KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menorehkan kinerja impresif pada penutupan perdagangan Selasa (23/9/2025), dengan menguat signifikan sebesar 85,16 poin atau setara 1,06%, mencapai level 8.125,20. Pencapaian ini menandai rekor baru bagi indeks acuan pasar modal Indonesia tersebut.
Menurut Hendra Wardana, Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Republik Investor, lonjakan IHSG ke titik tertinggi sepanjang masa ini utamanya digerakkan oleh penguatan sektor consumer staples dan keuangan. Sentimen positif turut didukung oleh finalisasi perjanjian dagang antara Indonesia dan Uni Eropa, yang diharapkan mampu mendongkrak ekspor nasional dan menjaga optimisme investor, meskipun nilai tukar rupiah masih tertekan hingga Rp 16.660 per dolar AS. Lebih lanjut, aktivitas net buy investor asing yang mencapai Rp 451 miliar pada perdagangan hari itu menjadi indikator kuat adanya kembali aliran dana segar ke pasar domestik.
IHSG Pecah Rekor Baru, Asing Net Buy Rp 5,55 Triliun Hari Ini (23/9)
Untuk proyeksi perdagangan Rabu (24/9), Hendra memperkirakan peluang penguatan IHSG masih terbuka lebar, dengan potensi menguji area resistance krusial di level 8.200. Namun, secara teknikal, investor disarankan untuk tetap mewaspadai area support terdekat di Moving Average 5 (MA5) pada 8.049, yang menjadi batas bawah penguatan jangka pendek. Dari ranah eksternal, pasar global masih menanti kepastian arah kebijakan moneter The Fed terkait pemangkasan suku bunga. Sementara itu, pelemahan harga komoditas global seperti minyak mentah dan CPO dapat menjadi tantangan bagi saham-saham di sektor energi dan perkebunan. “Sebaliknya, emas yang berhasil mencetak harga tertinggi baru berpotensi mengerek kinerja saham-saham tambang emas,” ungkap Hendra dalam risetnya yang diterima Kontan, Selasa (24/9).
Meski ruang kenaikan IHSG dinilai mulai terbatas karena telah memasuki area jenuh beli (overbought), potensi reli lanjutan tetap eksis selama sentimen positif dari domestik maupun global terus memberikan dukungan. Analisis teknikal dari Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menunjukkan histogram positif MACD yang mengindikasikan penguatan, didukung oleh volume beli yang solid serta sinyal akumulasi dari indikator accumulation/distribution.
Namun, Valdy juga mencatat bahwa indikator Stochastic RSI berada di area overbought. Posisi IHSG yang berada di atas level MA5, MA20, dan MA200 mengindikasikan tren bullish yang kuat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menuju area 8.150-8.200 pada perdagangan Rabu (24/9), asalkan mampu ditutup di atas level MA5 di sekitar 8.050. “Mengingat kondisi IHSG di area overbought, investor perlu mewaspadai potensi pullback minor di kisaran 8.050-8.070,” tegas Valdy dalam risetnya, Selasa (23/9).
IHSG Ditutup Menguat 1,06% ke 8.125, Saham Big Banks Bergerak Variatif Selasa (23/9)
Lebih lanjut, Valdy mengemukakan sentimen pasar global juga akan dipengaruhi oleh sejumlah data ekonomi penting. Di antaranya adalah Ifo Business Climate Jerman untuk September 2025 yang diperkirakan sedikit naik ke 89.2 dari 89 di Agustus 2025, serta rilis data new home sales AS bulan Agustus 2025 yang diproyeksikan sedikit turun menjadi 0,65 juta unit dari 0,652 juta unit di Juli 2025.
Rekomendasi Saham Unggulan
Menyikapi kondisi pasar, Hendra Wardana menyarankan investor untuk mencermati saham-saham yang memiliki katalis positif jangka pendek. Saham-saham tersebut meliputi SCMA, yang konsisten diakumulasi oleh EMTK dan diiringi rumor rencana IPO anak usaha digitalnya, dengan target harga Rp 380. Kemudian, ADMR berpotensi rebound di level Rp 1.125 seiring prospek batu bara yang menjanjikan. Saham CARS juga menarik dari sisi valuasi dengan target Rp 159, sementara TOTL berpeluang menguat hingga Rp 825 didukung proyek-proyek konstruksi.
Senada, Phintraco Sekuritas juga merilis daftar saham pilihan (top picks) untuk perdagangan Rabu (24/9), yaitu ADRO, PGEO, DOID, DKFT, dan ASII.