Kripto Ambles! Tekanan Jual Tinggi, Sentimen Investor Jadi Kunci?

Scoot.co.id JAKARTA. Pasar kripto kembali menunjukkan gejolak signifikan, dengan harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan mayoritas altcoin mengalami penurunan tajam hari ini, mencerminkan volatilitas yang masih tinggi.

Menurut data dari Coinmarketcap yang dihimpun pada Selasa (21/10/2025) pukul 15.26 WIB, harga Bitcoin (BTC) tercatat berada di US$ 107.841. Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini terkoreksi 2,95% dalam 24 jam terakhir dan menunjukkan pelemahan sebesar 3,68% dalam rentang sepekan.

Sementara itu, harga Ethereum (ETH) juga tak luput dari tekanan. ETH diperdagangkan di level US$ 3.879, mengalami penurunan 3,97% dalam sehari dan melemah 2,76% sepanjang minggu ini.

Panji Yudha, seorang Financial Expert dari Ajaib, mengungkapkan bahwa tekanan pada harga BTC dan ETH didorong oleh dua pemicu utama: tekanan dari investasi institusional dan ketidakpastian kondisi makro global.

“Aksi penarikan modal besar-besaran dari produk investasi institusional menjadi faktor pendorong utama di balik pelemahan pasar ini,” jelas Panji kepada KONTAN, Selasa (21/10/2025).

Aset Kripto Bitcoin dan Ethereum Masih Tertekan, Begini Prospeknya di Akhir Tahun

Panji lebih lanjut merinci bahwa pada periode 13-17 Oktober 2025, Bitcoin spot ETF mencatatkan arus dana keluar bersih (net outflow) yang sangat besar, mencapai US$ 1,23 miliar. Arus keluar dana jumbo ini tak ayal memicu tekanan jual yang substansial di pasar spot. “Hal ini mengonfirmasi bahwa investor besar sedang berada dalam fase penghindaran risiko (risk-off) dan mengambil keuntungan (profit taking),” Panji menambahkan.

Kondisi pasar kripto semakin diperparah oleh sentimen makro global, terutama kekhawatiran akan kelanjutan perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok. Selain itu, Panji juga menyoroti ketidakpastian data ekonomi AS akibat potensi penutupan pemerintahan (government shutdown) yang turut membuat pasar khawatir.

Melihat kondisi ini, Panji memprediksi bahwa tekanan jual dan konsolidasi pasar cenderung akan bertahan hingga akhir minggu ini, terutama menjelang rilis data inflasi penting. “Harga BTC saat ini sedang menguji support kritis di sekitar US$ 105.000 dan support psikologis di US$ 100.000,” paparnya.

Kendati demikian, Panji memperkirakan potensi rebound akan muncul setelah tanggal 24 Oktober, atau pasca rilis data CPI AS. Rebound ini juga sangat bergantung pada sinyal pembalikan dari net outflow menjadi net inflow pada aliran dana ETF.

Di tengah ketidakpastian, de-eskalasi perang dagang dapat menjadi “angin segar” bagi pasar kripto. Panji menilai, konfirmasi pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping di KTT APEC, yang dimulai pada 31 Oktober, berpotensi mengurangi ketidakpastian geopolitik. “Kejelasan ini akan memicu sentimen risk-on dan mendukung reli pada BTC dan ETH,” ujarnya optimis.

Bitcoin Nyungsep ke US$107.000, “Uptober” Berubah Jadi “Downtober”?

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Panji menaksir bahwa sepanjang sisa tahun 2025, Bitcoin berpotensi menguji kembali rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high) di US$ 126.199, dengan target harga ambisius mencapai US$ 140.000.

Sementara itu, Panji memandang Ethereum akan mengikuti pergerakan harga Bitcoin, namun dengan beta (ukuran risiko) yang lebih tinggi. Ia mencermati bahwa harga ETH akan didukung oleh berbagai upgrade jaringan serta minat institusional yang terus meningkat di sektor DeFi (Decentralized Finance). “Maka, ETH diprediksi dapat bergerak di kisaran US$ 4.500 hingga US$ 5.500 pada akhir tahun, bahkan berpotensi mengungguli persentase kenaikan BTC,” Panji menyimpulkan terkait prospek Ethereum.

Ringkasan

Pasar kripto mengalami penurunan tajam, dengan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) terkoreksi akibat tekanan investasi institusional dan ketidakpastian makro global. Bitcoin spot ETF mencatatkan arus dana keluar bersih sebesar US$ 1,23 miliar, memicu tekanan jual signifikan. Kondisi ini diperparah oleh kekhawatiran perang dagang AS-Tiongkok dan ketidakpastian data ekonomi AS.

Analis memprediksi tekanan jual akan berlanjut hingga rilis data inflasi AS, dengan Bitcoin menguji support di US$ 105.000. Potensi rebound diperkirakan muncul setelah rilis data CPI dan jika terjadi pembalikan arus dana ETF. De-eskalasi perang dagang, seperti pertemuan antara Presiden AS dan Tiongkok, dapat menjadi sentimen positif bagi pasar kripto, berpotensi mendorong Bitcoin dan Ethereum kembali ke rekor tertinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *