Friedrich Merz pada Kamis yang menyebutkan tidak akan ada pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, sempat mendorong kenaikan harga. Peristiwa-peristiwa ini menciptakan kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan, yang secara tradisional menopang harga minyak.

Namun, dinamika pasar bergeser dengan berakhirnya musim panas di AS, yang secara historis menjadi puncak permintaan energi berkat perjalanan liburan. Libur Hari Buruh pada Senin menandai akhir periode ini, mengindikasikan penurunan permintaan. Di sisi lain, peningkatan pasokan dari produsen utama, yang datang seiring berakhirnya pemangkasan produksi sukarela, juga memberikan tekanan ke bawah pada harga. Analis komoditas Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, memperkirakan bahwa “peningkatan pasokan OPEC+ dan penurunan musiman aktivitas penyulingan global sejak September akan mengakibatkan peningkatan stok minyak global dalam beberapa bulan mendatang.” Dhar lebih lanjut memprediksi harga minyak Brent berjangka akan turun menjadi $63/bbl pada kuartal keempat 2025, mencerminkan ekspektasi kelebihan pasokan.

Kondisi geopolitik yang belum stabil juga menambah lapisan ketidakpastian. Serangan Rusia di ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Kamis dini hari yang menewaskan 23 orang telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Amerika Serikat mungkin akan merespons dengan sanksi yang lebih ketat terhadap Rusia. Hiroyuki Kikukawa, kepala strategi di Nissan Securities Investment, menyoroti bahwa “ketidakpastian masih menyelimuti apakah AS dan Eropa akan memperketat sanksi terhadap Rusia setelah serangannya terhadap Ukraina, dan mengenai potensi dampak tarif AS terhadap India, membuat investor enggan mengambil posisi besar.” Keengganan investor ini mencerminkan kehati-hatian di tengah lingkungan global yang penuh risiko.

Peran India dalam pasar energi global juga menjadi perhatian utama. Investor mencermati respons India terhadap tekanan dari AS untuk mengurangi pembelian minyak Rusia. Tekanan ini diperparah setelah mantan Presiden Trump menggandakan tarif impor dari India hingga 50% pada hari Rabu. Meski demikian, para pedagang memperkirakan ekspor minyak Rusia ke India justru akan meningkat pada bulan September, menunjukkan ketahanan hubungan energi antara kedua negara meskipun ada intervensi dari AS.

Harga Minyak Turun Imbas Kekhawatiran Prospek Permintaan

Perkembangan pasokan dari produsen kunci lainnya turut memengaruhi sentimen pasar. Arab Saudi, eksportir minyak terbesar dunia, kemungkinan akan memangkas harga minyak mentah untuk pembeli Asia pada bulan Oktober. Keputusan ini didasari oleh melimpahnya pasokan di pasar global dan indikasi melemahnya permintaan, sebagaimana disampaikan oleh sumber-sumber di sektor penyulingan. Dalam kabar terkait, pasokan minyak mentah Rusia ke Hongaria dan Slovakia melalui pipa Druzhba telah kembali normal setelah sempat terganggu akibat serangan Ukraina di Rusia pekan lalu, sebuah informasi yang dikonfirmasi oleh perusahaan minyak Hongaria MOL dan menteri ekonomi Slovakia pada hari Kamis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *