Scoot.co.id JAKARTA. Kinerja keuangan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), atau yang lebih dikenal dengan Alfamart, menunjukkan pertumbuhan impresif pada paruh pertama tahun 2025. Peningkatan pendapatan signifikan ini ditopang oleh strategi ekspansi yang agresif di wilayah luar Jawa.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan AMRT pada semester I-2025 berhasil melesat 8% secara tahunan (year on year/YoY), mencapai angka Rp 63,8 triliun. Angka ini mencerminkan kekuatan bisnis Alfamart dalam menghadapi dinamika pasar yang kompetitif.
Meski demikian, penjualan pada kuartal II-2025 tercatat sebesar Rp 31,0 triliun, sedikit terkoreksi 5% secara kuartalan (QoQ). Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan ini tetap menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 4% YoY, menandakan resiliensi perseroan.
Analis Maybank Sekuritas, Willy Goutama, dalam risetnya pada 5 Agustus 2025, menyoroti bahwa capaian penjualan AMRT masih jauh mengungguli pertumbuhan industri minimarket secara keseluruhan. “Pertumbuhan ini berkat penjualan luar Jawa yang solid,” jelas Willy, menekankan peran krusial wilayah tersebut dalam mendongkrak performa perseroan.
Intip Rekomendasi Saham: AMRT, ANTM, BBCA, BBTN, dan CPIN, Selasa (9/9)
Memang, penjualan Alfamart di luar Jawa pada kuartal kedua tercatat melonjak menjadi Rp 12,6 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan 7% secara kuartalan dan bahkan meroket 16% YoY. Kinerja gemilang ini turut mendorong peningkatan pangsa pasar AMRT di bisnis minimarket Tanah Air menjadi 32,8% pada kuartal II-2025. Sebagai perbandingan, pangsa pasar sebelumnya adalah 32,4% pada kuartal I-2025 dan 30,5% pada kuartal II-2024, mengindikasikan dominasi yang terus menguat.
Analisis senada datang dari Rifdah Fatin Hasanah, analis Ina Sekuritas. Ia mengungkapkan bahwa momentum solid di luar Jawa didukung oleh meningkatnya permintaan di wilayah tier kedua dan ketiga. “Hal ini seiring aktivitas ekonomi regional yang lebih kuat,” paparnya dalam riset tertanggal 5 Agustus 2025. Sebagai contoh nyata, Produk Domestik Bruto (PDB) Sulawesi tumbuh impresif 5,83% pada kuartal II-2025, melampaui pertumbuhan PDB Jawa yang sebesar 5,24%.
Lebih lanjut, Rifdah mencatat bahwa biaya tenaga kerja dan sewa yang relatif lebih rendah di wilayah-wilayah tersebut memberikan keunggulan profitabilitas struktural yang signifikan bagi AMRT. Dengan demikian, faktor ini semakin memperkuat potensi pertumbuhan berkelanjutan perseroan dalam jangka panjang.
Dukungan terhadap pertumbuhan ini juga berasal dari ekspansi agresif Alfamart. Perseroan tercatat membuka 595 toko baru di seluruh Indonesia sepanjang separuh pertama tahun ini, sehingga total gerai mencapai 23.872 outlet. Dalam langkah ekspansi ini, AMRT secara konsisten memprioritaskan pembukaan toko di luar Jawa.
Hal ini terefleksi dari komposisi toko berdasarkan lokasi, di mana proporsi gerai di wilayah luar Jawa meningkat dari 35,1% pada tahun 2024 menjadi 35,8% di semester I-2025. Rifdah melihat, peningkatan ini mencerminkan pertumbuhan jumlah toko di luar Jawa sebesar 4,6% YoY, dari 8.170 menjadi 8.546 gerai.
Alfamart (AMRT) Akan Membuka 500 Gerai di Semester Kedua
Sementara itu, pertumbuhan toko di Jawa dan Jabodetabek relatif lebih moderat. Masing-masing hanya naik 2,03% dan 0,51% YoY, menjadikan total gerai di Jawa sebanyak 9.477 dan di Jabodetabek 5.849.
Dengan strategi ekspansi yang terarah dan perbaikan kinerja yang berkelanjutan, Rifdah memandang prospek saham AMRT masih sangat positif ke depan.
Di sisi lain, Willy Goutama mempertahankan proyeksi laba bersih Alfamart hingga akhir tahun 2025 di angka Rp 3,38 triliun. Proyeksi ini mengindikasikan peningkatan dari laba bersih tahun 2024 yang mencapai Rp 3,14 triliun. Meskipun demikian, Willy mengingatkan adanya potensi perlambatan laba akibat risiko daya beli masyarakat yang masih lemah. “Selain itu, risiko juga meliputi biaya operasional yang meningkat, khususnya biaya gaji,” imbuh Willy.
Dengan pertimbangan tersebut, Willy merekomendasikan hold untuk saham AMRT dengan target harga Rp 2.300 per saham. Berbeda pandangan, Rifdah lebih optimis dan menyarankan beli saham AMRT dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 2.700 per saham.