BI Rate Turun: Strategi Investasi Ciputra Life di SRBI Berubah?

JAKARTA – PT Asuransi Ciputra Indonesia (Ciputra Life) mencatat adanya pergeseran signifikan dalam strategi investasinya. Penempatan dana investasi perusahaan di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dilaporkan mengalami penurunan tajam per Mei 2025, sebuah langkah yang disebut sebagai respons langsung terhadap kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Direktur Ciputra Life, Then Henry Marten, menjelaskan bahwa investasi Ciputra Life pada SRBI tercatat sebesar Rp 4,97 miliar per Mei 2025. Angka ini merefleksikan adanya penurunan sebesar 14% apabila dibandingkan dengan jumlah kepemilikan pada akhir Desember 2024. Penurunan ini mengindikasikan adaptasi portofolio investasi perusahaan terhadap kondisi pasar yang berubah.

Then lebih lanjut mengungkapkan bahwa menyusutnya penempatan investasi pada SRBI ini terjadi seiring dengan merosotnya imbal hasil (yield) instrumen tersebut. Kondisi ini tak lepas dari keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuannya serta penerapan kebijakan pelonggaran moneter. Akibatnya, daya tarik SRBI sebagai instrumen investasi menjadi kurang kompetitif jika dibandingkan dengan pilihan investasi lainnya di pasar.

Suku Bunga BI Turun, Investasi Asuransi Jiwa di SRBI Menyusut

Data dari Bank Indonesia memperkuat alasan di balik pergeseran ini. Setelah suku bunga BI ditetapkan turun menjadi 5,50%, suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga turut tergerus. Angka-angka tersebut yang semula masing-masing 7,16%, 7,20%, dan 7,27% pada awal Januari 2025, kini menjadi 6,40%, 6,44%, dan 6,47% per 16 Mei 2025. Penurunan imbal hasil ini jelas memengaruhi keputusan investasi.

Merespons situasi tersebut, Ciputra Life mengambil langkah proaktif dengan melakukan re-alokasi investasi. Then menjelaskan bahwa perusahaan kini mengarahkan dananya ke instrumen-instrumen yang menawarkan imbal hasil lebih optimal dan potensi keuntungan yang lebih kompetitif. Pilihan tersebut, misalnya, adalah obligasi korporasi (corporate bond) dan obligasi pemerintah (government bond), yang dianggap lebih menarik dalam kondisi pasar saat ini.

Sejalan dengan strategi re-alokasi ini, per Juni 2025, Ciputra Life dilaporkan sudah tidak lagi memiliki portofolio investasi di instrumen SRBI. Hal ini menandai pergeseran penuh dari instrumen yang sebelumnya menjadi bagian dari portofolio mereka.

Fenomena ini juga tercermin pada skala industri. Sebagai informasi, data statistik dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa total penempatan investasi industri asuransi jiwa di instrumen SRBI secara keseluruhan mencapai Rp 2,11 triliun pada posisi Mei 2025. Angka ini mencerminkan penurunan sebesar 7,86% jika dibandingkan dengan posisi Januari 2025 yang tercatat sebesar Rp 2,29 triliun, mengindikasikan tren serupa di seluruh sektor asuransi jiwa.

Penurunan Suku Bunga BI Bikin Daya Tarik SRBI Melemah, Investasi Asuransi Umum Turun

Ringkasan

Ciputra Life mencatat penurunan investasi signifikan di SRBI sebesar 14% per Mei 2025 dibandingkan Desember 2024, menjadi Rp 4,97 miliar. Penurunan ini dipicu oleh penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang menyebabkan imbal hasil (yield) SRBI merosot dan daya tariknya berkurang.

Sebagai respons, Ciputra Life melakukan re-alokasi investasi ke instrumen yang lebih menguntungkan seperti obligasi korporasi dan obligasi pemerintah. Per Juni 2025, Ciputra Life sudah tidak lagi memiliki portofolio investasi di SRBI, sejalan dengan tren penurunan investasi SRBI di industri asuransi jiwa secara keseluruhan yang turun 7,86% menjadi Rp 2,11 triliun pada Mei 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *