BEI Suspensi Saham BEEF, IPAC dan IDPR Mulai Kamis (2/10), Ini Sebabnya

Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi mengumumkan kebijakan suspensi perdagangan saham bagi tiga emiten, yaitu PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF), PT Era Graharealty Tbk (IPAC), dan PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR). Keputusan penting ini berlaku mulai Kamis, 2 Oktober 2025, dan diberlakukan setelah ketiga saham tersebut mencatatkan lonjakan harga kumulatif yang dinilai sangat signifikan dalam periode terakhir.

Langkah tegas ini diambil oleh BEI sebagai bagian dari strategi cooling down dan bentuk perlindungan investor di pasar modal. Menurut Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, suspensi ini dipandang perlu untuk memberikan ruang bagi para pelaku pasar agar dapat menelaah informasi secara cermat sebelum membuat keputusan investasi. “Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan investor, BEI memandang perlu melakukan suspensi saham BEEF, IPAC, dan IDPR mulai 2 Oktober 2025,” tegas Yulianto.

Penghentian sementara perdagangan saham ini berlaku di pasar reguler maupun pasar tunai, mencerminkan komitmen BEI untuk menjaga stabilitas dan transparansi. Kebijakan ini diharapkan dapat mencegah spekulasi berlebihan dan memastikan bahwa setiap keputusan investasi didasari oleh analisis yang matang.

Sebelum diberlakukannya suspensi ini, ketiga saham tersebut memang menunjukkan pergerakan harga yang luar biasa. Saham BEEF misalnya, ditutup pada harga Rp 620 per saham, melonjak 12,73% dalam sehari, dengan akumulasi kenaikan fantastis mencapai 373,38% secara year-to-date (YtD). Sementara itu, saham IPAC juga tidak kalah impresif, menguat 9,6% ke level Rp 274 per saham, mencatatkan lonjakan 182,47% YtD. Terakhir, saham IDPR terpantau naik 14,21% menjadi Rp 434 per saham, dengan kenaikan signifikan sebesar 158,33% YtD.

Mengingat volatilitas yang terjadi, Bursa Efek Indonesia senantiasa mengimbau seluruh pihak, terutama para investor, untuk senantiasa memperhatikan dan menganalisis setiap keterbukaan informasi yang dirilis oleh masing-masing emiten. Hal ini krusial untuk memastikan bahwa setiap keputusan investasi yang diambil benar-benar bijak dan didasarkan pada data serta informasi yang akurat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *