Operasional Adaro Minerals (ADMR) Makin Efisien, Cek Rekomendasi Sahamnya

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menunjukkan kinerja yang memukau pada paruh pertama tahun ini, berhasil mencatat peningkatan volume produksi yang signifikan diiringi dengan efisiensi operasional yang tetap terjaga. Pencapaian ini menegaskan posisi ADMR sebagai pemain kunci di sektor pertambangan.

Pada kuartal II-2025, volume produksi ADMR melonjak mencapai 1,9 juta ton, menandai kenaikan impresif sebesar 32% secara tahunan (YoY) dan 18% secara kuartalan (QoQ). Angka ini membawa total volume produksi untuk semester I-2025 menjadi sekitar 3,5 juta ton, menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat. Sementara itu, volume penjualan juga menunjukkan tren positif, di mana pada kuartal II-2025 tercatat sebesar 1,6 juta ton, tumbuh 4% YoY dan 25% QoQ, sehingga total volume penjualan semester I-2025 mencapai 2,88 juta ton atau naik 11% YoY.

Menurut Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, peningkatan kinerja ini utamanya didorong oleh kondisi cuaca yang membaik selama kuartal II-2025. “Ini yang memungkinkan ADMR mengangkut volume batubara kokas lebih besar melalui Sungai Barito,” terang Ekky kepada Kontan, Rabu (10/9/2025). Kemudahan akses transportasi menjadi faktor krusial dalam memaksimalkan volume produksi dan penjualan.

Yang lebih menarik, di tengah lonjakan volume produksi, ADMR berhasil menekan beban pokok penjualan (COGS) sebesar -4,8% YoY serta beban operasional (Opex) turun -4,4% YoY pada semester I-2025. Penurunan biaya ini mengindikasikan manajemen yang cermat dan strategi operasional yang efektif. Ekky Topan menuturkan, ini adalah cerminan dari efisiensi operasional yang sangat baik, meliputi manajemen logistik yang optimal, efisiensi biaya produksi per ton, serta pengoptimalan kontrak jasa tambang.

Apabila efisiensi ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan, struktur biaya ADMR di masa mendatang diprediksi akan semakin kompetitif. Hal ini penting untuk menjaga margin keuntungan tetap sehat, bahkan di tengah potensi tekanan harga jual komoditas. Dengan demikian, ADMR akan memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap fluktuasi pasar global.

Namun, investor tetap perlu mencermati beberapa sentimen penting yang akan mempengaruhi kinerja ADMR hingga akhir tahun. Ekky Topan menekankan bahwa pergerakan harga batubara global akan menjadi faktor utama yang secara langsung memengaruhi pendapatan ADMR. Selain itu, perkembangan proyek smelter Kalimantan Aluminium Indonesia (KAI) juga dinilai akan menjadi sentimen positif tambahan, terutama jika proyek tersebut menunjukkan kemajuan signifikan atau percepatan pencapaian target konstruksi.

Di sisi lain, transisi energi global dan ketatnya regulasi lingkungan tetap menjadi faktor risiko jangka panjang yang perlu diwaspadai, tidak hanya bagi ADMR tetapi juga bagi emiten lain di sektor serupa. Tantangan ini menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan beradaptasi.

Hingga akhir tahun, Ekky menilai saham ADMR layak untuk dipertimbangkan dengan rekomendasi accumulative buy. Ia menetapkan target harga Rp 1.400–1.500 per saham. Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi tidak adanya penurunan tajam harga jual batubara serta terjaganya kinerja operasional perseroan.

Daya Beli Lesu Bikin Kinerja Indeks Konsumer Non Siklikal Layu, Ini Rekomendasinya

Saham Mitra Adiperkasa (MAPI) Menguat Usai Kabar Akuisisi, Analis Sarankan Hal Ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *