Kuartal III Menggembirakan: Kemenkeu Prediksi Ekonomi Tumbuh 5,1 Persen!

Jakarta, IDN Times – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan optimisme kuat terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi Kemenkeu menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,1 persen (year on year/yoy) pada kuartal III-2025, angka yang sedikit melambat dibandingkan realisasi 5,12 persen di kuartal sebelumnya. Meskipun demikian, pemerintah yakin perekonomian akan tetap tangguh.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu, menjelaskan bahwa ketahanan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga 2025 didukung oleh kinerja industri yang tetap ekspansif serta perbaikan signifikan pada kinerja ekspor. Perbaikan ekspor ini diantisipasi menyusul tuntasnya negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). “Kelihatannya akan cukup resilien, mungkin sekitar 5,1 persen karena ekspor kita masih bagus untuk kuartal III, sementara untuk kuartal IV ekspor terus bagus,” ujar Febrio saat ditemui di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada Kamis (9/10/2025).

Untuk memacu akselerasi pertumbuhan ekonomi, pemerintah fokus pada peningkatan realisasi belanja, khususnya dari kementerian/lembaga (K/L). Belanja pemerintah memegang peranan krusial sebagai stimulus penggerak roda perekonomian. Data Kemenkeu menunjukkan, realisasi belanja K/L hingga awal Oktober 2025 baru mencapai Rp815 triliun, atau sekitar 55 persen dari total pagu anggaran sebesar Rp1.471 triliun. Dengan sisa waktu kurang dari tiga bulan, Febrio menekankan pentingnya percepatan serapan anggaran. “Untuk tahun 2025 kita akan banyak fokus di percepatan realisasi belanja K/L karena kami melihat sisa kurang dari tiga bulan,” jelasnya.

Secara menyeluruh, Kemenkeu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menyentuh 5,2 persen pada 2025 dan meningkat menjadi 5,4 persen pada 2026. Untuk mencapai target ambisius ini, pemerintah akan mengoptimalkan tiga mesin pertumbuhan utama perekonomian nasional. Salah satu langkah strategis yang sedang difinalisasi adalah peluncuran kebijakan stimulus besar yang menyasar masyarakat miskin dan rentan. Insentif serta bantuan ini diharapkan dapat secara signifikan memperbaiki daya beli masyarakat, dengan dampak yang diperkirakan akan sangat terasa pada kuartal IV-2025.

Mesin pertumbuhan kedua berfokus pada sektor keuangan, yang vital dalam menopang laju ekonomi. Pemerintah telah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun di perbankan pelat merah. Dana ini akan disalurkan sebagai kredit ke sektor riil, bertujuan untuk menggerakkan aktivitas usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, upaya penguatan sektor keuangan juga dilakukan melalui penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Kami akan pastikan penjaminannya melalui koordinasi dengan BI (Bank Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” terang Febrio.

Mesin pertumbuhan ketiga adalah reformasi dunia usaha, yang diwujudkan melalui pembenahan regulasi dan sistem perizinan. Dalam kerangka ini, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Regulasi ini mengintroduksi sistem fiktif positif, sebuah mekanisme inovatif di mana permohonan perizinan yang tidak direspons dalam jangka waktu tertentu akan secara otomatis dianggap disetujui. Sistem ini juga mengintegrasikan proses perizinan dari pemerintah pusat hingga daerah, menandai sebuah terobosan signifikan. Febrio menyatakan, “Tentunya ini terobosan. Nanti akan kami lihat sejauh apa percepatannya.”

Febrio menambahkan bahwa sistem fiktif positif dirancang untuk mempercepat proses perizinan dan meningkatkan efisiensi birokrasi secara substansial. “Fiktif positif dapat dijalankan ketika permohonan izin tidak ditanggapi dalam waktu tertentu. Artinya, izin dianggap disetujui secara otomatis. Misalnya, jika tidak ada ketentuan waktu dalam proses perizinan tertentu, dan permohonan itu tidak diproses selama lima hari, maka permohonan tersebut dianggap disetujui,” pungkasnya, menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan responsif.

Ringkasan

Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1% (yoy) pada kuartal III-2025, didukung oleh kinerja industri dan perbaikan ekspor, terutama setelah negosiasi tarif dengan AS selesai. Pemerintah menekankan pentingnya percepatan realisasi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) untuk memacu pertumbuhan, mengingat realisasi belanja baru mencapai 55% dari total pagu anggaran.

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2% di 2025 dan 5,4% di 2026, pemerintah mengoptimalkan tiga mesin pertumbuhan utama: peningkatan daya beli masyarakat melalui stimulus, penguatan sektor keuangan melalui penyaluran kredit ke sektor riil dan penjaminan KUR, serta reformasi dunia usaha melalui sistem perizinan berbasis risiko (fiktif positif) yang mempercepat proses perizinan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *