Scoot.co.id JAKARTA. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), emiten otomotif dari Grup Salim, berhasil membukukan performa kinerja keuangan yang impresif sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Kenaikan signifikan tercatat baik dari sisi pendapatan maupun perolehan laba bersih, menandai periode pertumbuhan yang kuat bagi perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak tajam 216,06% secara tahunan (year-on-year/yoy). Per kuartal III-2025, laba bersih IMAS mencapai Rp 257,60 miliar, melesat dari angka Rp 81,50 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba yang spektakuler ini didorong oleh peningkatan pendapatan serta kontribusi dari pendapatan operasi lain, yang secara efektif berhasil menyeimbangkan kenaikan beban usaha dan beban keuangan.
Secara konsolidasi, pendapatan bersih yang dibukukan IMAS mencapai Rp 22,72 triliun, tumbuh 4,62% yoy dibandingkan dengan Rp 21,72 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didukung oleh kontribusi dari berbagai segmen usaha. Segmen otomotif, termasuk layanan bengkel, menjadi penyumbang terbesar dengan pendapatan Rp 18,13 triliun, meningkat 5,27% yoy dari Rp 17,22 triliun. Sementara itu, segmen jasa keuangan, sewa kendaraan, dan logistik juga menunjukkan kinerja positif dengan pendapatan Rp 4,04 triliun, naik 5,59% dari Rp 3,82 triliun sebelumnya.
Laba Indomobil (IMAS) Ngebut 216,06% per Kuartal III 2025
Seiring dengan lonjakan pendapatan, laba kotor IMAS turut menguat 6,37% menjadi Rp 4,64 triliun dari Rp 4,36 triliun. Peningkatan ini kemudian diikuti oleh melonjaknya laba usaha sebesar 16,9%, mencapai Rp 2,23 triliun, dibandingkan dengan Rp 1,90 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan efisiensi operasional yang membaik.
Salah satu pendorong utama kenaikan laba bersih Indomobil adalah lonjakan pendapatan operasi lain yang sangat signifikan, mencapai Rp 908,94 miliar. Angka ini melonjak 70% dibandingkan dengan Rp 534,41 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Menurut catatan laporan keuangan, pendapatan operasi lain yang substansial ini sebagian besar berasal dari pengakuan keuntungan atas akuisisi entitas anak baru yang dilakukan pada tahun 2025, menghasilkan goodwill negatif sekitar Rp 389 miliar.
Selain itu, terkendalinya beban keuangan yang relatif stabil di level Rp 1,87 triliun, turut berkontribusi dalam menjaga pertumbuhan positif laba sebelum pajak IMAS yang mencapai Rp 657,56 miliar, jauh di atas Rp 441,29 miliar pada tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, laba periode berjalan Indomobil juga meningkat drastis menjadi Rp 360,75 miliar, melonjak 87,3% dibandingkan Rp 192,52 miliar pada kuartal III-2024. Dengan capaian ini, laba per saham dasar (EPS) perusahaan naik signifikan menjadi Rp 64,49 per saham, dari Rp 20,40 per saham pada periode yang sama tahun lalu.
Cermati Rekomendasi Saham Indomobil (IMAS) Usai Akusisi Saham Nissan Motor
Rekomendasi Saham
Kinerja keuangan yang positif ini tentu menarik perhatian para analis pasar. Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai bahwa industri otomotif memiliki prospek yang cerah di masa depan, didukung oleh peningkatan permintaan terhadap suku cadang. Kondisi ini, menurutnya, berpotensi menjadi katalis positif bagi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih IMAS ke depan. “Selain itu, kita berharap tren penurunan suku bunga acuan dapat berlanjut sehingga mendorong peningkatan permintaan, mengingat borrowing cost effect mulai terasa,” ujar Nafan kepada Kontan, Minggu (2/11/2025).
Indomobil Sukses (IMAS) Jadi Distributor Mobil Hongqi, Cek Rekomendasi Sahamnya
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memberikan pandangan dari sisi teknikal. Ia mengamati bahwa pergerakan saham IMAS masih berada dalam fase downtrend dan didominasi oleh tekanan jual. Namun, koreksi saham IMAS tampak tertahan oleh cluster MA20 dan MA60. Indikator MACD masih menunjukkan sinyal lanjutan koreksi, sementara indikator stochastic berisiko mengalami deadcross. “Level support saham IMAS berada di posisi Rp 1.090 dan resistance Rp 1.200 per saham,” jelas Herditya kepada Kontan, Minggu (2/11/2025). Berdasarkan analisisnya, Herditya merekomendasikan speculative buy untuk saham IMAS dengan target harga antara Rp 1.235 hingga Rp 1.260 per saham. Kontras dengan itu, Nafan dari Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan wait and see untuk saham IMAS.