SCMA EMTK Meroket: Efek IPO Superbank? Analisis Saham Terbaru

Scoot.co.id , JAKARTA — Harga saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dan PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) terpantau melambung tinggi, didorong oleh spekulasi santer mengenai penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) entitas afiliasinya, Superbank.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham SCMA melonjak 19,05%, mencapai level Rp400 per lembar pada perdagangan sesi pertama hari ini, Rabu (1/10/2025). Kinerja cemerlang ini bukan hal baru bagi SCMA, sebab sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak awal perdagangan 2025, harga sahamnya telah menguat lebih dari dua kali lipat, yakni 139,52%.

Kenaikan serupa juga dialami oleh EMTK. Harga saham EMTK berhasil menanjak 23,5% pada perdagangan sesi pertama hari ini, menyentuh level Rp1.550 per lembar. Secara keseluruhan, kinerja harga saham EMTK jauh lebih impresif dengan lonjakan lebih dari tiga kali lipat atau 215,04% secara ytd.

Penguatan signifikan pada harga saham EMTK dan SCMA ini tak lepas dari rumor yang kian kencang beredar mengenai rencana IPO Superbank, sebuah entitas afiliasi yang sangat dinanti. EMTK sendiri merupakan pemegang saham mayoritas di Superbank. Melalui PT Elang Media Visitama, EMTK tercatat memiliki porsi saham sebesar 31,27% di Superbank, seperti tertera pada laman resminya.

Sebagai informasi, Superbank adalah bank digital yang sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International. Transformasi menjadi bank digital dan penggantian nama menjadi Superbank terjadi seiring dengan masuknya EMTK sebagai investor strategis.

Spekulasi mengenai IPO Superbank telah menjadi perbincangan hangat di media sosial sejak pekan lalu. Sebuah tangkapan layar yang menampilkan latar e-IPO bahkan mengindikasikan bahwa Superbank akan melangsungkan penawaran saham perdana pada pertengahan Oktober 2025. Dalam rumor tersebut, disebutkan jumlah saham yang akan ditawarkan mencapai 35,88 juta lot, merepresentasikan 20,05% dari total saham, dengan harga penawaran awal yang diperkirakan berada di kisaran Rp250-Rp300.

Menanggapi derasnya rumor ini, Corporate Communication Head Emtek, Beverly Gunawan, menyampaikan apresiasi atas perhatian publik terhadap kabar IPO Superbank. Namun, ia juga menegaskan prinsip perusahaan terkait informasi pasar.

“Kami tidak memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar yang belum terverifikasi,” kata Gunawan dalam keterangan tertulis yang diterima beberapa waktu lalu.

Sejatinya, kabar IPO Superbank bukan hal baru. Isu ini sudah mencuat sejak awal tahun ini. Dilansir dari laporan Bloomberg pada Februari 2025, sumber yang mengetahui rencana tersebut mengungkapkan bahwa Superbank tengah mempertimbangkan untuk melantai di bursa dan membidik perolehan dana potensial senilai antara US$200 juta hingga US$300 juta dari penjualan saham perdana.

Lebih lanjut, Superbank juga dikabarkan mengincar valuasi fantastis, mencapai US$1,5 miliar hingga US$2 miliar, pada saat pencatatan sahamnya nanti.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Saham EMTK dan SCMA mengalami kenaikan signifikan didorong oleh spekulasi IPO Superbank, afiliasi di mana EMTK merupakan pemegang saham mayoritas. SCMA melonjak 19,05% dan EMTK naik 23,5% pada sesi pertama perdagangan, dengan kinerja tahun berjalan yang impresif, mencapai kenaikan lebih dari dua kali lipat dan tiga kali lipat masing-masing. Kenaikan ini dipicu oleh rumor IPO Superbank yang diperkirakan akan menawarkan 35,88 juta lot saham pada pertengahan Oktober 2025.

Superbank, sebelumnya dikenal sebagai Bank Fama International, bertransformasi menjadi bank digital setelah masuknya EMTK sebagai investor. Rumor IPO Superbank telah beredar sejak awal tahun, dengan target perolehan dana antara US$200 juta hingga US$300 juta dan valuasi US$1,5 miliar hingga US$2 miliar. Pihak Emtek menanggapi rumor ini dengan tidak memberikan komentar atas spekulasi pasar yang belum terverifikasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *