SR023 Terpuruk! Penjualan Lesu Jelang Penutupan Senin

Scoot.co.id JAKARTA. Penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Sukuk Ritel seri SR023 yang akan berakhir besok, Senin (15/9/2025), masih menunjukkan performa yang kurang optimal. Meskipun mendekati penutupan masa penawaran, angka penjualannya belum mencapai target maksimal.

Data dari Bareksa, salah satu mitra distribusi, hingga Minggu (14/9/2025) siang menunjukkan penjualan SR023 yang kurang memuaskan. Untuk tenor 3 tahun, baru terjual 82,65% dari kuota nasional Rp 15 triliun, atau sekitar Rp 12,4 triliun. Sementara itu, SR023 tenor 5 tahun telah terjual 85,8% dari kuota Rp 5 triliun, mencapai sekitar Rp 4,29 triliun.

Meskipun SR023 tenor 5 tahun lebih diminati berdasarkan porsi penjualan, nilai penjualan yang lebih tinggi justru dicapai oleh tenor 3 tahun. Kondisi ini mengindikasikan adanya perbedaan preferensi di antara investor ritel. Namun, secara keseluruhan, penjualan masih jauh dari target yang diharapkan menjelang penutupan masa penawaran.

Batas Akhir Penawaran SR023 Kian Dekat, Amankan Kupon 5,95% atau Lirik Saham?

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, menjelaskan bahwa rendahnya kupon menjadi salah satu faktor penyebab lambatnya penjualan SR023. Kupon yang ditawarkan tergolong rendah, yaitu 5,80% untuk tenor 3 tahun dan 5,95% untuk tenor 5 tahun. “Kupon ini termasuk yang paling rendah sejak produk SBN ritel diluncurkan,” ujarnya.

Ramdhan menambahkan bahwa investor kini semakin selektif dalam memilih instrumen investasi. Kupon yang rendah dapat mengurangi minat beli, meskipun SBN ritel tetap berperan penting dalam pendalaman pasar keuangan domestik dan penyerapan utang negara. “Bukan berarti SBN tidak menarik, namun masyarakat membandingkannya dengan pilihan investasi lain,” imbuhnya. Sebagai contoh, beberapa bank swasta masih menawarkan deposito dengan bunga yang kompetitif di tengah tren penurunan suku bunga.

Pemerintah masih berencana menerbitkan SBN ritel lainnya di sisa tahun ini, yakni ORI028 dan ST015. Ramdhan menekankan pentingnya pemerintah jeli dalam menetapkan kupon agar minat masyarakat tetap tinggi. “Berbeda dengan SBN reguler yang menyasar institusi, SBN ritel ditujukan untuk masyarakat, sehingga memiliki dampak yang lebih besar terhadap perekonomian,” jelasnya.

SR023 Baru Terjual Rp 12,3 Triliun, Masa Penawaran Dibuka Hingga 15 September 2025

Pandangan berbeda disampaikan Ahmad Nasrudin, Fixed Income Analyst Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Ia menilai kupon SR023 untuk kedua tenor sebenarnya sudah lebih tinggi dibandingkan yield di pasar. Namun, ia mengamati pergeseran minat investor ritel ke pasar saham yang menawarkan potensi return lebih tinggi. Penurunan suku bunga berdampak pada penurunan kupon, dan daya ungkit capital gain akibat pemangkasan suku bunga juga tidak setinggi di pasar saham, tambahnya.

Ringkasan

Penjualan Sukuk Ritel Negara (SR023) hingga Minggu (14/9/2025) belum mencapai target. Tenor 3 tahun baru terjual 82,65% (Rp 12,4 triliun) dari kuota Rp 15 triliun, sementara tenor 5 tahun mencapai 85,8% (Rp 4,29 triliun) dari kuota Rp 5 triliun. Meskipun tenor 5 tahun lebih diminati secara persentase, penjualan tenor 3 tahun secara nominal lebih tinggi.

Rendahnya kupon SR023 (5,80% untuk tenor 3 tahun dan 5,95% untuk tenor 5 tahun) menjadi faktor penyebab lambatnya penjualan. Investor kini lebih selektif dan membandingkan dengan instrumen investasi lain seperti deposito. Pergeseran minat investor ke pasar saham yang menawarkan potensi return lebih tinggi juga turut memengaruhi penjualan SR023, meskipun kupon SR023 dinilai lebih tinggi dibandingkan yield pasar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *