Scoot.co.id JAKARTA – Gelombang manuver strategis tengah terlihat di pasar modal Indonesia, didorong oleh sejumlah konglomerat yang berada dalam lingkaran dekat Presiden Prabowo Subianto. Pergerakan saham dan transaksi korporasi ini diproyeksikan oleh para analis pasar modal akan memberikan sentimen positif signifikan terhadap saham-saham terkait sepanjang periode pemerintahan yang baru.
Salah satu langkah terbaru yang menarik perhatian adalah divestasi yang dilakukan oleh Haji Romo Nitiyudo Wachjo, yang juga dikenal sebagai Haji Robert. Melalui PT Caraka Reksa Optimal, pemegang saham pengendali perseroan, Haji Robert melepas 240,86 juta saham PT Petrosea Tbk (PTRO). Transaksi ini dilakukan dengan harga rata-rata Rp 2.968 per saham, menghasilkan dana sekitar Rp 714,89 miliar. Langkah strategis ini bertujuan untuk meningkatkan porsi saham publik (free float) di pasar. Pasca penjualan tersebut, kepemilikan Caraka Reksa Optimal di PTRO kini turun menjadi 29,56% atau setara dengan 2,98 miliar saham.
Danantara Pertimbangkan Jadi Penyedia Likuiditas di BEI, Cek Saham Rekomendasi Analis
Di sisi lain, Hashim Djojohadikusumo, adik dari Presiden Prabowo, memperkuat kepemilikannya di PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) melalui entitas investasinya, PT Investasi Sukses Bersama. Pada 8 Agustus 2025, perseroan mengakuisisi 30,09 juta saham WIFI dengan harga Rp 2.800 per saham. Dengan transaksi ini, total kepemilikan Hashim di WIFI meningkat signifikan menjadi 54,22% dari sebelumnya 53,65%.
Manuver investasi juga terlihat dari Haji Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam. Pada Juli 2025, melalui PT Shankara Fortuna Nusantara, ia membeli 15% saham PT Jagonya Ayam Indonesia dari PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) senilai Rp 54,44 miliar. Tak hanya itu, tahun lalu Garibaldi “Boy” Thohir dari Grup Alamtri turut melakukan langkah besar dengan memisahkan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dari PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) melalui skema penawaran umum perdana (IPO).
Emiten Konstruksi Bersikap Konservatif, Cermati Saham Rekomendasi Analis
Melihat fenomena ini, Budi Frensidy, seorang pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia, menilai bahwa saham-saham emiten yang terafiliasi erat dengan konglomerat di lingkaran Presiden Prabowo berpotensi mendapatkan momentum positif selama masa pemerintahannya. Sebagai ilustrasi, saham WIFI telah mencatat kenaikan impresif sebesar 1.108,33% dalam setahun terakhir dan pada 14 Agustus 2025 ditutup menguat 7,01% di level Rp 2.900 per saham.
Senada dengan pandangan tersebut, Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, menyoroti beberapa sektor yang diproyeksikan akan mendapatkan dukungan kebijakan kuat dari pemerintahan baru. Sektor-sektor tersebut meliputi kelapa sawit dan properti. Saham-saham kelapa sawit milik Haji Isam, seperti PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) dan PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), telah mengalami apresiasi harga yang signifikan. Peningkatan ini seiring dengan kenaikan harga CPO menjelang festival Diwali, serta rencana implementasi kebijakan B50 pada tahun 2026 yang diperkirakan akan menjadi katalis positif bagi industri kelapa sawit.
Sektor properti juga disebut-sebut akan terdorong oleh prospek penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia serta perpanjangan insentif PPN DTP. Kondisi makroekonomi ini diyakini dapat menguntungkan emiten-emiten properti besar seperti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) yang dimiliki oleh konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan.
IHSG Berpotensi Lanjut Melemah pada Kamis (19/6), Cermati Saham Rekomendasi Analis
Lebih lanjut, Nafan merekomendasikan ‘speculative buy‘ untuk saham WIFI pada area beli Rp 2.560–Rp 2.760, meskipun level resistance sebelumnya di Rp 2.890 telah tercapai. Untuk sektor kelapa sawit, ia menegaskan bahwa kenaikan harga CPO masih menjadi faktor pendorong utama yang kuat, sementara sektor properti akan terus diuntungkan oleh sentimen makroekonomi yang positif.