Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Besok Selasa (7/10/2025)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menutup perdagangan Senin (6/10/2025) di zona hijau, menguat 21,59 poin atau 0,27% ke level 8.139. Kinerja impresif ini bahkan sempat mendorong IHSG mencapai level intraday tertinggi baru di angka 8.176, menunjukkan momentum positif yang kuat di pasar saham domestik.

Penguatan IHSG pada hari tersebut, menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, didorong oleh performa solid dari emiten-emiten konglomerasi serta perusahaan yang berbasis pada komoditas emas. Senada, VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menambahkan, berlanjutnya apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga menjadi faktor penopang. Selain itu, rotasi investor ke sektor energi, infrastruktur, dan teknologi turut berkontribusi dalam memperkokoh laju IHSG.

Di tengah optimisme tersebut, pasar saham domestik juga dihadapkan pada sejumlah ketidakpastian. Ketidakpastian global terkait potensi penutupan pemerintahan (government shutdown) AS menjadi sentimen yang diperhatikan oleh pelaku pasar. Dari sisi teknikal, Audi mengamati bahwa indikator MACD menunjukkan tren yang melandai, meskipun di sisi lain, indikator RSI justru mencatatkan kenaikan, memberikan sinyal campuran bagi arah pergerakan.

Menjelang perdagangan Selasa (7/10/2025), para analis sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak cenderung menguat terbatas. Oktavianus Audi memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif dalam rentang level support 8.075 dan resistance 8.210, dengan indikator MACD yang masih menunjukkan tren melandai. Herditya Wicaksana pun sependapat, melihat peluang penguatan bagi IHSG dengan level support 8.104 dan resistance 8.168.

Sentimen utama yang akan mengiringi gerak IHSG besok adalah antisipasi pasar terhadap rilis data cadangan devisa Indonesia per September 2025. Data ini diperkirakan akan menunjukkan kenaikan signifikan, mencapai US$159 miliar. Oktavianus Audi menjelaskan bahwa kenaikan ini kemungkinan besar akan direspons positif oleh pasar, seiring dengan indikasi peningkatan aktivitas ekspor nasional.

Selain data ekonomi tersebut, kenaikan harga emas global yang terus mencatatkan nilai tertinggi baru sepanjang masa juga akan menjadi pendorong penting. Fenomena ini diperkirakan akan semakin mendongkrak kinerja emiten-emiten produsen atau yang terkait dengan komoditas emas di dalam negeri, memberikan kontribusi positif terhadap laju IHSG.

Dengan mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut, para investor dapat mencermati beberapa saham pilihan. Oktavianus Audi merekomendasikan strategi trading buy untuk saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dengan rentang support Rp 1.810 dan resistance Rp 2.310, serta PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) di rentang Rp 1.670-2.000. Selain itu, strategi speculative buy disarankan untuk saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan rentang support Rp 1.600 dan resistance Rp 1.705 per saham.

Sementara itu, Herditya Wicaksana menyarankan investor untuk mencermati saham-saham seperti PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dengan rentang support Rp 1.100 dan resistance Rp 1.180. Pilihan lainnya termasuk PT Harum Energy Tbk (HRUM) di rentang Rp 1.250-1.335, dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dengan rentang Rp 675-735.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *