IHSG Cetak Rekor! Ketua OJK Ungkap Faktor Pendorong & Prospek 2024

Kinerja pasar modal di Indonesia terus menunjukkan penguatan yang mengesankan. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, yang mengungkapkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru-baru ini berhasil mencapai posisi All Time High (ATH) atau tertinggi sepanjang masa.

Dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Gedung BI, Jakarta Pusat, pada Senin (3/10), Mahendra Siregar menjelaskan bahwa IHSG telah mempertahankan tren positifnya. “Memasuki awal triwulan IV, IHSG melanjutkan tren penguatan dan beberapa kali mencatatkan posisi all time high. Indeks ditutup pada level 8.163 per 31 Oktober 2025 atau terapresiasi sebesar 15,31 persen year to date,” ujarnya, menyoroti momentum pertumbuhan yang kuat.

Mengawali pekan ini, IHSG kembali mencetak rekor baru, melonjak 111,21 poin atau 1,36 persen untuk mencapai level 8.275,08. Pencapaian ini didukung oleh mayoritas saham yang bergerak positif, di mana 353 saham menguat, sementara 291 saham melemah, dan 169 saham tetap stagnan.

Aktivitas perdagangan di pasar modal juga terpantau sangat dinamis, dengan volume mencapai 23,28 miliar lembar saham. Total nilai transaksi menembus angka fantastis Rp 15,75 triliun dari 2.097.512 kali transaksi, yang mendorong kapitalisasi pasar ke level Rp 15.080,57 triliun. Angka-angka ini mencerminkan tingginya minat dan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi domestik.

Mahendra lebih lanjut memaparkan bahwa pada kuartal III 2025, IHSG telah membukukan kinerja pertumbuhan yang sangat positif, dengan penguatan sebesar 16,36 persen secara quarter to quarter (Q to Q). Kinerja impresif ini didorong oleh berbagai sentimen positif baik dari dalam negeri maupun global yang terus menjaga optimisme pasar.

Selain itu, kekuatan pasar modal domestik juga terlihat dari solidnya penghimpunan dana. Mahendra mencatat, per 31 Oktober, nilai penawaran umum di pasar modal domestik telah mencapai Rp 198,8 triliun, sebuah indikator vital bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sektor riil.

Momentum positif ini diperkirakan akan berlanjut, mengingat saat ini terdapat 27 perusahaan yang berada dalam antrean atau pipeline untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Nilai indikatif dari rencana 27 IPO tersebut diperkirakan mencapai Rp 21,8 triliun, menambah optimisme terhadap potensi ekspansi pasar.

Antusiasme pasar ini sejalan dengan target ambisius Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya, BEI telah menargetkan akan ada 50 IPO pada tahun 2026. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan proyeksi tahun ini yang diharapkan melampaui target awal 45 perusahaan tercatat, menunjukkan percepatan pertumbuhan yang luar biasa.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam konferensi pers RUPSLB BEI secara daring pada Rabu (29/10), menegaskan bahwa capaian tahun ini merupakan bukti pertumbuhan positif dari berbagai aspek, termasuk jumlah perusahaan tercatat, volume penghimpunan dana, dan aktivitas investor di pasar modal. “Dengan saham 50, target tahun ini kita 45, tahun depan kita targetnya 50 IPO saham,” jelas Iman, menggarisbawahi komitmen BEI untuk terus mendorong pengembangan pasar modal Indonesia.

Ringkasan

Ketua OJK menyatakan IHSG mencapai All Time High (ATH), ditutup pada level 8.163 per 31 Oktober 2025 atau terapresiasi 15,31 persen year to date. IHSG kembali mencetak rekor dengan melonjak 1,36 persen ke level 8.275,08, didukung mayoritas saham yang positif dan nilai transaksi mencapai Rp 15,75 triliun.

Kinerja IHSG didorong sentimen positif domestik dan global dengan pertumbuhan 16,36 persen (Q to Q) pada kuartal III 2025. Nilai penawaran umum di pasar modal domestik mencapai Rp 198,8 triliun dengan 27 perusahaan dalam pipeline IPO senilai Rp 21,8 triliun. BEI menargetkan 50 IPO pada tahun 2026, naik dari target tahun ini yang melampaui 45 perusahaan tercatat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *