PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menunjukkan performa penjualan yang kokoh sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Meskipun demikian, di tengah pertumbuhan pendapatan yang solid tersebut, perseroan menghadapi sedikit perlambatan pada pencapaian laba bersihnya, sebuah dinamika yang menarik untuk dicermati dalam laporan keuangan konsolidasi terbaru.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, penjualan bersih ERAA mencatatkan peningkatan solid sebesar 7,72% secara tahunan (year on year/YoY). Pendapatan perseroan kini mencapai Rp 52,36 triliun hingga akhir September 2025, tumbuh dari posisi Rp 48,61 triliun yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Merinci lebih lanjut, kontribusi terbesar terhadap penjualan ERAA masih datang dari segmen telepon selular dan tablet, yang mencatatkan nilai Rp 40,87 triliun, meningkat dari Rp 39,42 triliun. Tak kalah impresif, segmen aksesoris dan lainnya menunjukkan lonjakan signifikan menjadi Rp 8,16 triliun, jauh melampaui Rp 5,98 triliun pada tahun sebelumnya. Segmen komputer dan peralatan elektronik lainnya juga memperlihatkan pertumbuhan, naik menjadi Rp 2,14 triliun dari Rp 1,94 triliun. Di sisi lain, segmen produk operator menjadi satu-satunya yang mengalami kontraksi, menurun tipis menjadi Rp 1,17 triliun dari Rp 1,24 triliun.
Namun, euforia pertumbuhan penjualan belum sepenuhnya selaras dengan performa profitabilitas. Tercatat, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan tipis 0,7% secara tahunan. Jumlah ini turun menjadi Rp 785,57 miliar hingga akhir September 2025, dibandingkan dengan Rp 791,16 miliar yang diraih pada periode Januari–September 2024.
Meskipun laba bruto ERAA menunjukkan peningkatan menjadi Rp 5,84 triliun dari Rp 5,43 triliun, seiring dengan volume penjualan yang meningkat, hal ini tidak cukup untuk mengimbangi lonjakan signifikan pada pos beban. Beban penjualan dan distribusi perseroan melambung menjadi Rp 2,64 triliun dari Rp 2,19 triliun pada tahun sebelumnya, bersamaan dengan kenaikan beban umum dan administrasi yang mencapai Rp 2,05 triliun dari Rp 1,95 triliun.
Peningkatan beban operasional ini berimbas langsung pada penurunan tipis laba usaha ERAA, yang terkoreksi menjadi Rp 1,61 triliun dari Rp 1,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Lebih lanjut, setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan sebesar Rp 332,35 miliar, laba periode berjalan secara keseluruhan mencapai Rp 848,75 miliar, sedikit di bawah pencapaian Rp 852,95 miliar pada tahun 2024.
Dampak dari perlambatan laba bersih ini turut mempengaruhi laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Angka ini tercatat sebesar Rp 49,77 per saham, sedikit lebih rendah dari Rp 50,13 per saham yang dibukukan pada periode yang sama tahun lalu.
Berpindah ke posisi keuangan, ERAA berhasil memperkuat neracanya dengan mencatatkan total aset senilai Rp 28,56 triliun per September 2025. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dari Rp 21,77 triliun yang dilaporkan pada akhir Desember 2024, mengindikasikan ekspansi bisnis yang berkelanjutan.
Pada periode yang sama hingga akhir September 2025, total liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp 18,92 triliun, sedangkan ekuitas ERAA berhasil mencapai Rp 9,46 triliun. Struktur ini merefleksikan posisi permodalan dan kewajiban finansial yang dikelola oleh perseroan.
Lebih lanjut, dalam aspek likuiditas, ERAA melaporkan peningkatan saldo kas dan setara kas akhir periode. Angka ini mencapai Rp 1,8 triliun per September 2025, naik dari Rp 1,44 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan manajemen kas yang efektif dan posisi likuiditas yang kuat.
Ringkasan
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan peningkatan penjualan bersih sebesar 7,72% menjadi Rp 52,36 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan dengan Rp 48,61 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar berasal dari segmen telepon selular dan tablet, diikuti oleh aksesoris dan lainnya. Namun, segmen produk operator mengalami sedikit kontraksi.
Meskipun penjualan meningkat, laba bersih ERAA mengalami penurunan tipis sebesar 0,7% menjadi Rp 785,57 miliar. Peningkatan beban penjualan dan distribusi serta beban umum dan administrasi menjadi faktor utama yang mempengaruhi penurunan ini. Total aset ERAA tercatat sebesar Rp 28,56 triliun, dengan saldo kas dan setara kas meningkat menjadi Rp 1,8 triliun.