Unilever Bagi Dividen & Buyback Saham di Tengah Penurunan Laba?

PT Unilever Indonesia Tbk menunjukkan komitmen kuat terhadap para investornya dengan memastikan pembagian dividen interim tetap berjalan pada tahun ini, meskipun laba bersih pada semester pertama 2025 tercatat turun 13 persen secara tahunan menjadi Rp2,2 triliun. Selain itu, perseroan juga melanjutkan program pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp2 triliun, sebuah inisiatif yang telah bergulir sejak awal tahun.

Dalam ajang Public Expose Unilever Indonesia yang diselenggarakan di Graha Unilever BSD, Tangerang, Banten, pada Rabu (15/10/2025), Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Neraj Lal, menegaskan bahwa komitmen perusahaan terhadap para pemegang saham adalah prioritas utama di tengah dinamika pasar yang terus berubah. “Rencana pembagian dividen interim akan dilakukan pada tahun ini, dan kebijakan tersebut akan berlanjut pada tahun berikutnya,” jelas Neraj, menggarisbawahi konsistensi dalam kebijakan finansial perusahaan.

Lebih lanjut, Neraj mengungkapkan bahwa realisasi program buyback saham telah mencapai sekitar 14 persen dari total nilai yang dialokasikan. Langkah strategis ini, ujarnya, diambil untuk menjaga kepercayaan investor dan mendukung stabilitas harga saham di tengah fluktuasi pasar, menunjukkan pendekatan proaktif perusahaan dalam mengelola nilai investasi.

Meskipun penjualan secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 4,4 persen secara tahunan menjadi Rp18,2 triliun, Unilever berhasil mencatat perbaikan signifikan jika dibandingkan dengan kinerja semester II 2024. Hal ini tercermin dari peningkatan laba sebelum pajak sebesar 819 basis poin, sebuah indikasi nyata dari efektivitas strategi efisiensi dan pengendalian biaya yang diterapkan secara disiplin oleh manajemen.

Peningkatan margin kotor menjadi 48,1 persen dari 45,1 persen pada periode sebelumnya juga menjadi bukti keberhasilan strategi tersebut. Efisiensi ini semakin terlihat dari penurunan biaya penjualan dan pemasaran yang hampir 10 persen, serta biaya administrasi umum yang berhasil dipangkas hingga 23,3 persen dibandingkan tahun lalu, menegaskan komitmen perusahaan terhadap optimalisasi biaya.

Kombinasi antara pembagian dividen, program buyback saham, dan efisiensi operasional ini menjadi representasi nyata dari keseimbangan yang dijaga Unilever antara pertumbuhan berkelanjutan dan tanggung jawab finansial perusahaan. Neraj Lal menegaskan bahwa langkah-langkah ini membuktikan kemampuan Unilever untuk menjaga arus kas positif sambil tetap memberikan nilai optimal bagi para pemegang saham.

Secara bersamaan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar, Unilever Indonesia turut mengumumkan penunjukan Hendri Widiarta sebagai Direktur baru, menggantikan Willy Saelan. Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Go Yap, menyatakan keyakinannya bahwa bergabungnya Hendri akan memperkuat budaya kinerja tinggi dan mempercepat transformasi perusahaan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.

Ringkasan

PT Unilever Indonesia Tbk tetap berkomitmen membagikan dividen interim meskipun laba bersih semester pertama 2025 turun 13 persen. Selain itu, perusahaan melanjutkan program pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp2 triliun untuk menjaga kepercayaan investor dan stabilitas harga saham.

Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Neraj Lal, menyatakan komitmen terhadap pemegang saham sebagai prioritas utama. Perusahaan berhasil mencatat perbaikan signifikan dibandingkan semester II 2024 melalui efisiensi operasional dan pengendalian biaya, yang juga tercermin dalam penunjukan Hendri Widiarta sebagai Direktur baru untuk mempercepat transformasi perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *