Rupiah Menguat Lagi? Analis Ungkap Rahasia di Balik Tren Positif!

Scoot.co.id JAKARTA. Ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), masih akan menjadi penopang utama penguatan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (6/10/2025).

Pada akhir pekan sebelumnya, Jumat (3/10/2025), rupiah berhasil menunjukkan kinerja positif. Mengacu data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat 0,21% ke level Rp 16.562 per dolar AS. Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga tercatat menguat tipis 0,006% ke posisi Rp 16.611 per dolar AS.

Rupiah Berpotensi Lanjut Menguat dalam Jangka Menengah, Ekonomi Sebut Ini Penentunya

Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyoroti bahwa penguatan rupiah yang terjadi sepanjang sepekan lalu sebagian besar didorong oleh data ketenagakerjaan swasta AS yang menunjukkan pelemahan. Kondisi ini secara signifikan meningkatkan fokus investor pada kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Oktober mendatang, menciptakan sentimen positif bagi aset berisiko seperti rupiah.

Dari ranah domestik, Ibrahim juga mencermati adanya faktor penopang lain bagi mata uang Garuda. Penguatan ini dipicu oleh laporan Bank Indonesia (BI) yang mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tetap terjaga dengan baik, memberikan stabilitas bagi perekonomian nasional.

Rupiah Menguat di Bawah Rp 16.600, Simak Sentimen yang Menopangnya

Memproyeksikan perdagangan pada Senin (6/10/2025), Ibrahim memandang bahwa rupiah akan terus mendapatkan dorongan dari ekspektasi kuat akan pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Oktober. Sentimen global ini diperkirakan akan terus mendominasi pergerakan pasar.

Dengan demikian, Ibrahim menyimpulkan bahwa untuk perdagangan Senin, mata uang rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif namun berpeluang ditutup menguat. Ia memperkirakan pergerakan rupiah akan berada di rentang Rp 16.520 hingga Rp 16.560 per dolar AS.

Ringkasan

Rupiah menunjukkan kinerja positif pada akhir pekan lalu, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed. Data ketenagakerjaan swasta AS yang melemah menjadi pendorong utama, meningkatkan harapan investor terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada Oktober 2025.

Selain faktor eksternal, rupiah juga ditopang oleh faktor domestik, yaitu terjaganya inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 menurut laporan Bank Indonesia (BI). Untuk perdagangan Senin, rupiah diperkirakan akan terus menguat dengan rentang pergerakan antara Rp 16.520 hingga Rp 16.560 per dolar AS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *