JAKARTA – Setelah periode koreksi yang sempat memicu kekhawatiran, harga Bitcoin (BTC) kini menunjukkan sinyal pemulihan yang kuat. Per Senin (20/10/2025) pukul 15.40 WIB, data dari Coin Market Cap mencatat bahwa harga Bitcoin telah melonjak ke angka US$ 111.290, menguat 4,43% dalam 24 jam terakhir. Kenaikan signifikan ini menjadi angin segar bagi para investor di pasar kripto.
Menurut analisis dari Fyqieh Fachrur, seorang analis Tokocrypto, salah satu pendorong utama di balik rebound ini adalah membaiknya hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, secara langsung mengonfirmasi adanya perundingan tingkat tinggi yang bertujuan untuk meredakan ketegangan dan mencegah pecahnya perang tarif baru. Ditambah lagi, adanya kemajuan dalam penyelesaian sengketa mengenai mineral tanah jarang dan chip juga berhasil meredakan kekhawatiran pasar terhadap potensi risiko global yang lebih luas.
Lebih lanjut, dari perspektif kebijakan moneter, pasar kini menaruh ekspektasi besar pada langkah Federal Reserve (The Fed) mendatang. Diperkirakan ada peluang sekitar 95% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC tanggal 29 Oktober. Proyeksi pemangkasan suku bunga ini sangat bersifat bullish bagi Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan, mengingat imbal hasil obligasi yang lebih rendah cenderung mengarahkan arus modal ke aset berisiko dan aset alternatif.
Menariknya, dalam 24 jam terakhir, Bitcoin menunjukkan korelasi yang kuat dengan emas, mencapai level +0,78. Angka ini mengindikasikan bahwa BTC mulai berperilaku layaknya instrumen lindung nilai terhadap pelemahan dolar AS, mirip dengan peran tradisional emas. Fenomena ini memperkuat narasi Bitcoin sebagai “emas digital” di tengah ketidakpastian ekonomi.
Secara analisis teknikal, Fyqieh Fachrur menyoroti bahwa BTC berhasil memantul kembali ke level US$ 110.000 setelah sebelumnya menguji area support kuat di US$ 103.598, yang bertepatan dengan retracement Fibonacci 78,6%. Kenaikan indikator RSI 7 hari dari level 36,14 juga menjadi sinyal positif, menandakan bahwa Bitcoin telah keluar dari area jenuh jual dan membuka peluang untuk melanjutkan momentum kenaikannya. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa histogram MACD masih menunjukkan nilai negatif di -1.339, mengindikasikan bahwa tren jangka menengah belum sepenuhnya berbalik menjadi positif.
Secara keseluruhan, rebound harga Bitcoin saat ini merupakan hasil kombinasi dari faktor makroekonomi yang membaik dan sinyal positif dari analisis teknikal. Pasar secara aktif memposisikan diri untuk menghadapi kemungkinan The Fed yang lebih dovish dan pelemahan nilai dolar AS. Perhatian utama kini tertuju pada rilis data inflasi CPI pada 24 Oktober. Laporan tersebut akan menjadi penentu apakah momentum pemulihan ini dapat dipertahankan atau justru memicu gelombang volatilitas baru menjelang akhir bulan. Fyqieh menambahkan, jika Bitcoin berhasil menutup harga harian di atas US$ 114.898 (level 50% Fibonacci), maka target kenaikan berikutnya di US$ 117.565 akan semakin realistis.
Analis: Bitcoin Diprediksi Naik Setelah Investor Lama Selesaikan Penjualan
Di sisi lain, di tengah menguatnya harga emas, Andri Fauzan dari Crypto Research Reku melihat adanya peluang baru bagi investor untuk menjelajahi instrumen digital seperti XAUT (Tether Gold). XAUT adalah token digital yang dibangun di atas beragam blockchain seperti Ethereum, Solana, dan Tron, di mana setiap token merepresentasikan satu troy ounce emas murni yang disimpan secara fisik. Menurut Andri, token ini didukung 100% oleh cadangan emas aktual, menjamin nilai yang stabil dan mengikuti langsung fluktuasi harga emas spot, menjadikannya pilihan menarik bagi diversifikasi aset digital.
Analis Sebut Harga Emas Terlalu Panas, Dana Bisa Kabur ke Bitcoin!
Ringkasan
Harga Bitcoin (BTC) melonjak ke US$ 111.290, menguat 4,43% dalam 24 jam terakhir, didorong oleh membaiknya hubungan perdagangan AS-China dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, yang dianggap positif bagi Bitcoin karena imbal hasil obligasi yang lebih rendah mendorong investasi ke aset berisiko.
Bitcoin menunjukkan korelasi kuat dengan emas (+0,78) dan berperilaku sebagai lindung nilai terhadap pelemahan dolar AS. Analisis teknikal menunjukkan BTC memantul dari level support di US$ 103.598 dan indikator RSI menunjukkan sinyal positif, meski histogram MACD masih negatif. Investor juga dapat menjelajahi instrumen digital seperti XAUT (Tether Gold) sebagai alternatif diversifikasi aset digital.