Wall Street: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Melemah Terseret Komentar Powell

Scoot.co.id NEW YORK. Wall Street mengakhiri rentetan rekor penutupan tertinggi selama tiga sesi berturut-turut, anjlok setelah pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral Amerika Serikat menghadapi tantangan pelik: menyeimbangkan kekhawatiran inflasi yang masih mengintai dengan kondisi pasar tenaga kerja yang mulai melemah, sebuah pertimbangan krusial dalam keputusan suku bunga The Fed selanjutnya.

Indeks Nasdaq memimpin koreksi pasar, terpukul signifikan oleh penurunan saham Nvidia sebesar 2,8%. Penurunan ini terjadi setelah lonjakan di sesi sebelumnya, yang dipicu oleh pengumuman investasi ambisius produsen chip tersebut senilai hingga 100 miliar dolar AS pada OpenAI.

Pada perdagangan hari Selasa (23/9/2025), ketiga indeks saham utama AS mencatat penurunan. Dow Jones Industrial Average merosot 88,76 poin atau 0,19% menjadi 46.292,78. Sementara itu, S&P 500 turun 36,83 poin atau 0,55% ke level 6.656,92, dan Nasdaq Composite melemah 215,50 poin atau 0,95%, ditutup pada 22.573,47.

Selain Nvidia, raksasa teknologi lainnya seperti Amazon.com, Microsoft, dan Apple juga tidak luput dari tekanan jual, turut mengakhiri sesi dengan koreksi.

Komentar Powell pada hari Selasa gagal memberikan sinyal jelas mengenai waktu pasti pemangkasan suku bunga The Fed berikutnya. Meskipun bank sentral baru saja melakukan pemotongan suku bunga pertama kalinya tahun ini pada pekan lalu dan mengisyaratkan potensi pemangkasan lebih lanjut, kehati-hatian Powell terasa dominan.

Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York, menyoroti pentingnya pidato tersebut. Menurut Cardillo, “Peristiwa penting hari ini adalah pidato Powell. Ia agak dovish, tetapi juga menunjukkan kehati-hatian. Ini mengindikasikan bahwa meskipun ia membuka peluang untuk pemangkasan suku bunga berikutnya, tidak ada petunjuk pasti kapan dan seberapa besar langkah tersebut akan diambil.”

Cardillo menambahkan bahwa sentimen tersebut memicu aksi jual di pasar, “Pasar juga siap untuk semacam penurunan,” katanya, mencerminkan ekspektasi koreksi yang sudah ada.

Selain itu, Powell juga mengungkapkan pandangannya bahwa harga ekuitas saat ini dinilai cukup tinggi. Pandangan ini relevan mengingat tiga indeks utama AS baru saja mencatatkan rekor penutupan tertinggi dalam tiga sesi sebelumnya, mengindikasikan potensi pasar yang terlalu panas.

Dalam konteks kebijakan, rekan-rekan Powell di Federal Reserve sebelumnya telah menyuarakan beragam pandangan, mencerminkan perdebatan internal mengenai arah kebijakan moneter. Sebagai contoh, Wakil Ketua Pengawasan The Fed, Michelle Bowman, berpendapat bahwa The Fed dapat meredam kekhawatiran akan inflasi yang persisten dan harus berkomitmen pada pemangkasan suku bunga demi mendukung pasar tenaga kerja. Ini menunjukkan adanya perbedaan prioritas dalam tubuh bank sentral.

Namun, tidak semua saham berakhir di zona merah. Saham Boeing berhasil membatasi penurunan Dow Jones, melonjak 2% setelah mengamankan pesanan besar dari Uzbekistan Airways yang bernilai lebih dari 8 miliar dolar AS.

Pasca penutupan pasar, saham Micron Technology mencatat kenaikan 0,7% setelah melaporkan hasil keuangan yang solid dan memberikan proyeksi optimistis. Sebelumnya, saham ini telah mengakhiri sesi reguler dengan kenaikan 1,1%.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *