JAKARTA, Scoot.co.id – Nilai tukar Rupiah spot mengakhiri perdagangan Selasa (21/10/2025) dengan pelemahan tipis. Mata uang garuda ditutup pada level Rp 16.587 per dolar Amerika Serikat (AS), menunjukkan penurunan 0,07% dari posisi sehari sebelumnya yang berada di Rp 16.575 per dolar AS. Kondisi ini mencerminkan dinamika pasar valuta asing yang terus bergerak.
Pelemahan Rupiah ini sejalan dengan tren di kawasan Asia, di mana mayoritas mata uang juga mengalami tekanan terhadap dolar AS pada sesi perdagangan sore. Di antara seluruh mata uang Asia yang melemah, Won Korea mencatat penurunan paling signifikan, anjlok 0,61%. Disusul oleh Yen Jepang yang terdepresiasi 0,32%, Baht Thailand melemah 0,30%, Dolar Taiwan turun 0,18%, Dolar Singapura merosot 0,15%, Peso Filipina melemah 0,13%, Rupiah dengan 0,07%, dan Ringgit Malaysia dengan pelemahan 0,01% terhadap mata uang Paman Sam.
Namun, tidak semua mata uang Asia tumbang. Beberapa di antaranya justru menunjukkan ketahanan dengan menguat terhadap dolar AS pada periode yang sama. Yuan China berhasil menguat tipis 0,04%, sementara Dolar Hong Kong juga mencatat penguatan sebesar 0,01% terhadap dolar AS, menunjukkan adanya resistensi di tengah gejolak pasar.
Rupiah Berbalik Melemah ke Rp 16.591 Per Dolar AS pada Siang Ini (21/10)
Di sisi lain, pergerakan dolar AS secara global juga patut dicermati. Indeks Dolar (yang merefleksikan nilai tukar dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia) terpantau di level 98,74. Angka ini menunjukkan kenaikan dari posisi 98,58 yang tercatat sehari sebelumnya, mengindikasikan penguatan dolar AS di kancah internasional yang turut mempengaruhi dinamika regional.
Ringkasan
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS ditutup pada level Rp 16.587 pada tanggal 21 Oktober 2025, mengalami pelemahan tipis sebesar 0,07% dibandingkan hari sebelumnya. Pelemahan ini sejalan dengan tren mayoritas mata uang di Asia yang juga mengalami tekanan terhadap dolar AS.
Meskipun demikian, beberapa mata uang Asia seperti Yuan China dan Dolar Hong Kong justru menguat terhadap dolar AS. Sementara itu, Indeks Dolar menunjukkan penguatan dolar AS di kancah internasional, yang turut mempengaruhi dinamika regional.