Rupiah Bergejolak? The Fed Sinyal Bunga Turun, Ini Prediksi Senin!

Scoot.co.id JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (22/8/2025). Kondisi ini terjadi seiring fokus pasar yang tertuju pada penantian pidato penting Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, dalam simposium Jackson Hole.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bloomberg, kurs rupiah di pasar spot terpantau melemah 0,38%, mencapai level Rp 16.351 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (22/8/2025). Senada, mengacu pada data Jisdor Bank Indonesia (BI), nilai rupiah juga terdepresiasi sebesar 0,35% dan berada di posisi Rp 16.340 per dolar AS. Secara keseluruhan dalam sepekan, rupiah tercatat melemah 1,13% hingga Jumat (22/8), berakhir di level Rp 16.351 per dolar AS.

Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengidentifikasi bahwa pelemahan rupiah, sejalan dengan mata uang regional lainnya, dipicu oleh antisipasi pasar terhadap potensi pidato hawkish dari Powell. Ekspektasi ini pada gilirannya turut memperkuat nilai dolar AS di pasar global. Selain itu, Lukman juga menambahkan bahwa kinerja rupiah masih dibayangi oleh rekor defisit transaksi berjalan yang merupakan terbesar sejak tahun 2020.

Di sisi lain, pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyoroti peran data manufaktur AS yang menunjukkan peningkatan. Data positif ini telah mendorong penguatan dolar AS, sehingga memberikan tekanan lebih lanjut pada rupiah pada Jumat lalu. Ibrahim juga mengamati adanya faktor domestik yang turut membebani rupiah, yakni penangkapan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer melalui operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Melangkah ke perdagangan Senin (25/8/2025), pergerakan rupiah diperkirakan akan sangat dipengaruhi oleh pidato Jerome Powell di Jackson Hole. Dalam pidatonya, Powell memberikan sinyal yang cenderung dovish, membuka ruang bagi potensi pemangkasan suku bunga The Fed pada September 2025. Powell secara khusus menyoroti peningkatan risiko di pasar tenaga kerja AS, meskipun ia tetap mengingatkan bahwa risiko inflasi belum sepenuhnya mereda.

Untuk hari Senin (25/8/2025), Lukman Leong melihat tidak ada data ekonomi penting yang akan dirilis. Ia memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.300 hingga Rp 16.450 per dolar AS. Sementara itu, Ibrahim Assuaibi memperkirakan kurs rupiah akan berada di level Rp 16.350 per dolar AS.

Ringkasan

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada Jumat (22/8/2025), mencapai Rp 16.351 per dolar AS. Pelemahan ini dipicu oleh antisipasi pasar terhadap pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di simposium Jackson Hole dan data manufaktur AS yang positif. Selain itu, defisit transaksi berjalan dan faktor domestik seperti OTT oleh KPK juga turut membebani rupiah.

Untuk perdagangan Senin (25/8/2025), pergerakan rupiah diperkirakan dipengaruhi oleh pidato Powell yang memberi sinyal potensi pemangkasan suku bunga The Fed pada September 2025. Proyeksi untuk hari Senin adalah rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.300 – Rp 16.450 menurut Lukman Leong, sementara Ibrahim Assuaibi memperkirakan di level Rp 16.350 per dolar AS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *